Ibadah Haji 2020 Tetap Dilaksanakan, Kabar Baik dari Arab Saudi, Lockdown Mulai Dilonggarkan

Ahad, 03 Mei 2020

BUALBUAL.com - Setelah dua bulan lockdown, ada kabar baik dari Arab Saudi. Meskipun kasus baru Virus Corona atau Covid-19 masih dilaporkan, pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk melonggarkan lockdown di wilayahnya.

Kebijakan ini diharapkan dapat memulihkan kondisi ekonomi di Arab Saudi yang lockdown sejak awal April 2020 lalu.

Melansir Al Jazeera, 26 April 2020, Raja Salman juga telah mengeluarkan perintah untuk mencabut sebagian jam malam di wilayah kerajaan, kecuali di Mekah dan lingkungan-lingkungan yang diisolasi sebelumnya.

Adapun jam malam tersebut dicabut antara pukul 09.00-17.00.

Toko-toko dan tempat perbelanjaan akan diizinkan buka dari hari ke-6 hingga hari ke-20 Ramadhan.

Pelonggaran ini disebut dapat dilakukan karena telah dijalankannya berbagai teknik pemeriksaan Covid-19 yang membantu Kementerian Kesehatan untuk melacak dan mengobati pasien.

Menurut Juru Bicara Kementerian Dr Mohammed Al-Abd Al-Aly, evaluasi wilayah dan wabah virus terus dilakukan secara berkelanjutan.

"Kapan pun kami merasa perlu meningkatkan tindakan pencegahan pada area tertentu atau pun menguranginya, semuanya bergantung pada evaluasi ini," kata Al-Aly seperti dikutip dari Arab News, Jumat (1/5/2020).

Terlepas dari pelonggaran pembatasan, para penduduk tetap diingatkan untuk menjaga jarak dengan orang lain, mengenakan masker, mencuci tangan atau memastikan disinfeksi ketika berada di luar

umlah total kasus virus corona yang telah dikonfirmasi di negara ini hingga dikutip pada Sabtu (2/5/2020) adalah sebanyak 24.097 kasus.

Dari jumlah itu, 169 orang meninggal dunia, dan 3.555 pasien telah dinyatakan sembuh. Di Arab Saudi, kasus Covid-19 pertama kali dikonfirmasi pada 2 Maret 2020.

Melansir Reuters, 2 Maret 2020, orang yang dikonfirmasi positif Covid-19 itu belum melaporkan kunjungannya ke Iran saat memasuki wilayah Arab Saudi.

Selama Pandemi Corona Kematian pertama Setelah tiga minggu sejak kasus pertama dikonfirmasi, kematian pertama akibat Covid-19 dilaporkan di Arab Saudi pada 24 Maret 2020.

Melansir Al Jazeera, 24 Maret 2020, seorang penduduk Afghanistan berusia 51 tahun meninggal dunia setelah dinyatakan terinfeksi virus corona.

Kasus kematian kedua dilaporkan keesokan harinya, 25 Maret 2020, yaitu pada seorang laki-laki berusia 46 tahun asal Mekah.

Setelah itu, jumlah kasus virus corona terus bertambah setiap harinya.

Penangguhan penerbangan

Dengan terus bertambahnya kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, Pemerintah Arab Saudi pun menangguhkan seluruh penerbangan internasional selama dua minggu mulai 15 Maret 2020.

Namun, penangguhan tersebut kembali diperpanjang melalui pengumuman pada 29 Maret 2020 tanpa batas yang ditetapkan.

Perpanjangan tanpa batas ini ditetapkan sebagai upaya untuk menahan penyebaran virus corona lebih luas.

Selain itu, penerbangan domestik, kereta api, bus, dan taksi juga tetap ditangguhkan.

Pemerintah Arab Saudi juga telah menutup dua tempat suci umat Islam di Mekah dan Madinah bagi orang asing atau pun wisatawan yang berasal dari 25 negara untuk mencegah penyebaran virus.

Sementara, bagi penduduk Arab yang baru kembali dari luar wilayah harus menunggu selama 14 hari untuk dapat masuk ke dua tempat tersebut.

Mengutip Reuters, 6 Maret 2020, menurut laporan dari stasiun TV negara Al-Ekhbariya, pemerintah Arab Saudi membuka kembali dua tempat suci bagi umat islam, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, setelah ditutup untuk disterilkan.

Namun, terus bertambahnya kasus baru membuat pemerintah memberlakukan kebijakan yang lebih ketat.

Pada Selasa (17/3/2020), Pemerintah Arab Saudi menghentikan pelaksanaan shalat di masjid-masjid lain kecuali Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Saat itu, otoritas telah memberlakukan pembatasan untuk beribadah di dalam masjid di Mekah.

Kemudian, mengutip Al Jazeera, 20 Maret 2020, penghentian pelaksanaan shalat lima waktu dan shalat Jumat juga diberlakukan di dalam dan luar dinding kedua masjid tersebut.

Ibadah Haji Bisa Dilaksanakan?

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam bin Abed Al Thaqafi, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan terkait pelaksanaan ibadah haji 2020.

Setelah memberlakukan pelarangan kunjungan akibat pandemi Covid-19, Pemerintah Arab Saudi belum juga membuka akses masuk ke negaranya.

