Anak Yatim Ini Tagih Janji Gubri Syamsuar Soal Sekolah Gratis untuk Warga Miskin

BUALBUAL.com - Hari ini pelajaran tahun ajaran baru sudah dimulai. Ada yang sudah menerapkan belajar tatap muka, ada juga daring akibat pandemi Covid-19.
Tapi bagi Riyan, anak yatim yang tinggal di Rumbai ini, di awal tahun ajaran baru ia malah terancam tak sekolah. Karena hingga saat ini belum juga ada sekolah negeri yang mau menerimanya masuk melalui jalur afirmasi atau siswa miskin.
Riyan hanya pasrah. Ibunya berprofesi sebagai tukang ojek. Sementara ayah sudah lama meninggal dunia. Penghasil tak tetap sang ibu dicukup-cukupkan untuk menghidupi 3 adik-adiknya yang duduk dibangku SD dan SMP. Karena itu, ketika sekolah negeri yang jadi harapan menimba ilmu tak menerimanya, ia tak sanggup masuk ke sekolah swasta.
Meski demikian, ia tak berputus asa. Riyan berharap bantuan dari Gubernur Riau, agar ia bisa melanjutkan pendidikan di sekolah SMK negeri yang ditujunya.
“Saya sangat ingin sekali melanjutkan sekolah, tapi apa daya ibu saya hanya tukang ojek, ayah saya sudah meninggal dunia. Saya sudah mendaftar di SMK 7 Pekanbaru dengan jalur afirmasi saat PPDB lalu, tapi hanya waktu dua hari nama saya hilang,” kata Riyan.
“Saya mencoba lagi mendaftar ke SMK 5 lewat jalur afirmasi, tapi di akhir-akhir pendaftaran nama saya kembali hilang. Padahal pada saat pendaftaran terakhir dan penutupan pendaftaran nama saya masih ada. Mau masuk sekolah swasta ibu saya bilang tidak ada biaya, kini saya berharap kepada pak Gubernur mau memasukkan nama saya di sekolah negeri,” harap Riyan.
Dikatakan Riyan, ia banyak membaca berita bahwa pemerintah Provinsi Riau akan menggratiskan sekolah bagi siswa tidak mampu. Namun kenyatannya tidak seperti yang dikatakan pemerintah Provinsi Riau. Ternyata siswa miskin seperti dirinya yang juga anak yatim tidak bisa sekolah di sekolah negri yang katanya tidak berbayar.
“Mewah, mewah yang dikatakan Gubernur ternyata memang hanya untuk yang mewah saja. Bukan bagi kami siswa miskin dan yatim ini. Saya hanya mengandalkan surat miskin dari RT, RW dan Lurah, ternyata tak diterima,” cerita Riyan.
Sementara itu, orangtua Riyan, Linda, yang tinggal di Jalan Baung, Kelurahan Limbungan Baru, tidak bisa memastikan anaknya akan melanjutkan sekolah. Karena jika sekolah di swasta, ia tak sanggup membiayai biaya sekolah yang cukup tinggi. Belum lagi ia membiaya anak-anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP.
“Kalau ke swasta saya tak sanggup membiayai sekolahnya. Saya hanya meminta keringanan hati dari pemimpin di Riau ini, yang akan memberikan sekolah gratis kepada kami warga miskin ini. Anak saya Riyan setiap hari bertanya dimana dia bisa sekolah. Saya hanya mengatakan nanti akan ditolong oleh kawannya masuk ke sekolah negeri, melalui Dinas Pendidikan dan Gubernur," katanya lirih sambil meneteskan air mata.
Berita Lainnya
Pelajar SMKN I Rengat Siap Dukung Program Riau Adalah Kita dan Jadi Pilot Projek
Sebanyak 276 Mahasiswa Program Sarjana S1 UMKO Lampura Ikuti Wisuda Kedua
Tanggap Covid -19 Sekda Kampar Yusri lakukan, SWAB Tes ke dinas kesehatan kampar
Mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Mengadakan Perlombaan dan Tabligh Akbar guna meningkatkan ukhwah islamiyah
Dosen dan Mahasiswa Unsika Implementasikan Aerasi Kolam Ikan di Desa Karangsinom
Agusfirdamalis, Wakili Kadisdik Bengkalis Hj.Kholijah Gelar Sosiliasasi Penerapan Perbup 1 tahun Pra SD
Gelar Senat Terbuka, UIR Kukuhkan Prof dr Fathurrahman Jadi Guru Besar ke-25
Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas di Inhil Sudah Mulai Diterapkan
SMP IT Cendekia Insani Gelar Orientasi Orang Tua Peserta Didik Baru
Jurusan Otomotif SMKN 3 Tanjungpinang Jadi Primadona Siswa Baru
Kepsek SMA 03 Mandau Sugito, Sebut Sudah Berikan Teguran Pada Bawahannya
Syahrul Aidi tinjau pembangunan BSPS Dan PISEW di dampingi Oleh fahmil SE Wakil Ketua DPRD Kampar