Wow..!! Eloknya Wisata Koto Ranah "Mengapai Matahari" Dipuncak Seligi Rohul

Ahad, 25 Februari 2018

BUALBUAL.com, Kampung Wisata Koto Ranah yang terletak di dataran kaki Bukit Suligi memiliki daya tarik tersendiri. Adat yang masih dijunjung dan alam mempesona membuat wisatawan ingingin berkunjung. Daerah ini awalnya berhawa sejuk, sehingga di desa ini banyak tumbuh pohon petai atau biasa disebut masyarakat sekitar dengan sebutan potai. Seiring perkembangan zaman, kampung ini mulai didatangi penduduk dan hawa daerah berubah menjadi panas. Pohon petai juga semakin berkurang, dan hingga kini hanya tinggal beberapa pohon saja. Desa Koto Ranah Kecamatan Kabun merupakan sebuah desa yang berada di dataran kaki Bukit Suligi yang menghampar di sejumlah kecamatan Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau. Semakin banyaknya penduduk, daerah ini menjadi suatu desa yang bernama Desa Koto Ranah yang berjarak sekira 6 kilometer (km) dari jalan lintas Bangkinang-Pasirpangaraian. Jalan menuju desa juga sudah diaspal. Untuk sampai ke kaki Bukit Suligi, menikmati keindahan dari Puncak Ranah merupakan objek wisata 'Menggapai Matahari di Puncak Ranah' bisa ditempuh dengan jarak antara 5 km sampai 6 km dari base camp Komunitas Pecinta Alam (KPA) Koto Ranah. Penduduk yang sebagian besar hidup dari sektor perkebunan ini masih terlihat menjunjung adat kebiasaan yang kental, sebagai warisan dari leluhur. Hal ini terbukti dengan masih adanya ogong kramat yang dipakai sekali dalam satu tahun pada waktu hari raya Idul Fitri, melalui prosesi adat. Meriam kecil yang disebut lelo masih dapat diledakkan menggunakan mesiu. Hal ini memperkuat bukti kampung Koto Ranah berdiri dan ada sejak lama, ditambah dengan baru-baru ini ditemukan sebuah naskah kuno tulisan tangan seorang alim dengan arab melayu memakai kertas bahan eropa yang diperkirakan berusia sekira 3 abad. Konon, naskah kuno tersebut ditulis oleh H. Janggut di Mekkah yang tersimpan secara turun temurun. Naskah dalam bentuk buku tersebut berisikan pendekatan kepada sang khalik dan peribadatan, pengobatan serta senjata pergaulan dalam kehidupan kemasyarakatan. Bukan itu saja, kekentalan adat dan agama masyarakat terlihat pula di desa yang berbatasan langsung dengan kabupaten tetangga Kabupaten Kampar. Masyarakat Koto Ranah masih menjunjung tinggi adat, datuk adat masih pihak penentu dan disegani dan dipatuhi oleh masyarakat. Sampai sampai di setiap tradisi adat disandingkan dengan tradisi agama, salah satu di antaranya adalah melaksanakan 'budikiu' atau berzikir. "Memang zikir bulanlah hal yang unik dan asing untuk agama Islam, dimana-mana selalu dilaksanakan. Akan tetapi di daerah ini keunikannya terletak pada sanksi bagi masyarakat yang tidak melaksanakan," jelas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Rohul Drs. Yusmar M.Si, Sabtu (24/2/2018). Yusmar mengungkapkan tradisi zikir yang dilaksanakan seminggu setelah lebaran hari raya Idul Fitri merupakan sebuah tradisi unik di Desa Koto Ranah. Zikir wajib diiikuti seluruh masyarakat, sehingga mereka dilarang keluar desa dan melaksanakan aktivitas pertanian dan perkebunan. "Semua masyarakat (Koto Ranah) mematuhinya, bagi yang tidak patuh akan diberi sanksi adat," ungkap Yusmar. Keunikan lain masyarakat Desa Koto Ranah, sambung Yusmar, mereka masih menjaga adat istiadat secara kental ini, ditambah adanya peninggalan bersejarah yang masih dapat dipakai dan terpelihara dengan baik. Desa atau kampung Koto Ranah berjarak kurang dari 100 km dari Kota Pekanbaru, ibukota provinsi Riau. Atau 80 km dari Kota Pasirpangaraian, ibukota Kabupaten Rohul, atau sekira 50 km dari Bangkinang yang merupakan ibukota Kabupaten Kampar punya keunikan lain. Desa Koto Ranah punya destinasi wisata alam di daerah perbukitan Suligi dengan melihat matahari terbit atau sunrise dan matahari terbenam atau sunset di ketinggian Puncak Ranah sekira 900 mdpl. Dari destinasi Menggapai Matahari di Puncak Ranah di ketinggian 900 mdpl, pengunjung seperti berada di atas awan, dan bisa melihat danau PLTA Koto Panjang Kabupaten Kampar yang menghampar luas. Bukan itu saja, pengunjung juga akan menikmati hamparan hutan di kawasan Bukit Suligi dan seolah-olah berada di negeri diatas awan. Untuk sampai ke Puncak Ranah, pengunjung harus berjalan kaki sekira 1 jam sampai 1,5 jam. Destinasi wisata Menggapai Matahari di Puncak Ranah, jelas Yusmar, sangat tepat bagi yang suka petualangan, pencinta alam dan kawula muda yang suka dengan alam. Sebelum sampai ke Puncak Ranah, selama pendakian, pengunjung akan melintasi sungai kecil berair jernih, bersih, dan dingin. Hal tersebut menambah suasana alam yang masih asri, sekaligus menikmati ciptaan sang illahi. Menurut Yusmar sangat wajar bila Desa Koto Ranah dicanangkan sebagai Kampung Wisata pertama oleh Bupati Rohul H. Sukiman, sekaligus pembukaan Kemah Bakti Mahasiswa (KBM) Universitas Pasir Pengaraian (UPP) ke-8 di lapangan bola kaki Desa Koto Ranah pada Kamis malam (22/2/2018). "Dengan keunikan wilayah dan kemurnian serta kekentalan kehidupan masyarakat dengan tradisi dan adat istiadatnya, ditambah dengan keaslian alam yang masih asri, desa ini dijadikan Kampung Wisata pertama di Kabupaten Rokan Hulu," kata Yusmar. Kampung wisata Koto Ranah diharapkan dapat menarik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara dengan spesifik dan keunikan yang dimiliki daerah ini. Dengan kemajuan dan perkembangan wisata, tentunya dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan kemajuan Kabupaten Rohul ke depannya. "Semoga harapan ini menjadi kenyataan kita semua," harapan besar Yusmar. Sumber: riauterkini.com Editor: ucu  

loading...