PILIHAN
Hebat, Mahasiswa Unnes Ini Bikin Alat Pendeteksi Uang untuk Tunanetra

Bualbual.com, Raut kebahagiaan terpancar di wajah Rizky Ajie Aprilianto. Mahasiswa 22 tahun asal Kabupaten Tegal itu kini telah meraih gelar sarjana dari Universitas Negeri Semarang (Unnes). Prestasi itu kian lengkap dengan torehan sederet prestasi yang didapatkannya selama ini.
Rizky, panggilan akrabnya, menyita perhatian lantaran hasil inovasinya dipertontonkan di sidang wisuda Unnes, Rabu, 12 September 2018. Karya itu tak lain adalah sebuah alat bernama IDOPU atau singkatan dari Inovasi Dompet Pendeteksi Uang. Sebuah alat untuk membaca nominal serta keaslian uang yang khusus dibuat bagi penyadang tunanetra.
“Para penyandang tunanetra ini banyak tertipu jika belanja. Karena sulit membedakan nominal mata uang serta keasliannya, " kata Rizky kepada media di sela prosesi wisudanya.
Secara fisik, dompet ajaib buatan Rizky tampak biasa. Bentuknya simpel dilengkapi sebuah kotak mesin mini serta sensor cahaya. Perangkat itu juga dilengkapi pendeteksi warna, mikro kontroler, MP3 player, baterai hingga perangkat otomatis power bank.
Untuk menguji kemampuan alat, uang kertas pecahan dari Rp1 ribu hingga Rp100 ribu tinggal diselipkan ke dalam dompet. Secara otomatis alat akan merespon dan mengeluarkan suara yang menyatakan nilai nominal serta keaslian uang.
"Jika uang itu palsu berbunyi 'awas uang palsu', kalau asli akan menyebutkan nominal dan keterangan asli. Suaranya saya isi pakai suara Google," ujar mahasiswa teknik elektro angkatan 2014 itu.
Wisudawan asal Adiwarna Tegal ini menyebut, tingkat akurasi pendeteksian alat terhadap mata uang mencapai 93,45 persen. Karenanya, ke depan akan dibuat alat serupa dengan penyempurnaan yang lebih kecil.
Untuk pembuatan alat sendiri membutuhkan riset hingga 4 bulan sejak April hingga Juni 2018 lalu. Tapi optimal pengerjaan alat hanya dua setengah bulan, dengan biaya produksi Rp.375 sampai Rp.420 ribu.
Karya tersebut, lanjut Rizky telah berhasil meraih medali perak kategori presentasi PIMNAS 31 Kemenristekdikti Tahun 2018. Selain Rizky, juga ada dua mahasiswa lain yang tergabung yakni Oky Putra Pamungkas, dan Nur Anita.
Alat pendeteksi uang itu kini telah dipesan oleh komunitas tunanetra di Semarang. Untuk harganya dijual senilai Rp500 ribu. "Saat ini alat masih kita kembangkan supaya lebih sederhana agar mudah dibawa ke mana pun," ujar wisudawan yang meraih Indeks Prestasi Komulatif 3,64 itu.
Hidup dari Lomba
Jiwa peneliti Rizky rupanya sudah muncul sejak awal kuliah. Berasal dari keluarga kurang mampu, ia kuliah lewat program Bidik Misi Unnes tahun 2014 lalu. Slamet Kadan, ayah Rizky telah meninggal dunia sejak 2011 lalu, sementara ibunya Taridah (62 tahun) kini dalam kondisi sakit stroke.
"Jadi saya bisa punya pendapatan kuliah lewat lomba-lomba di kampus. Sudah sekitar 51 lomba saya ikuti dan banyak menang, " ujar dia.
Melalui puluhan ajang lomba, Rizky menggantungkan hidup untuk bisa mengobati ibunya yang kini sakit. Ia berharap, dapat melanjutkan cita-citanya meneruskan pendidikan untuk membahagiakan sang ibu.
Sementara itu Rektor Unnes, Fathururrokhman mengapresiasi karya mahasiswanya yang di wisuda hari ini. Bagi Unnes, inovasi itu bisa menjadi inspirasi mahasiswa lain untuk terus berprestasi. Pihaknya mencoba melakukan hilirisasi agar alat itu bisa bermanfaat bagi masyarakat.
"Apalagi Mas Rizky ayahnya sudah meninggal dan ibunya sakit. Cita-citanya juga tidak berhenti sampai S1. Kami akan fasilitasi beasiswa syukur-syukur studi ke luar negeri. Kemenristek Dikti juga memberi fasilitas besar untuk S1 dan S2 yang punya inovasi dan prestasi, " tutur dia.
Editor : bbc | Sumber : viva.co.id
Berita Lainnya
Di Kemuning, Pjs Bupati Inhil Lepas Peserta Trabas 86 Trail Adventure
Nelayan Tua Tewas Mengenaskan: Kejang-kejang dan Megeluarkan buih dari mulut
BUMDes Air Putih Gelar Bagi Hasil Gebyar Unit Simpan Pinjam
Pengamat: Evaluasi Kebijakan Sebelumnya 'Soal Wacana Sepeda Motor Dilarang Lewat Flyover'
#AHYGerilyaCiliwung, Komentar Netizen Kok yang Muncul Soal Hasil Kerja Ahok ?
Warga di Tembilahan Keluhkan Pungutan Parkir
Perampok Todongkan Senjata dan Ikat Pasutri di Kampar, Kerugian Rp 180 Juta
Wardan Tandatangani MoU dengan Prof Wisnu Garjdito
Pemko Pekanbaru Semprot Disinfektan di Pasar Tradisional di Pekanbaru
Alwizar, “AA, PDP Covid-19 Asal Mandau, Tak Ada Riwayat Perjalanan ke Luar Negeri”
Acara Kenduri Puisi Yang Ke X Di Rokan Hilir Berjalan Sukses
Babinsa Bakau Aceh Mengahdiri Loka Karya Lintas Sektor dengan UPT Puskesmas Kec Mandah