PILIHAN
Klarifikasi BEM UIN Suska Riau Terhadap Kerusuhan Saat Pelaksanaan PBAK Gelombang I
bualbual.com, Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM )Universitas Islam Negeri(UIN )Suska Riau mengeluarkan klarifikas terhadap kerusuhan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan PBAK Gelombang I beberapa waktu lalu.
Permasalahan panitia dengan rektor UIN Suska Riau sebelumnya sudah ada dan Jumat pagi saat pelaksanaan PBAK menjadi puncak dari permasalahan tersebut ketika moderator dipermalukan di depan mahasiswa baru. Moderator disuruh oleh rektor untuk push up di depan mahasiswa baru ketika berada di dalam Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa ( PKM ). Ditambah lagi dengan menjambak rambut moderator tersebut. Ada juga beberapa mahasiswa baru yang berambut panjang disuruh ke depan untuk dipotong rambut oleh rektor. Namun, rektor menyuruh dengan secara tidak wajar, yaitu dengan menjambak rambut mahasiswa tersebut.
Panitia PBAK dan BEM UIN Suska Riau tidak menerima atas perlakuan rektor tersebut. Terlebih yang diperlakukan tersebut adalah menteri dari kabinet BEM UIN Suska Riau. Ditambah lagi ada ancaman apabila panitia tidak berada di ruangan pada saat itu juga, maka tidak dianggap panitia dan dicoret oleh rektor.
Sebelum pelaksanaan PBAK Gelombang I, panitia dan BEM UIN Suska Riau sudah bertentangan dengan pimpinan baru yang baru saja di lantik. Seperti jadwal PBAK yang sudah dikonsepkan dari jauh-jauh hari, namun diubah secara total oleh rektor yang bersifat otoriter dan arogan. Konsep diubah total pada hari Sabtu (21/7/2018), sementara kegiatan PBAK dilaksanakan seminggu kemudian.
Pada Senin (23/7/2018), semua sivitas akademika dan lembaga kemahasiswaan dikumpulkan oleh rektor di ruang rapat pimpinan. Rektor menyampaikan akan melakukan acara Apel Akbar dan UIN Suska Riau Bersholawat Mewujudkan Akademisi Hebat dan Berwawasan Moderat untuk Indonesia Kuat serta Deklarasi Setia NKRI, Anti Hoax dan Anti Radikalisme Bersama Forkompinda Provinsi Riau yang dilaksanakan pada Kamis (26/7) siang. Dalam acara tersebut juga akan dilakukan pembukaan PBAK dan mewajibkan mahasiswa baru tiga gelombang untuk menghadirinya.
Senin malam, pihak rektorat mengumumkan kegiatan tersebut melalui media sosial. Pada Selasa sore, seluruh mahasiswa baru menerima pesan singkat hanya untuk menghadiri acara tesebut. Banyak orang tua mahasiswa baru yang menghubungi pengurus BEM UIN Suska melalui telepon karena diberikan informasi yang mendadak terhadap acara tersebut. Banyak keluhan mahasiswa baru dan orang tua hanya karena untuk menghadiri acara tersebut datang jauh-jauh dari luar Pekanbaru. Pengurus BEM UIN Suska diteror oleh orang tua mahasiswa baru. Padahal itu bukanlah kebijakan BEM UIN Suska Riau melainkan kebijakan rektor UIN Suska Riau.
Selanjutnya, pada acara tersebut terdapat susunan acara untuk menyanyikan mars salah satu organisasi kemasyarakatan (Ormas). Seluruh peserta diminta menyanyikan lagu mars tersebut. Dari kejadian tersebut menjadi pertanyaan seluruh kelembagaan, “Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa lagu tersebut bisa dinyanyikan di kampus ini?” Acara tersebut awalnya tidak menyanyikan Mars Mahasiswa, namun BEM UIN Suska Riau menuntut untuk dinyanyikan Mars Mahasiswa. Di sana terjadi perdebatan antara mahasiswa dan pimpinan.
Kemudian permasalahan lain yang diterima oleh panitia PBAK adalah panitia diminta untuk mengembalikan uang sejumlah tiga juta rupiah yang telah dikasih oleh Bagian Kemahasiswaan untuk biaya perlengkapan dan dekorasi. Tetapi rektor tidak setuju adanya pencairan uang tersebut dan meminta untuk mengganti uang tersebut atau mengembalikan sisa uang, alat dekorasi yang sudah dibeli beserta kwitansi pembeliannya. Awalnya Kabag. Kemahasiswaan bapak Eri Zulfahmi mengizinkan dan memberi uang untuk dekorasi. Namun, ketika berada di ruang rektor beliau menyatakan tidak setuju di depan rektor. Karena dia menganggap didesak dan mengeluarkan uang pinjaman untuk biaya dekorasi. Dari sana panitia sudah tidak dianggap dan dipermainkan oleh pihak rektorat.
Jargon PBAK tahun ini yang telah disiapkan oleh panitia PBAK adalah ‘Kritis, Aktif, dan Kreatif’. Rektor meminta panitia untuk menghapus jargon tersebut di pelaksanaan PBAK. Ia ingin ‘kritis’ dihapuskan***
Berita Lainnya
Kader Golkar yang Berminat Maju Pilkada Segera Temui Masyarakat
Harga TBS Sawit di Riau Naik
Passing Grade SKD CPNS Pemprov Riau, 3.401 Orang Dinyatakan Lolos
HM Wardan: RA Kartini Pioner Pejuang Kaum Perempuan
Warga Berlarian Selamatkan Diri, Tengah Malam Tadi Terjadi Longsor di Tanah Merah Inhil
Bupati Rohil Hadiri Panen Raya Bersama Menko Maritim di Siak
Ketua Tim Riau Bangkit Rohul Kecewa Panwaslu Cabut Atribut Baliho
DPW PAN Riau: Irvan Herman Hanya 'Kurir' Dianggap Sudah Lakukan Abuse Of Power
Kenapa Kau Tempuh Jalan Ini? Ahmad Dhani!
Pembalakan Liar Di Rupat Diungkap, 2 Pelaku Ditangkap Mengaku Ambil Upah Langsir 250.000/Ton
Syamsuar akan Tuntaskan Karhutla, Narkoba dan Perkebunan Ilegal 'HUT 62 Provinsi Riau'
Memasuki Masa Purna Bhakti,Kapolres Inhil Lepas 6 Personel