PILIHAN
Ketua IDI Pinta Jangan Tunggu Lama, Segera Isolasi Jika Hasil Rapid Test Positif Corona

BUALBUAL.com - Rapid test atau tes cepat Covid-19 mulai dilakukan beberapa daerah. Harapan tes ini dilakukan sebagai deteksi dini kondisi seseorang terhadap virus corona. Tentu dengan harapan memutus mata rantai penularan.
Belum ditemukannya obat ampuh virus corona, membuat banyak negara melakukan rapid test. Langkah itu dirasa pilihan bijak. Dengan banyak mendeteksi warga terinfeksi Covid-19, tentu penanganan medis segera diberikan.
Negara Korea Selatan cukup berhasil menekan angka penyebaran virus corona dengan rapid test. Sebanyak 10.000 warga per hari melakukan rapid test. Dengan metode itu, Korsel berhasil menurunkan penyebaran pandemi tanpa lockdown. Korea Selatan pun membalikkan tren penurunan infeksi kurang dari 20 hari.
Sedangkan Indonesia baru mendatangkan alat rapid test. Rencana pemeriksaan besar-besaran tersebut segera dilakukan. Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr. Daeng M Faqih, SH, MH, melihat ini langkah yang bijak di masa ini. Apalagi belum ditemukannya obat ampuh sembuhkan virus corona.
Berikut petikan wawancara Dr Daeng M Faqih kepada jurnalis merdeka.com Rifa Yusya Adilah via telepon pada Selasa, 24 Maret 2020:

Bagaimana dengan prosedur rapid test nanti yang dikhawatirkan justru mempercepat penyebaran virus corona?
Rapid test harus dibuat protokolnya, sebenarnya tujuan rapid test itu kan supaya memberikan saluran. Selama ini kan orang berbondong-berbondong, ke rumah sakit rujukan untuk minta periksa. Sudah berjubel-jubel, antre lama, hasilnya juga lama.
Rapid test itu supaya mereka tidak berjubel-jubel. Makanya nanti alurnya itu diatur, alurnya. Tidak ditempatkan di satu tempat seperti stadion. Itu tidak menyelesaikan masalah.

Ilustrasi Rapid Test 2020 merdeka.com/liputan6.com
Yang betul nanti pemerintah daerah nanti menyebarkan, menunjuk banyak fasilitas kesehatan atau laboratorium, dibagi-bagi. Nanti masyarakat dibagi lagi. Semacam ada call centernya atau tempat informasinya. Misalnya, yang daerah depok telepon, nanti diarahkan oleh call centernya ke yang paling dekat. Kalau diatur seperti itu nanti tidak akan berjubel. Pembahasan antara PB IDI dan pemerintah, rencananya kapan protokol rapid test segera dijalankan? Sebenarnya Pengurus Besar IDI sudah membantu membuat protokol itu sebenarnya. Sudah diserahkan ke BNPB. Kami berharap, protokol itu segera diputuskan oleh pemerintah dan diberikan ke masyarakat melalui Pemda setempat. Supaya Pemda setempat segera membagi-bagi tempat pemeriksaan agar tidak berjubel-jubel. Alur-alur seperti itu harus segera dibuat oleh pemerintah, kalau tidak segera dibuat, masyarakat yang animonya ingin diperiksa segera, tidak akan tersalurkan dan terbagi dengan baik. Alur ini harus segera disosialisasikan oleh masyarakat, pemerintah harus segera membuat protokol rapid test ini. Berkaca ketika beberapa rumah sakit dijadikan rujukan, banyak masyarakat berbondong-bondong ke sana. Bukankah ada kekhawatiran kondisi itu membuat penyebaran semakin meluas lantaran belum memiliki prosedur yang tepat? Seharusnya tidak seperti itu. Itu sama saja tidak menyelesaikan masalah. Mereka tetap berkumpul di situ, dengan mereka berkumpul di situ apalagi di rumah sakit yang merawat pasien positif corona, risiko tertularnya besar. Sehingga seharusnya segera dibuat protokol, PB IDI sudah bantu, mudah-mudahan protokol yang sudah diserahkan oleh PB IDI segera diputuskan dan cepat dijalankan. Kita sudah berdiskusi dengan semua dokter spesialis dari semua perhimpunan yang terkait. Semoga cepat dijalankan. Tunjuk call centernya, tunjuk di mana tempat pemeriksaannya di berbagai daerah, supaya masyarakat bisa periksa rapid test ke tempat paling dekat, apakah itu laboratorium yang mampu melakukan, apakah puskesmas, klinik swasta yang ditunjuk, atau rumah sakit daerah yang melakukan rapid test. Supaya semuanya siap, semoga terbagi dengan baik.

