Warga Riau Terlantar di Malaysia ‘Bisa Tewas Kami di Sini Uang dan Bekal Menipis” Akibat Lockdown Negeri Jiran

Senin, 23 Maret 2020

BUALBUAL.com - Kebijakan social distancing tersebut, tidak satu pun angkutan umum beroprasi di Malaysia. Salah seorang dari mereka adalah Jas pria paruh baya asal Kepulauan Meranti mengaku kelimpungan mencari keberadaan angkutan umum untuk menuju ke pelabuhan. "Kami di Malaka, di sini tak ada aktivitas kendaraan umum. Sudah beberapa hari kami telantar. Tidak ada kendaraan yang bisa ditumpangi. Puluhan kali upaya untuk order jasa angkutan ditolak semua," ungkapnyaSenin (23/3/20) siang. Upaya untuk menghubungi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaka telah dilakukan namun selalu gagal. "Kami sudah hubungi KJRI lewat berbagai cara. Tapi tak berhasil. Sampai mengirim pesan lewat akun mereka di medsos juga tak dibalas," ungkapnya. Ia memohon perlindungan dari Pemerintah Indonesia. Hal itu dampak kebijakan penutupan pintu keluar dari Malaysia ke Riau. Saat ini hanya menyisakan pintu Malaysia tujuan Kepri. Menurutnya, besar kemungkinan pintu Malaysia tujuan Kepri juga akan ditutup dalam waktu dekat. Jika itu terjadi, maka, ia mengaku bisa berbahaya. Soalnya persediaan atau stok makanan mereka saat ini telah menipis. "Kalau tutup tewaslah kami di sini. Uang menipis. Stok makanan menipis. Aktivitas kerja setop. Makanya kalau itu terjadi, tamat riwayat," ungkapnya. Keberadaannya di Malaka tidak sendiri. Terdapat beberapa rekan kerja terdekat yang mengalami kondisi yang sama. Kondisi itu juga dikeluhkan Tony TKI asal Meranti. Ia mengutuk keras kebijakan Pemerintah Provinsi Riau yang dikabarkan telah menginstruksikan untuk menutup jalur Malaysia tujuan Riau; Malaysia tujuan Dumai, Malaysia tujuan Bengkalis dan Malaysia tujuan Meranti. "Terjadi penumpukan penumpang di beberapa pelabuhan. Itu dampak dari tutupnya jalur Malaysia tujuan Riau. Seperti tujuan Dumai, Bengkalis dan Meranti. Kabarnya itu kebijakan Pemprov Riau," ungkapnya. "Karena itu banyak dari kami yang telantar, tidak dapat tiket. Penginapan tutup semua tidak terima tamu dari Indonesia. Bahkan masyarakat di dekat pelabuhan saja tak memberi izin kami bermalam di wilayah setempat. Kami harus berjalan kaki jauh sekali untuk mencari tempat aman," tambahnya. Seperti Pelabuhan Minyak Beku, Batu Pahat, Malaysia, tujuan Kepulauan Meranti yang telah ditutup, sejak Sabtu (21/3/20) kemarin. Begitu juga dari sana menuju Kabupaten Bengkalis dan Dumai. Kondisi itu disebabkan oleh pademi corona atau wabah Covid-19 di sana yang semakin mengkhawatirkan. Saat ini, Ahad (22/3/20), hanya menyisakan beberapa pintu saja yang masih terbuka: Seperti Pelabuhan Kukup dan Pelabuhan Puteri Harbour, Johor Malaysia yang menyediakan akses para WNI untuk pulang ke Indonesia menuju Tanjung Balai Karimun dan Batam Kepri.     Sumber: riaupos.co