Pemerintah Arab Saudi juga belum memberi informasi terkait izin pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini.

Namun Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia tetap melaksanakan persiapan sambil menunggu kabar terbaru terkait hal tersebut.

Dilansir TribunWow.com dari channel Official iNews, Sabtu (2/5/2020), Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam bin Abed Al Thaqafi, mengatakan bahwa belum ada keputusan dari pemerintahannya.

Pemerintah Arab Saudi belum bisa memberi informasi apakah ibadah haji 2020 akan dibatalkan atau tetap dapat dilangsungkan.

Esam menyatakan bahwa bila ibadah haji pada tahun 2020 ini bisa dilakukan, pemerintah Arab Saudi pasti akan segera mengabarkan ke seluruh dunia.

"Nanti kalau memang sudah betul akan dilaksanakan, seluruh negara atau seluruh penduduk dunia akan diberi kabar terkait pelaksanaan haji pada tahun ini," ujar Esam.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Esam seusai memberikan sumbangan sembako bagi masyarakat muslim di Indonesia.

Sementara itu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama tetap berusaha mempersiapkan pelaksanaan ibadah haji 2020.

Hal ini dilakukan agar bila sewaktu-waktu pemerintah Arab Saudi mengizinkan, maka jemaat dari Indonesia bisa langsung berangkat.

"Prinsipnya Indonesia selalu menyiapkan segala sesuatu yang memang perlu disiapkan, sembari kita tentu menunggu pengumuman kepastian dari Pemerintah Arab Saudi," ujar Sekjen Kemenag, Choirul Huda Basyir saat dikonfirmasi dalam kesempatan yang sama.

"Jadi sampai sekarang kita juga melakukan apa yang sebagaimana dilakukan persiapan-persiapannya."

"Tetapi segala sesuatunya akan mengikuti apa yang menjadi ketetapan dan ketentuan pemerintah Saudi," imbuhnya.

Menurut kabar yang beredar, Imam Besar Masjidil Haram, Syekh Abdurrahman as Sudais berencana akan membuka kembali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.

Pelaksanaan Ibadah Haji 2020 disebutkan akan dapat dilakukan meskipun dengan pengawasan ketat dan sesuai protokol penangan Covid-19.

Skenario Ibadah Haji 2020

Menteri Agama, Fachrul Razi, menjelaskan sejumlah skenario yang telah disusun terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2020.

Sebelumnya, Keputusan Arab Saudi menutup akses kedatangan umrah bagi puluhan negara, demi mencegah penyebaran Virus Corona baru.

Hal ini membuat ribuan jemaah kecewa, karena mereka telah menunggu selama beberapa waktu, namun akhirnya batal untuk bisa menjalankan ibadah tersebut.

Pemerintah masih mengupayakan jalan terbaik untuk membantu para jemaah maupun biro perjalanan umrah.

Pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi, agar visa jemaah Umrah bisa diterbitkan ulang atau diperpanjang tanpa ada biaya tambahan kepada jemaah.

Menteri Agama, Fachrul Razi, menjelaskan sejumlah skenario yang telah disusun terkait pelaksanaan ibadah haji tahun 2020, Senin (13/4/2020). (Youtube KompasTV)

Dilansir KompasTV, Senin (13/4/2020), Fachrul menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan dua skenario.

Ia menjelaskan bahwa kemungkinan pertama mengasumsikan ibadah haji tersebut tetap terlaksana sehingga segala persiapan tetap dijalankan seperti biasa.

"Alternatif pertama, kita asumsikan kita akan berangkat, atau jemaah haji tahun ini tetap berangkat sebagaimana direncanakan," jelas Fachrul.

Namun skenario kedua mengasumsikan bahwa ibadah haji tahun 2020 akan dibatalakan sehingga telah disiapkan rencana-renacana mitigasi.

"Asumsi kedua atau alternatif kedua yang kita siapkan adalah mitigasi seandainya haji tahun ini dibatalkan," imbuhnya.

Sebagai implementasi dari dua skenario tersebut, pemerintah telah menjalankan proses persiapan secara pararel.

Sejumlah orang dari tim persiapan pelaksanaan haji kementrian agama masih terus melakukan persiapan bila haji tahun ini diberangkatkan.

"Sekitar 40 orang tim haji kita tetap melanjutkan kegiatan-kegiatan penyiapan akomodasi, transportasi darat, kemudian masalah makanan," ujar Fachrul.

Penetapan keberangkatan para jemaah haji tahun ini akan diputuskan setelah adanya kabar dari pemerintah Arab Saudi.

Apabila pemerintah Arab Saudi mengizinkan dilaksanakannya ibadah haji, maka pihak kementrian agama sudah siap memberangkatkan jemaah.

Namun apabila dari pihak pemerintah Arab Saudi tidak mengizinkan jemaah untuk datang ke negaranya, maka pemerintah Indonesia akan membatalkan pemberangkatan dan melaksanakan skenario mitigasi yang telah disiapkan.


 

 

 

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kabar Baik dari Arab Saudi, Lockdown Mulai Dilonggarkan, Ibadah Haji 2020 Tetap Dilaksanakan?, https://makassar.tribunnews.com/2020/05/02/kabar-baik-dari-arab-saudi-lockdown-mulai-dilonggarkan-ibadah-haji-2020-tetap-dilaksanakan?page=4.