PILIHAN
Kata Tim Jokowi: Prabowo Tak Pantas Marah pada Pers soal Reuni 212
BUALBUAL.com, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyesalkan penyataan calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut pers banyak berbohong dalam memberitakan Reuni Aksi 212 di Monas.
Hal itu menanggapi insiden Prabowo menolak diwawancara oleh sejumlah media lantaran merasa pemberitaan aksi 212 tidak objektif.
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding menilai Prabowo tidak pantas menyampaikan hal itu, apalagi disertai emosi.
"Saya terus terang prihatin bahwa statement ini tidak sepantasnya diucapkan, apalagi dengan nada emosi dan dorong-mendorong," ujar Karding di Rumah Cemara, Jakarta, Rabu (5/2018).
Karding mengaku telah melihat potongan video kejadian saat Prabowo menolak diwawancara. Ia menyaksikan Prabowo terlihat emosi dan mendorong kamera salah seorang pewarta yang hendak mewawancarainya.
Terkait dengan tudingan pemberitaan Reuni Aksi 212 ada kebohongan, Karding mempertanyakan alasan Prabowo marah. Padahal, ia menyebut Prabowo bukan panitia aksi tersebut.
"Harusnya yang marah-marah itu panitia atau pesertanya kalau betul bahwa terjadi kebohongan, ketidakobjektifan," ujarnya.
Atas kemarahan itu, Karding justru semakin yakin Reuni Aksi 212 digerakkan oleh Prabowo. Penilaian itu, kata dia, merupakan hal yang wajar terjadi ketika melihat Prabowo marah. Sebab, Prabowo mengklaim tidak ada sangkut pautnya dengan aksi tersebut.
"Dia tidak ada hubungannya marah-marah soal jumlah peserta dan sebagainya karena panitianya bukan Pak Prabowo. Kalau dia marah-marah tidak mendapat peliputan yang cukup berarti sesungguhnya panitia utamanya adalah Pak Prabowo," ujar Karding.
Karding mengingatkan Prabowo dan Gerindra menjadi besar karena pers. Oleh karena itu, ia meminta Prabowo tidak memperlakukan pers dengan cara arogan.
Menurutnya, pers merupakan pilar tersendiri dalam membangun demokrasi meski pascajatuhnya pemerintahan Soeharto mengalami dinamika.
"Jika dibandingkan masa Soeharto di mana Pak Prabowo itu menikmati hidup bersama keluarga besar Soeharto, itu jauh dan sangat jauh berbeda dengan hari ini," ujarnya.
Terkait kondisi pers saat ini, politisi PKB ini menilai sudah sangat demokratis. Ia melihat pers saat ini tidak dibredel saat membuat pemberitaan tentang pemerintah sepanjang berdasarkan kaidah jurnalistik.
"Nah, jadi menurut saya ini sesuatu yang sangat disayangkan karena seakan-akan pers ini satu lembaga yang merusak demokrasi dan lain sebagainya. Menurut saya ini tidak betul dan tidak pantas diucapkan oleh Pak Prabowo," ujar Karding.
Saat berpidato di acara puncak hari disabilitas Internasional, Prabowo mempersoalkan objektivitas media ketika meliput Reuni Aksi 212 di Monas. Dia menyebut jurnalis telah mengkhianati profesi dan menjadi antek pihak yang ingin menghancurkan Republik Indonesia.
Prabowo juga meminta masyarakat tak perlu lagi menghormati profesi jurnalis karena menurutnya pers sudah tak lagi objektif.
"Tidak usah, saya sarankan kalian tidak usah hormat sama mereka (wartawan) lagi. Mereka hanya anteknya orang yang ingin hancurkan republik Indonesia,"
cnnindonesia
Massa berkumpul di Monas saat Reuni Aksi 212. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
|
Berita Lainnya
OSO Sebut: Daerah Masih Membutuhkan Jokowi?
Presiden Jokowi Dinobatkan Jadi Presiden yang Peduli Bakso
Bukan Ilusi Lagi, Di Era Jokowi Rakyat Makin Susah "Itu Kenyataan"
TKN Jokowi: Basarah Bicara Fakta, Soeharto 'Guru Korupsi'
Telah Beredar Surat Pernyataan Buzzer Jokowi Ninoy Karundeng Diselamatkan Pengurus Masjid Al Falah
Acara Deklarasi Dukung Jokowi di Yogya Di Warnai Keributan
Presiden Jokowi Banggakan Indonesia Tiga Tahun Bebas Karhutla
Jangan Habis Manis Sepah Dibuang, Kapan Jokowi Besuk Romi?
Tertangkapnya Romi Oleh KPK, Dinilai Bakal Bikin TKN Jokowi-Ma'ruf Repot
Syamsuar dan Menteri LHK Kampanyekan Jokowi di Kandis Riau
Di Masjid Bani Umar Bintaro, Jokowi Bagikan 351 Sertifikat Tanah
Apa Kata Jokowi: Pertemuan diam-diam, Luhut, Prabowo Maju capres 2019