PILIHAN
Rupiah Melemah Paling Dalam di Asia Awali 2019

BUALBUAL.com, Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.464 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Rabu pagi (2/1). Posisi ini melemah 74 poin atau 0,51 persen dari penutupan akhir tahun lalu, Senin (31/12) di posisi Rp14.390 per dolar AS.
Sejak dibuka rupiah sudah melemah ke posisi Rp14.446 per dolar AS. Hingga pukul 08.45 WIB, rupiah terus bergerak melemah hingga ke posisi Rp14.464 per dolar AS.
Di kawasan Asia, rupiah menjadi mata uang dengan pelemahan tertinggi. Diikuti won Korea Selatan minus 0,33 persen, peso Filipina minus 0,24 persen, dolar Singapura 0,1 persen, dolar Hong Kong minus 0,03 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,02 persen. Sementara, baht Thailand menguat 0,04 persen, yen Jepang 0,1 persen, dan rupee India menguat 0,48 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Hanya dolar Kanada dan poundsterling Inggris yang menguat dari dolar AS, masing-masing 0,02 persen dan 0,01 persen.
Sedangkan mata uang lainnya bersandar di zona merah. Euro Eropa melemah 0,11 persen, dolar Australia minus 0,15 persen, rubel Rusia minus 0,19 persen, dan franc Swiss minus 0,21 persen.
Kendati melemah pagi ini, Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah akan menguat pada awal tahun karena kecenderungan rupiah masih cukup positif usai libur Tahun Baru 2019.
Namun, rupiah akan mendapat sentimen dari pengumuman rilis inflasi Indonesia sepanjang tahun lalu yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang ini pukul 11.00 WIB.
"Ini akan memberi arah prospek ekonomi Indonesia selanjutnya," ujar Dini kepada CNNIndonesia.com.
Lebih lanjut, Dini memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.800-14 ribu per dolar AS sepanjang tahun ini. Hal ini karena probabilitas kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve berkurang.
Sementara Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp14.300-15.250 per dolar AS sepanjang tahun ini. Rentang pergerakan rupiah ini mempertimbangkan arah kebijakan moneter dari bank sentral di dunia, khususnya The Fed dan Bank Indonesia (BI).
"Rupiah juga akan terpengaruh realisasi kebijakan pemerintah, penyelenggaraan Pemilu, lelang surat utang maupun instrumen di pasar uang, hingga kondisi makroekonomi global," ucapnya.
Selain itu, rentang tersebut juga mempertimbangkan asumsi kurs pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp15 ribu per dolar AS.
Sumber: cnnindonesia
Berita Lainnya
Ada 3 Akar Penting Persoalan Hotel Aryaduta
Disnakertrans Inhil Gelar Sosialisasi Perda Izin Memperkerjakan Tenaga Asing
Kepala Desa Tambusai Batang Dui, Wahyu Hidayat pesan: Jaga Kekompakan Dan Utamakan Kepentingan Umum Saat Pelantikan RW Dan RT
Kapolres Inhil Tegaskan Personelnya Jangan Anggap Remeh Situasi
Ban Bocor dan Cat Terkelupas, Ratusan Mobil Dinas Pemprov Riau yang Dikandangkan Tak Terawat
52 Pengacara Siap Bela Istri Kolonel HS, Meski HS Ditahan karena Nyinyiri Wiranto
Relawan Gerakan Antar Sedekah GAS kecamatan Pinggir Bagi-bagi kan masker,
HM Wardan: Siap Bantu Tingkatkan Penjualan Produk Keripik NIO Kite-kite
Menggaung ke Tingkat Nasional "SAMPAN LEPER" Inhil Meraih Anugerah #PesonaIndonesia2019
Harga Sawit di Riau Naik
Dijerat Pasal Pemalsuan Dokumen, Penggelapan & Penadah 'Adi Saputra Jadi Tersangka'
UAS Bagikan APD ke 8 Rumah Sakit Rujukan Pasien Covid-19 di Pekanbaru