Ingin Membangun Riau, M Nasir Singgung Kampung Cagubri 01 yang Belum Teraliri Listrik 24 Jam

BUALBUAL.com - Pasangan Calon Gubernur Riau Nomor urut 02 M Nasir-HM Wardan saling serang dengan Abdul Wahid-SF Haryanto dalam debat kedua Pilgubri, Minggu (17/11/2024) malam.
Nasir menyinggung soal kampung desa kelahiran Abdul Wahid Desa Simbar, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang belum teraliri listrik 24 jam.
Debat panas ini berawal dari pertanyaaan panelis kepada calon Gubri nomor urut 02 soal pengembangan ekonomi hijau dan ekonomi biru sama-sama berkontribusi pada keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan perlindungan lingkungan serta berpotensi meningkatkan kwalitas hidup masyarakat Riau.
Dalam hal itu, M Nasir menyampaikan bahwa kawasan hijau di Provinsi Riau saat ini masih menjadi kawasan hutan, namun ketika dirinya diamanahkan menjadi gubernur maka kawasan tersebut akan dijadikan perkebunan masyarakat untuk diserahkan kepada masyarakat.
"Tujuannya untuk menghilangkan kemiskinan masyarakat riau kedepannya," tutur M Nasir.
Selain itu kata M Nasir, pentingnya membangun tata ruang Riau yang baik dan terkoneksi dengan 12 kabupaten/kota untuk pertumbuhan ekonomi.
"Lautnya kita kelola, pasarnya kita sediakan agar hasil tangkapan (ikan-red) memiliki harga yang baik, maka dari kita akan membuat regulasi tentang pasar agar hasil laut didaerah pesisir memiliki harga penjualan sesuai dengan standarnya.," papar nasir soal ekonomi biru.
Atas hal itu, Paslon 01 Abdul Wahid memberikan tanggapan dengan menyampaikan bahwa pemanfaatan ekonomi hijau dan biru sebenarnya sederhana, bagaimana memanfaatkan laut sebagai sumber penghasilan baru bagi ekonomi masyarakat.
Pertama kata Wahid, memanfaatkan ombak dan arus laut untuk dijadikan sumber energi listrik. Kedua bagaimana memberdayakan ekonomi hijau yang memiliki potensi luar biasa.
"Kita punya sawit, dimana lidi sawit ini bisa dijadikan bahan kertas dan daun sawit bisa dijadikan makan ternak. Maka dari itu akan kita tingkatkan produk-produk seperti ini untuk membantu rakyat," ungkap Wahid memberikan tanggapan.
Mendengar tanggapan tersebut, M Nasir langsung memberikan reaksi dengan mengatakan bahwa Kabupaten Inhil adalah tempat kelahiran Wahid. Di Inhil itu orang pakai sampan mencari ikan, jual ikannya cuma Rp 4 ribu sekilo.
"Coba kita lihat ke bawah sampai ke sana. Bagaimana kita buat tempat pelelangan ikan, ikan punya arti dan harga yang pasti. Itu yang paling penting," tutur M Nasir.
"Kedua, itu tempat dek Wahid lahir kita stabilkan listrik di sana. Hari ini di sana tempat desa adek Wahid lahir aja belum 24 jam. Gimana kita coba? Harus kita adakan listrik supaya kalau tangkapan ikan ini dapat di taruh ke kulkas biar aman dan harganya stabil. Mungkin itu saran kami," tutup M Nasir.
Tak sampai disitu, saling serang antara Nasir dan Abdul Wahid kembali terjadi saat panelis melemparkan pertanyaan mengenai
menjadikan bonus demografi sebagai modal maju Indonesia emas tahun 2025.
Pertanyaan itu kembali dijawab Nasir dengan memaparkan bahwa di Riau rata-rata 50 ribu lebih masyarakat dibawah garis kemiskinan.
Untuk mengatasi hal itu, M Nasir berjanji akan memberikan bantuan Bank Riau berupa kredit tanpa anggunan dan tanpa bunga buat masyarakat. Bahkan ia juga menjanjikan akan menurunkan dana APBN ke Riau minimal Rp 10 triliun sampai Rp 15 triliun per tahun untuk membangun infrastruktur di Riau.
Dipenghujung waktu, Nasir kembali menyindir Abdul Wahid yang berjanji membangun Riau, namun desa kelahirannya saja listrik belum 24 jam.
"Ini adek kami Wahid. Untuk desanya saja dia belum siap menghidupkan lampunya 24 jam. Bagaimana dia mau membangun negeri ini. Kami tau betul bagaimana hari ini Inhil," kata Nasir.
Pernyataan M Nasir itu juga mendapat respon Abdul Wahid dengan mempertahankan siapa Bupati Inhil yang menjabat saat itu. (Sebagai informasi, Nasir menggandeng Muhammad Wardan sebagai calon Wakil Gubernur Riau HM Wardan merupakan Bupati Inhil dua periode).
"Pak Nasir, Pak Nasir. Siapa ya bupatinya waktu itu, siapa ya?. Saya rasa begini, yang ditanya apa jawabnya apa?, yang ditanya soal lapangan kerja di jawab soal ekonomi," tanggap Abdul Wahid sembari memaparkan soal lapangan kerja.
Tak sampai disitu, M Nasir juga kembali menyindir Wahid yang masih kurang pengalaman dan 'jam terbang'.
Nasir juga menegaskan, dirinya sengaja tidak menjawab pertanyaan secara gamblang. Namun ia lebih memilih memaparkan kondisi nyata yang dialami masyarakat hari ini.
"Dek Wahid, kita melihat bukan yang ditanya harus kita dijawab, tapi kenyataan yang harus kita sampaikan di publik. Itu yang harus kita sampaikan supaya masyarakat Riau melihat bahwa inilah yang terjadi," tutup M Nasir. (Arbain)
Berita Lainnya
Kasmarni Semakin Dekat Pilkada, Semakin Banyak Berita Hoax Bertebaran
Ribuan Relawan dan Simpatisan KDI, Door To Door Menjemput Suara se Kabupaten Bengkalis
DPC PDIP Inhil Serahkan 45 Berkas Bacaleg ke KPU dengan Diiringi Pawai Budaya
PPP Riau Yakin Tak Besar Pengaruhnya pada Elektabilitas Partai, Romahurmuziy Kena OTT KPK
Reses di Kemuning Tua, Septina: Saya Tak Ingin Berjanji Tapi Usulan Masyarakat Selalu Saya Perjuangkan dan Alhamdulillah dapat
Terus Mengalir! Panglimo Sakai Duri Nyatakan Dukungan ke Balon Pasangan 'KDI Mewah'
DPD Partai Nasdem Kabupaten Natuna Siap Berjibaku Menangkan Pemilu 2024
KBS Kembali Tunjukkan Dominasi, Menang Telak PSU 3 TPS di Pinggir dan Bathsol
Pemilu 2024 Sudah Final, Ketua Gerindra Inhil Asmadi: Kami Sudah Siap Hadapi Pileg, Pilkada dan Pilpres
Sunaryo: DPW PAN Riau Tagih Janji dan Komitmen Syamsuar untuk Jadi Ketua Partai
Tak Terbendung, Setelah UAS Giliran Akademisi Kompak Dukung Paslon 03
Wan Abubakar, Riau Harus Ada Terobosan Baru