PILIHAN
Berpolitik Santun Lebih Mulia Dari Pada Menjual Agama Demi Kekuasaan

BUALBUAL.com, Setelah Negara Indonesia Dinyatakan Bebas Untuk Menggatakan Pendapat (Demokrasi) banyak kalagan yang mengutarakan pendapat dari berbgai tempat baik secara lisan ataupun lewat tulisan.
Mengingat Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama islam memang menjadikan keuntungan bahkan selalu saja dijadikan komoditas pada setiap peristiwa politik
Namun disisilain ketika agama dijadikan nilai jual untuk kepentingan politik disetiap pemilihan kepemimpinan kepala daerah hal ini sepertinya sudah menjadi lumrah di setiap daerah yang melakukan pemilihan baik itu tingkat Bupati/wali kota gubernur bahkan kepala negara (presiden)
Semenjak saya mengenal apa itu politik 10 tahun lalu saya mengamati, mempelajari, bahkan saya mendalami, Menurut penilaian saya Isu Agama mempunyai nilai 55% bisa mempergaruhi untuk kepentingan pilkada, dari angka tersebut para strategi politik baik itu kandidat ataupun konsultan politik membuat racikan-racikan umpan politik kemudian dihidangkan sacian tersebut sebagai camilan rakyat.
Pasti menjadi pertanyaan yang paling besar baik bagi saya bahkan anda smeua racikan racikan tersebut selalu saja dilahap dengan penuh semangat, Padahal sebenarnya rakyat sedang dibohongi oleh kelompok-kelompok politik yang memperalat agama, untuk kepentingan dan kekuasaan mereka.
Bukan Sampai disitu saja terkadang agama dijadikan Sebagai Kartu ada merah ada kuning, Kalau di Istilah dalm permainan sepak bola, Meski Tahu Apabila Menekel Terlalu Keras Akan Mendapatkan Kartu Vatal Yaitu MERAH, sepertinya hal sperti ini tidak berlakukan bagi permainan politik tetap saja menghajar kelompok-kelompok masyarakat yang tidak disukai kelompok tertentu.
Dari tulisan saya diatas tidak berarti saya anti islam namun saya sebagai anak muda para generasi bangsa sangat ingin mempelajari dan mengambil hikmah ketika ada para calon pemimpin pada saat meningalkan sejarah politik santun tetap mengkedepankan etika politik yang baik agamis serta saling menghormati bukan menjual agama hanya untuk kepentingan kekuasaan tertentu.
Mari tawarkan kue-kue yang enak kepada masayarak sesuai dengan kemampuan para bakal calon pemimpin di setiap daerah, kenali masayarakat sesuai dengan keinginan mereka ciuami aroma tubuh mereka rasakan keringat mereka apa sebenarnya yang mereka inginkan, bukan melakukan jalan pintas dengan bermain isu agama untuk merebut hati masyarakat.
Karena allah menciptkan manusia dimuka bumi ini tidak ada yang sempurna bahkan nabi sekalipun tetap mempunyai sisi kesalahan dan kekurangan hendaklah jangan saling menghujat ataupun saling memburukan, pemimpin yang santun akan melahirkan rakyat yang baik.
Tulisan: Khairul S.sos
Berita Lainnya
BPBD : Penanganan Karhutla Tetap Dioptimalkan
Kenapa Jam yang Dijual Menunjuk Pukul 10:10
Saat Tunggu Durian Jatuh, Dua Warga di Kalbar Tewas Tertimpa Pohon
Pjs. Bupati Inhil Rudiyanto Hadiri Pembukaan Pelatihan Pengelola BUM-Des Se-Provinsi Riau
Pemerintah Indonesia Harus Bersikap Tegas Atas Tindakan China Kepada Muslim Uighur
Begini Kata Disdik Riau: Siswa SMA Rohul Gelar Aksi Tak Senonoh-Coret Seragam
Info Terbaru! Ralat Ke-2 Pengumuman CPNS BKN Tahun 2019 Berikut Isinya
Usai Jalani Sidang, Habib Bahar Bin Smith Doakan Prabowo Menang
Di Penghujung Tahun 2018, Akibat Laka Lantas 702 Orang di Riau Tewas
Edi Akhirnya Ditahan Kejari Bengkalis, Meski Sempat Berhalangan Sakit
Bupati Inhil Hadiri Rapat Antisipasi Kondisi Kamtibmas Jelang Pelantikan Presiden di Riau