PILIHAN
Selalu Mengelak, PT Puspandari Karya Terancam Dipolisikan
20 Oktober 2025
D'Sayur TPI Cabang Ke 3,Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal
20 Oktober 2025
Gubernur Ansar Turuti Permintaan Geber Kepri
07 Oktober 2025
Arkeolog Pastikan Batu Bersusun Cidahu Bukan Peninggalan Zaman Lampau
Bualbual.com, Masyarakat sekitar Sungai Cibojong, Desa Jayabakti, Kecamatan Cidahu, Sukabumi sejak Kamis (1/2/2018) dikejutkan dengan penemuan 90 titik batu bertumpuk di aliran Sungai Cibojong.
Lutfi Yondri, peneliti utama di Balai Arkeologi Jawa Barat, memastikan bahwa batu bertumpuk tersebut bukan hasil peninggalan masa lampau.
“Saya pastikan, itu (batu bersusun Cidahu) bukan peninggalan budaya lama. Peninggalan budaya lama tidak akan bertahan hingga sekarang apabila ditumpuk tanpa ikatan,” ujar Lutfi lewat pesan singkat.
Lutfy menjelaskan bahwa batu bersusun di Cidahu hanya mengandalkan keseimbangan saat menumpuknya. Di beberapa negara, batu bersusun ini termasuk karya seni dan disebut stone balancing.
Dengan demikian, tumpukan batu akan mudah roboh tatkala terkena guncangan. Apalagi, kawasan selatan Jawa Barat akhir-akhir ini kerap dilanda gempa.
Sementara itu, Lutfi juga menerangkan, batu bersusun yang dikategorikan peninggalan budaya masa lalu berupa dolmen, pelinggih, tahta batu, batur punden, dan punden berundak.
Dolmen merupakan batu datar yang ditopang oleh batu lain yang berfungsi sebagai kaki. Pada zaman dahuulu, batu disusun secara berundak dengan tujuan tertentu seperti dolmen yang dipakai sebagai meja persembahan ke nenek moyang.
Di Jawa Barat sendiri, batu bersusun peninggalan budaya lama bisa ditemukan di Pagguyangan, Sukabumi. Tersebar pula di Tugu Gede, Salak Datar, Gunung Padang, dan Cianjur.
Lutfi pun menyayangkan sikap pihak yang menyusun batu tersebut tanpa berkomunikasi dengan warga ataupun aparat setempat. Jika komunikasi dilakukan, terbuka peluang untuk menjadikannya obyek wisata.
“Itu sesuatu yang sangat menarik untuk menambah daya tarik pariwisata di daerah Sukabumi. Sukabumi mulai tersohor dengan Geopark Ciletuhnya,” ujar Lutfi.
Sekretaris Desa Jayabakti sudah memperkirakan susunan batu tersebut dibuat oleh oknum manusia. Dugaan ini menepis persepsi warga yang menghubungkan batu bersusun dengan mistis dan gerhana bulan.
"Saya sudah meyakini batu-batu bertumpuk ini dibuat manusia. Saya juga sempat mencobanya di rumah, dan bisa menumpukkan batu hingga 5 sampai 6 batu ke atas," tuturnya.
sumber: kompas.com


Berita Lainnya
Cegah Penipuan! Fitur Jumlah Pelamar CPNS Dihapus
Bersempena Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H, Walikota Pekanbaru Lantik Kepengurusan IKWM Pekanbaru Priode 2020-2024
Warga Balai Pungut Meradang, Puluhan Rumah Retak Diduga Akibat Getaran Mesin PLTGU
Kapitra: Memangnya Mau Minta Hujan 'Munajat 212 Bakal Digelar di Monas'
Di Temani DPRD Inhil Kuker ke Pulau Burung, Pjs Bupati Rudyanto Laksanakan Shalat Jumat di Mesjid Darrusalam
Kodim 0314 Inhil Gelar Jum'at Bersih Taja Hari Juang Kartika
Kalau Tak Ada Haral Melintang, 772 Mahasiswa Unisi Akan di Wisudakan Sabtu Mandatang
Universitas Riau Raih Juara 1 Lomba Essay Nasional Mukernas
Secara Aklamasi Edy Tanjung Ketua Umum IPSI Riau periode 2017-2021
Plh Bupati Bengkalis, “Seluruh Sumber Daya di RSUD Bengkalis Harus Dioptimalkan untuk Layani Kasus Covid-19”
Pjs.BUPATI RUDIYANTO HADIRI PEMBUKAAN PELATIHAN PENGELOLA BUM-Des SE-PROVINSI RIAU
Akibat Kelelahan, Ketua KPU Kota Dan Kabupaten Bekasi Dilarikan Ke Rumah Sakit