Pantun Ikan Selanggat Ikan Tenggiri Calon Bupati Inhil Ferryandi Sedang Trending di Media Sosial

BUALBUAL.com - Belum satu hari usai mendaftarkan diri sebagai calon bupati dan wakil bupati, media sosial diramaikan dengan pantun yang diciptakan oleh Ferryandi, calon bupati Indragiri Hilir (Inhil). Pantun-pantun ini telah menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, menjadikannya trending dan menarik perhatian publik.
Pantun-pantun Calon Bupati Inhil Ferryandi ini dikenal dengan keunikan dan kreativitasnya yang mencerminkan karakter calon bupati dan wakil bupati tersebut.
Setiap pantun bukan hanya berisi pesan politik, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya lokal yang kental. Hal ini tentunya berfungsi untuk memperkenalkan Ferryandi secara lebih personal kepada masyarakat Inhil dan sekitarnya.
Pada kesempatan sebelum berangkat dari kantor DPC PKB Inhil Calon bupati dan wakil bupati Inhil sempat menyampaikan pidato politiknya kepada pendudung, Ferryandi menyapa dengan salam pembukaan dengan berpantun "Ikan Selanggat Ikan Tenggiri, Mari di asak dalam Kuali, Jangan lupa Ferry dan Dani Orangnya Ganteng Sekali" Pantun ini mendapat sambutan hangat dari para pendukung dan simpatisan pendukung.
Apa yang membuat pantun-pantun ini begitu viral? Pertama, gaya penyampaian yang segar dan mudah diingat. Pantun sebagai bentuk puisi yang diindentik dengan melayu di riau sering kali mampu menyampaikan pesan dengan cara yang lebih menarik dan menyentuh. Kedua, kemampuan Ferryandi dalam merangkai kata dengan cerdas dan humoris mampu menarik perhatian berbagai kalangan.
Selain itu, pantun-pantun ini juga sering dibagikan dengan komentar dan reaksi dari pengguna media sosial, yang turut memperkuat jangkauan dan dampak dari konten tersebut.
Dalam dunia politik, kreativitas dalam berkomunikasi sangat penting untuk membangun kedekatan dengan pemilih. Ferryandi tampaknya memanfaatkan media sosial dengan sangat efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Dengan fenomena pantun ini, ia tidak hanya berusaha menarik simpati pemilih, tetapi juga memperkuat citra dirinya sebagai calon yang dekat dengan budaya dan tradisi lokal.
Secara keseluruhan, fenomena pantun Ferryandi menunjukkan bagaimana elemen budaya dapat berperan penting dalam kampanye politik. Ini juga mencerminkan perubahan dalam cara politikus berkomunikasi di era digital, di mana kreativitas dan keberanian dalam berinovasi dapat menjadi kunci untuk menarik perhatian dan membangun hubungan dengan publik.
Berita Lainnya
Besok Kalau Tidak Ada Aral Melintang, ADT Dilantik PAW James Pasaribu Sebagai Anggota DPRD Riau
Ketum PDIP Umumkan Mahfud MD Cawapres Ganjar
Muswillub PPP Riau Diklaim Tak Sah, Ikbal Sayuti Serang Balik, Itu Pendapat, Bukan Putusan Mahkamah Partai!
Presiden PKS Tegaskan Usung INSANI Bersama Hanura Pada Pilkada Kepri
SYAMSUAR: Kita Dukung dan Pilih Dulu Abdul Wahid Jadi Gubernur, Baru Minta Bantu
Masyarakat dan Tim Kemenangan Antusias Berikan Dukungan kepada Paslon 02
Optimis Menang Satu Putaran, Tim Pemenangan Ganjar-Mahfud di Pekanbaru Terbentuk
10 Ribu Massa Akan Hadiri Deklarasi dan Jalan Sehat Bersama Pasangan Balon Walikota Edy-Bibra
Bawaslu Bengkalis Terima Laporan Warga Terkait Dugaan Politik Uang Bermodus Pupuk Subsidi
Muswil ke-VI PKB Riau, Nama Abdul Wahid Mencuat untuk Dijagokan Jadi Gubri Selanjutnya
Isu Munaslub Partai Golkar Merembet ke Daerah, Syamsuar 'Digoyang' dari Kursi Ketua DPD Riau
Diisukan Pindah Partai Demi Maju DPR RI, Akhirnya Bupati HM Wardan Buka Suara