PILIHAN
Proyek Tol Listrik Tertunda, Bupati Wardan Berharap Masyarakat Harus Berbesar Hati

bualbual.com, Proyek Tol Listrik Sumatera masih terkendala pembebasan lahan di Inhil. Bupati M Wardan menghimbau masyarakat berbesar hati demi pembangunan dan kemajuan daerah.
Manager Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Sumatera 2 PT PLN (Persero), Rahmat Basuki mengatakan, tapak tower untuk transmisi Rengat - Tembilahan yang berada di Kabupaten Indragiri Hilir berjumlah 22 titik. "Titik-titiknya tersebar di empat kecamatan," sebutnya.
Pembangunan 22 tapak tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV di Kabupaten Indragiri Hilir terhambat oleh pembebasan lahan. Penyebab, para pemilik tanah enggan menerima ganti rugi yang ditawarkan oleh PLN. Akibatnya, proyek strategis nasional tol listrik yang melintasi Riau belum bisa dituntaskan.
"Sebanyak 11 titik di Kecamatan Kempas, 1 titik di Kecamatan Tembilahan, 6 titik di Kecamatan Tembilahan Hulu dan 4 titik di Kecamatan Tembilahan Kota," tambahnya.
Rachmat mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah pertemuan dengan masyarakat untuk mengkomunikasikan tentang rencana ganti rugi atas pembebasan lahan tersebut. Sayangnya, beberapa kali pertemuan digelar, masyarakat tetap enggan membebaskan lahan. "Sebagian dari mereka malah meminta harga tinggi untuk ganti rugi tersebut," katanya.
Untuk nilai ganti rugi itu sendiri, kata Rachmat, harga tanah ditetapkan oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Lembaga ini yang dipercayakan pemerintah untuk menilai ganti rugi aset warga baik berupa tanah, tanaman maupun bangunan.
"Jadi tidak mungkin kita mempermainkan harga. Atau memberikan harga di atas yang ditetapkan KJPP," ungkapnya.
Rachmat juga mengatakan, pihak pemerintah setempat juga sudah memediasi PLN dengan masyarakat. Dalam beberapa kali pertemuan Pemkab Inhil secara persuasif meminta pemilik tanah untuk legowo dan mengedepankan kepentingan publik
Menyikapi persoalan tersebut Bupati Indragiri Hilir Drs HM Wardan menyebutkan program kelistrikan sejatinya juga menjadi program pemerintah Inhil. "Tersedianya daya listrik yang cukup di daerah kita, tentunya juga akan membuat pembangunan di daerah ini berjalan lebih, " sebutnya.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat yang pemilik tanah legowo duduk bersama dengan PLN untuk mencari solusi terbaik demi kemaslahatan umum. "Pemerintah bersedia menjadi mediator untuk resolusi persoalan pembebasan lahan tersebut," katanya.
Namun demikian, kata Wardan, pihaknya meminta PLN untuk melakukan sosialisasi dan pendekatan persuasif kepada masyarakat.
“Kalau ada ganti rugi dijelaskan ganti ruginya, kalau tidak ada dijelaskan karena yang lain bisa kenapa di Inhil tidak bisa. Terlebih lagi ini merupakan dambaan masyarakat untuk mendapatkan aliran listrik yang cukup. Selama ini masyarakat protes saja kan. Sekarang sudah ada upaya untuk itu. Jadi tidak ada alasan pula bagi masyarakat untuk menolak," tegas Wardan.(adv/rtc)
Berita Lainnya
Gubri Serahkan Infak 25 Juta Masjid Al Mukminin Secara Pribadi
Ultah ke 53 Ketua Umum DPD II Partai Golkar HM. Wardan Bersama Pengurus Santuni 100 anak yatim yang ada di seputaran Inhil
Doa Untuk Mendapatkan Jodoh yang Terbaik
RUPSLB Bank Riau Kepri Sepakat Majukan Dua Nama untuk Setiap Posisi ke OJK
Bupati Rohil Optimis Raih WTP 2019, Masalah Aset Sudah Bagus
Harus Diselidiki, Andi Arief: Pemilu Brutal Filipina Tidak Sebanyak Ini, Sudah 365 Petugas Pemilu Gugur
Wanita Harus Tahu Hukum shalat menggunakan kosmetik
Gara-Gara Mobile Legends, 2 Pemuda Ini Ditangkap Polisi. Berikut Ceritanya?
Warga Natuna Demo Bakar Ban di Dekat Lokasi Observasi, Tolak WNI dari Wuhan
Para Camat Tak Angkat Satu atau Dua Jari 'Pinta Mendagri'
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau Berunjuk Rasa, Protes Fasilitas Buruk
Kapolresta Pekanbaru ajak Personil Hadapi Pengunjuk Rasa dengan Humanis