PILIHAN
Pantau Gunung Anak Krakatau, BMKG Pasang Enam Alat Sensor Gempa
BUALBUAL.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengerahkan enam seismograf atau alat untuk mencatat gempa bumi di sekitar Gunung Anak Krakatau. Enam seismograf yang mulai dioperasikan mulai hari ini itu ditempatkan di wilayah Banten dan Lampung.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menyatakan seismograf itu dikerahkan untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau yang masih cukup signifikan dan berpotensi bisa menimbulkan longsor.
"Dengan seismograf yang dimiliki BMKG, mengepung Gunung Anak Krakatau, diharapkan bisa mencatat. Kalau satu sensor saja mencatat itu setelah diatur, dia akan mengeluarkan alarm," kata Rahmat dalam jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Selasa (25/12).
Ia menambahkan jika terdapat dua atau tiga sensor yang mencatat getaran, maka pihaknya bahkan dapat mengetahui posisi getaran.
Rahmat mengatakan pihaknya akan segera memberi peringatan dini tsunami bila seismograf mencatat getaran mencapai 3,4 sampai 3,5 magnitudo. Setelah dirasa ama selama sekitar satu jam, peringatan dini tersebut akan dicabut.
Ia menekankan peringatan dini tak berarti tsunami seperti yang terjadi pada Sebtu (22/12) bakal pasti terjadi.
"Kami berharap tidak menimbulkan kepanikan baru. Lebih baik diberikan warning, syukur-syukur tidak terjadi tsunami. Kalau satu jam tidak ada tanda-tanda tsunami kami sampaikan bahwa warning tsunami dinyatakan berakhir," jelasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin menegaskan bahwa gempa yang berkisar 3,4 magnitudo bukan yang secara langsung menjadi pemicu tunggal tsunami di Selat Sunda.
"Hipotesa terbaik yang ada sekarang adalah pemicu tsunami ada longsoran lereng Gunung Anak Krakatau. Jadi kalau pun dia 3,4 magnitudo, kalau material longsor sudah tidak ada, ya tidak ada (tsunami)," ujar Ridwan.
Ridwan menyebut dari analisis, peristiwa tsunami Sabtu pekan lalu, terjadi karena longsoran material erupsi Gunung Anak Krakatau. Peristiwa tsunami itu juga dipicu pergerakan lain, seperti tremor serta cuaca ekstrim.
"Jadi jangan dipegang seolah-olah kalau (gempa magnitudo) 3,4 maka akan ada tsunami, saya mau luruskan itu saja," pungkasnya.
Sumber: cnnindonesia
Berita Lainnya
Membantu mengurangi kerontokan dan mempercepat pertumbuhan rambut
SPRMII Pekanbaru Galang Dana Bagi Korban Bencana Alam
Pantau Insentif Bisa Secara Online
Prajurit TNI AU Pekanbaru Tewas setelah Menabrak Truk Sampah
Terdakwa Ajukan Bantahan Dugaan Penggelapan PT. THIP Pelangiran Atas Dakwaan Jaksa
Pencanangan Bulan Bhakti PKK, KB dan Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2017
Akibat Cuaca Buruk, Menteri Susi Mendarat Darurat Lapangan Bayuurip, lalu Santap Bakso di Temanggung
Gubri Syamsuar Pastikan Tenaga Medis Kabupaten/Kota yang Tangani Pasien Corona Dapat Insentif
Ada Ancaman, Ustaz Abdul Somad Batalkan Semua Janji Ceramah di Pulau Jawa
KPK Datang, Pegawai Bagian Umum Setda Bawa Linggis ke Rumah Dinas Walikota Dumai Riau
Ketua KPPS di Rohul Akhirnya Meninggal Dunia, Setelah Dua Hari Tak Sadarkan Diri