Ilustrasi rapid test corona 2020 Merdeka.com/liputan6.com
Namun kalau RT dan RW mengawasi serta TNI Babinkamtibnas dilibatkan, nanti kan mereka bisa sama-sama mengawasi dan mengingatkan agar tidak terlalu dekat melakukan kontak dengan ODP. Kalau semuanya melakukan seperti itu, mudah-mudahan Indonesia cepat pulih, tapi kalau petugas kesehatan dibiarkan sendiri, tidak didampingi RT dan RW serta aparat keamanan maka tidak terlalu efektif karena tidak ada pengawasan. Bagaimana penjelasan kabar bahwa bahwa anak muda tidak menimbulkan gejala sama sekali ketika terinveksi virus corona? Jadi memang, kami sudah mengusulkan akan hal itu dengan istilah Orang Tanpa Gejala (OTG). Selama ini kan tidak dikenal OTG. Saat ini kan hanya ada ODP (Orang Dlaam Pemantauan) dan PDP (Pasien Dlaam Pengawasan). Kemarin dalam rangka tracing dan menyusul protokol rapid test, IDI mengusulkan ada istilah baru, pembagian baru, yaitu OTG. Orang Tanpa Gejala yang pernah terpapar atau kontak dekat dengan pasien yang positif tapi tidak menimbulkan gejala. ini yang paling penting ditelusuri, kenapa? karena dia tidak merasa rasa sakit kan? padahal dia sudah pernah kontak. kemungkinan besar dia sudah mengandung virus. Kalau dia mengandung virus, maka dia sangat berpotensi menularkan. Coba Anda bayangkan, dia berpotensi menularkan tapi dia tidak merasa sakit? Kemungkinan mereka masih keluyuran ke mana saja, dia tidak merasa bisa menularkan, kemudian orang yang didekati juga tidak merasa akan tertular. Karena tidak ada gejala sama sekali. Ini yang paling berbahaya karena sifatnya silent, tersembunyi padahal sebenarnya dia bisa menular dan menyebabkan bahaya. Yang kaya begitu sangat sangat perlu di-tracing.Sumber: merdeka.com
Berita Lainnya
Bupati HM. Wardan Meneteskan Air Mata Melihat Kemampuan Anak Tahfidz di Desa Tanjung Baru
12 Siswa SMK Kehutanan Pekanbaru Tersesat di TNBT Begini Kronologinya
Mahkamah Agung "MA" Mengabulkan PK Kasus Perkara Rusli Zainal
Riau Gesa Penyempurnaan Sarana Pendukung EHA
Gubernur Riau Ambil Langkah Strategis untuk Antisipasi Virus Corona
2021 Rencana Pemerintah Bangun Sirkuit Balap di Kawasan Stadion Utama Riau "Tergantung Uji Kelayakan"
Lewat Pelabuhan BSSR Selat Baru, Ribuan WNA Masuk Bengkalis
RUPSLB Bank Riau Kepri Diwarnai Unjuk Rasa, Ini Tuntutan Mereka
Dinsos Bengkalis Pulangkan Warga Asal Medan Korban Human Trafficking
7 Warga Riau Terima Penghargaan dari Presiden 'Berdonor Darah Lebih 100 Kali'
Sylviana, Tawarkan Program 50 Jt Kepada Setiap Pengusaha Muda Berbasis Ekonomi Kreatif
Polres Siak Amankan Tiga Tersangka dan 29 Kg Ganja Kering Siap Edar