Diskes Riau Imbau Warga Jaga Kebersihan, 9 Orang Meninggal Kena DBD

BUALBUAL.com - Sedikitnya sembilan orang warga Provinsi Riau meninggal dunia akibat penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Data itu terhitung sejak Januari hingga Maret 2020.
Demikian diutarakan Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Minggu (19/4/2020) di Pekanbaru. Dia mengatakan, dari sembilan warga meninggal dunia, tercatat pada Januari terdapat lima orang warga Riau meninggal karen DBD. Kemudian Februari tiga orang dan Maret satu orang.
Lebih lanjut Mimi menyampaikan, lima warga yang meninggal di Januari satu orang warga dari Kampar, dua dari Kuantan Singingi, satu dari Siak dan dagu dari Kepulauan Meranti.
"Kemudian tiga orang dibulan Februari, satu dari Pekanbaru, dan dua dari Indragiri Hilir. Lalu satu orang meninggal dibulan Maret dari Kabupaten Siak," jelasnya.
Sedangkan untuk jumlah kasus DBD pada Januari, sebut Mimi, ada sebanyak 790 kasus, Februari 565 dan Maret 420. Untuk dibulan Januari, daerah yang paling banyak ditemukan kasus DBD yakni Bengkalis dengan jumlah 136, kemudian Pekanbaru 126 dan Kuantan Singingi 102 kasus.
"Pada bulan Februari, kota Pekanbaru jadi daerah yang banyak ditemukan kasus DBD yakni sebanyak 98, Dumai 84 dan Bengkalis 75. Kemudian Maret, Pekanbaru banyak juga ada 82 kasus, kemudian Dumai 70 dan Bengkalis 60," paparnya.
Untuk mencegah penyebaran penyakit DBD, kata Mimi, bisa dilakukan dengan cara kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) mulai dari lingkungan rumah masing-masing. Kegiatan PSN harus difokuskan pada tempat-tempat yang disukai nyamuk Aedes Aegypti.
"Nyamuk Aedes Aegypti ini suka di
genangan air yang tidak bersentuhan dengan tanah secara langsung. Seperti misalnya bak kamar mandi, tempat penampungan air, air pembuangan kulkas tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum, atau barang bekas disekitar rumah dan lainnya," sebutnya.
Karena itu, Mimi mengimbau kepada masyarakat menjaga kebersihan, terutama membersihkan tempat-tempat dimaksud, dan pastikan tidak terdapat jentik nyamuk.
"Karena satu jentik nyamuk betina, dalam 12-14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Dan satu nyamuk betina dewasa sekali bertelur bisa mencapai 100-150 butir telur," terangnya.
"Kemudian dalam masa hidup nyamuk betina dewasa berkisar satu bulan, bisa bertelur hingga lebih kurang empat kali. Jadi bisa dibayangkan satu nyamuk betina bisa bertelur hingga 600 telur sebulan. Jadi jika melihat ada jentik berarti kita terancam demam bisa," katanya.
Mimi menambahkan, nyamuk Aedes Agypti jam kerjanya pada pagi hari mulai pukul 09.00-10.00 WIB, dan sore hari pada pukul 15.00-16.00 WIB.
"Kita mengimbau masyarakat untuk memakai selalu lotoin anti nyamuk, terutama bagi anak-anak, baik mau berangkat sekolah pagi hari atau saat bermain sore hari," tukasnya.
Berita Lainnya
Provinsi Riau Akan Miliki Pusat Konservasi Harimau Sumatera
Tangani Covid-19 Bengkalis Sudah Jalankan Inpres Nomor 4
Desa Lancang Kuning Jadi Pilot Projek Kampung Reforma Agraria
Jumat Berkah, Rahma Berikan Bantuan kepada Warga yang Jalani Isoman
Gubernur Ansar Ahmad Serahkan 12.291 Sertifikat Tanah Gratis ke Masyarakat Kepri
Pemko Pekanbaru Terus Galakkan Physical Distancing Upaya Pencegahan Penyebaran Virus corona
PSBB Pekanbaru Diberlakukan, Bandara SSK II Tetap Beroperasi
Menyusuri Pantai, Plt Bupati Bintan dan FKPD Jogging Sambil Pungut Sampah
Dari 3 Desa di Riau, Desa Sungai Intan Inhil, Masuk Nominasi Percontohan Desa Anti Korupsi
Diakhir Masa Jabatan, Ini yang Disampaikan Bupati Yopi kepada ASN dan Tenaga Honorer
Gubernur Ansar: Terus Perkuat Ekonomi Desa - desa di Kepri
Jubir Gugus Tugas: Riau Belum Aman dari COVID-19