Hari Puisi Indonesia: Edi Ahmad RM dan Penyair Ternama Tampil di Dumai

BUALBUAL.com - Dalam rangka memperingati Hari Puisi Indonesia, Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai akan menggelar acara sastra bertajuk “Banalitas Bernegara”. Kegiatan ini akan berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2025, pukul 19.30–22.30 WIB, bertempat di Laman Multi E. Dam, Dewan Kesenian Dumai.
Sejumlah penyair ternama dijadwalkan tampil membacakan karya mereka, di antaranya Peri Sandi, Edi Ahmad RM, Tyas Ag, Agoes S. Alam, Darwis M. Saleh, Assay Malay, Candra Lingga, A. Yani Abu Bakar, Ngah Arol, Siti Adriana, dan Ririn Rosalia. Kehadiran para penyair ini diharapkan dapat memperkaya khazanah sastra sekaligus memberikan pengalaman berkesenian yang mendalam bagi para pengunjung.
Ketua DKD Kota Dumai, Agoes S. Alam, menyampaikan apresiasi besar terhadap penyelenggaraan Hari Puisi ini.
“Puisi adalah jendela jiwa, sebuah cermin yang merefleksikan keindahan sekaligus kerapuhan manusia. Sebagaimana diungkapkan para filsuf, puisi adalah manifestasi kebenaran paling murni, yang mampu menangkap esensi keberadaan lebih dari sekadar kata-kata,” ujarnya.
Melalui puisi, kata Agoes, kita diajak merenung, merasakan, dan memahami kompleksitas kehidupan dengan cara yang estetis.
Senada dengan semangat tersebut, DKD Dumai di bawah kepemimpinan baru kini terus menunjukkan geliat positif di bidang kesenian. Tujuan utamanya adalah membangun kembali tapak kebudayaan di wilayah Dumai.
Menurut Agoes, Dewan Kesenian Dumai memiliki fungsi ideal sebagai fasilitator dan mediator antara seniman dan masyarakat. DKD menyediakan ruang kreasi, membantu seniman dalam berkarya dan berinteraksi dengan publik, sekaligus mempromosikan karya-karya seniman daerah ke tingkat yang lebih luas agar apresiasi masyarakat terhadap seni terus meningkat.
Sementara itu, Edi Ahmad RM, mantan Ketua Dewan Kesenian Riau, membenarkan bahwa dirinya akan tampil membaca puisi dalam peringatan Hari Puisi Indonesia di Dumai.
“Sebenarnya, hampir 10 tahun saya tidak membaca puisi. Saat mendapat kabar untuk tampil di Dumai, tubuh saya langsung bergetar. Apalagi, Dumai punya sejarah yang tidak bisa saya lupakan,” ungkap Edi RM, yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Riau periode 2004–2009.
Edi mengenang Dumai sebagai kota yang penuh kenangan.
“Pertama, ketika menjabat Ketua DKR dulu, Dumai adalah salah satu kota yang sering saya datangi karena banyaknya kegiatan kesenian. Kedua, sekitar tahun 1989, bersama Pak Rospian—saat itu Kabag Perekonomian Dumai—saya menjadi salah satu penggagas Festival Budaya Melayu pertama dan terakhir di Dumai,” ujarnya.
Setelah itu, Edi berhenti menjadi wartawan sekaligus perwakilan Riau Pos di Dumai, lalu pindah ke Sumatra Utara untuk mengajar sebagai dosen.
Acara ini diharapkan menjadi ruang apresiasi sekaligus pengingat bahwa puisi tetap hidup dan relevan sebagai suara nurani dan kebudayaan.
Berita Lainnya
Andrigo Tak Jadi Manggung di Kenduri Riau, Fans Kecewa, Ini Alasannya
Bawa Pulang Hadiah USD 1 Juta, Putri Ariani Keluar Sebagai Juara 4 America's Got Talent
Bercerita Kepada Angin, POTRET Merilis 'Jangan Lupa Pulang'
Inilah Pesan Menyentuh, Dibalik Virannya Lagu Virus Corona Rhoma Irama Bikin Heboh!
Totalitas Febby Rastanty di Film Wanita Ahli Neraka: Dari Adegan Berat hingga Latihan Jadi 'Istri yang Baik'
Iwan Fals Kenang Pertemuan dan Suara Indah 'Glenn Fredly'
Ariyo Wahab Merilis Cinta: Kisah Refleksi Cinta Sejati Setelah Delapan Tahun Vakum
Maia Estianty: Al Ghazali Segera Nikah dengan Jodoh Pilihan Allah
Mengangkat Kisah Perjuangan Perempuan, Reza Rahadian Menyiapkan Debut Film Panjang Pertama
Penyanyi 'Glenn Fredly' Meninggal Dunia
Kritik Puan Maharani, Artis Nikita Mirzani Terancam Dilaporkan ke Polisi
Roy Kiyoshi Akhirnya Buka Suara, Terkait Dirinya Tersandung Kasus Narkoba