WHO Siap Luncurkan Aplikasi Pendeteksi Gejala Covid-19 dan Pelacakan Kontak Pasien

Ahad, 10 Mei 2020

BUALBUAL.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) bulan ini berencana meluncurkan aplikasi untuk memungkinkan orang-orang di negara-negara yang kekurangan sumber daya untuk mengetahui apakah mereka positif Virus Corona COVID-19.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Sabtu (9/5) WHO juga sedang mempertimbangkan fitur pelacakan kontak berbasis Bluetooth juga, demikian disampaikan oleh seorang pejabat di badan tersebut.

Aplikasi ini akan menanyakan kepada orang-orang tentang gejala mereka dan memberi panduan apakah mereka sudah tertular Covid-19 atau belum, kata Bernardo Mariano, kepala petugas informasi untuk WHO.

Informasi lain, seperti cara diuji, akan dipersonalisasi menurut negara pengguna.

Meskipun WHO akan merilis versi di toko aplikasi secara global, pemerintah mana pun akan dapat mengambil teknologi yang mendasari aplikasi, menambahkan fitur dan merilis versi sendiri di toko aplikasi, kata Mariano dalam sebuah wawancara telepon.

Manfaatnya untuk negara

India, Australia, dan Inggris telah merilis aplikasi virus resmi menggunakan teknologi mereka sendiri, dengan fitur-fitur umum termasuk memberi tahu orang-orang apakah akan diuji berdasarkan gejala mereka dan mencatat pergerakan orang untuk memungkinkan pelacakan kontak yang lebih efisien.

Beberapa negara meningkatkan pelacakan kontak, atau proses menemukan, menguji, dan mengisolasi individu yang berpapasan dengan individu yang menular.

Hal ini dipandang penting untuk membuka ekonomi dengan aman, dan aplikasi yang mengotomatiskan bagian dari proses dapat mempercepat upaya.

WHO mengharapkan aplikasinya menarik minat di negara-negara lain, termasuk beberapa di Amerika Selatan dan Afrika yang jumlah kasus positifnya terus meningkat.

Mereka mungkin kekurangan teknologi dan insinyur untuk mengembangkan aplikasi atau berjuang untuk menawarkan pengujian dan pendidikan.

"Manfaatnya benar-benar untuk negara-negara yang tidak memiliki apa-apa," kata Mariano.

Insinyur dan desainer, termasuk beberapa yang sebelumnya bekerja di Alphabet Inc Google dan Microsoft Corp, telah menjadi sukarelawan selama berminggu-minggu untuk mengembangkan aplikasi baru dengan sekitar lima di antaranya mengawasi proses.

Mereka merancangnya di open-source pada layanan hosting GitHub, artinya kode terbuka untuk masukan publik.

Beberapa anggota tim menolak berkomentar.

Pertimbangan hukum dan privasi

Mariano mengatakan dia ingin memasukkan alat tambahan di luar pemeriksa gejala, termasuk panduan mandiri untuk perawatan kesehatan mental.

Tim juga sedang mempertimbangkan apa yang oleh WHO disebut sebagai penelusuran kedekatan kontak.

Para insinyur telah melakukan pekerjaan pendahuluan dan berbicara dengan pembuat sistem operasi ponsel Apple Inc dan Google tentang kemungkinan mengadopsi teknologi yang rencananya akan dirilis bersama perusahaan bulan ini untuk mempermudah penelusuran.

Teknologi ini bergantung pada "jabat tangan" virtual antara ponsel yang saling berdekatan hanya dalam waktu lima menit.

Ponsel menyimpan catatan pertemuan semacam itu yang dianonimkan, yang memungkinkan seseorang yang kemudian dites positif untuk secara anonim mengirim pemberitahuan ke kontak terbaru tentang kemungkinan paparan virus.

Tetapi Mariano mengatakan pertimbangan hukum dan privasi telah mencegah WHO untuk tidak menambahkan fitur tersebut. Dia menyatakan keprihatinan tentang banyak bisnis yang menggunakan perangkat tertentu dan menggunakan data pribadi untuk meraup keuntungan.

"Kami ingin memastikan kami memagari semua risiko di sekitarnya," katanya.

Apple dan Google mengatakan sistem mereka tidak akan menggunakan data apa pun untuk keperluan lain dan akan dihentikan ketika pandemi sudah berakhir.