PILIHAN
Ini Dia Sosok 'Ibu Lis' Penderita Kanker Asal Sragen yang Namanya Disebut Sandiaga di Debat
BUALBUAL.com, Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno, sempat menyebut nama 'Bu Lis' saat debat cawapres, Minggu (17/3) malam. Dikatakan Sandiaga, Bu Lis penderita kanker payudara asal Sragen terpaksa menghentikan pengobatannya lantaran tidak dikover oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS.
Menurut Sandi, peristiwa tersebut tidak boleh ditolerir. Apalagi Indonesia akan menuju negara yang ekonominya nomor 5 terbesar di dunia pada 2045.
Merdeka.com coba menelusuri sosok Bu Lis yang dimaksud Sandiaga. Nama asli wanita itu adalah Niswatin Naimah (44), warga Duluh Babadan RT 08 RW 02, Desa Bentak, Sidoharjo, Sragen. Niswatin yang akrab disapa Nis mengakui pernah bertemu Sandi di Pasar Bunder, Sragen, pada 30 Desember 2018 lalu.
Saat itu, Nis menyampaikan keluhannya pada Sandi. Dia memang tidak terlalu jelas menyebutkan namanya, sehingga mungkin saja Sandi salah dengar dan menyebutnya sebagai Bu Lis.
"Mungkin yang dimaksud Pak Sandi itu saya. Mungkin beliau dengarnya 'Bu Lis, padahal saya menyebut Bu Nis," ujar Niswatin di Sragen Senin (18/3).
Niswatin menyampaikan, dalam pertemuan itu dia juga menceritakan pada Sandi tentang sakit diderita. Ia mengeluhkan jika pengobatannya tidak terkover BPJS Kesehatan. Padahal sebelumnya, jenis pengobatan tersebut dikover BPJS Kesehatan.
Saat menonton debat semalam, Niswatin mengaku kaget namanya disebut karena Sandiaga. Nis menilai kekeliruan penyebutan nama yang dilakukan Sandi tersebut wajar. Apalagi saat bertemu di Pasar Bunder, kondisinya sangat Rama.
"Saya saat itu menggebu-gebu setelah lihat pak Sandi datang. Saya menyampaikan aspirasi itu spontan saja, sampai menggebu-gebu, karena memang saya rasakan betul," katanya.
Niswatin mengaku apa yang disampaikan Sandiaga dalam debat cawapres semalam benar adanya. Nis juga menunjukkan bukti-bukti terkait sakit yang dia derita. Ia mengaku jika dokter sudah mendiagnosa dirinya menderita kanker payudara stadium dua.
Setelah menyelesaikan rangkaian pengobatan kemoterapi selama tujuh kali, seharusnya ia mendapatkan suntikan herceptin. Namun karena terkendala aturan BPJS, jenis pengobatan ini tidak dia peroleh.
"Seharusnya ada suntikan herceptin setelah pengobatan yang dikover BPJS, kemo dan sebagainya selesai, itu. Tapi tidak dilakukan karena terhalang aturan baru. Dulu terkover tapi sekarang saya tidak mendapatkannya," keluhnya.
Nis menyatakan, terakhir kali melakukan kemoterapi pada Oktober 2018. Hingga saat ini dia hanya mengonsumsi obat-obatan herbal.
"Saya yakin kesembuhan itu dari Allah. Barangkali dari medis tidak saya dapatkan, harus ikhtiar yang lain," katanya.
Niswatin yang merupakan guru honorer SMK Muhammadiyah 1 Sragen mengaku tidak mampu membiayai suntikan tersebut karena harganya sekitar Rp 15 juta sekali suntik. Padahal paling tidak, dia harus mendapatkan delapan kali suntikan.
"Saya akan memperjuangkan nasib penderita kanker payudara lainnya. Saya yakin ada kasus-kasus yang seperti saya. Harapannya BPJS diperbaiki lebih baik lagi karena kemarin dikover, kenapa sekarang tidak," jelasnya.
Dalam sesi debat semalam Sandiaga juga menjanjikan akan menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan BPJS Kesehatan ini jika menang dalam Pilpres 2019.
Sumber: Merdeka.com
Berita Lainnya
Paripurna ke 9 DPRD Inhil Kisruh, Soal Perlengkapan Dewan
PT SAL: Jangankan Masyarakat, Pemkab dan Negarapun Mampu Mereka Lawan
Selain Gak Bisa Lari, Ini 7 Alasan yang Bikin Pocong Begal Gampang Ditangkep Polisi
Ada 7 Pasien Suspect Corona di Riau Dinyatakan Negatif
Saka Wira Kartika Binaan Kodim 0314 Inhil Studi Banding ke Kodim 0304 Agam, Padang
Ketua Lam Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan Mendukung Program Bertanjak
Guru TK dituduh Selingkuh dengan Abang Ipar, Rahangnya Patah Dihantam Palu
Mulai Hari Ini, Lion Air Group Turunkan Harga Tiket Pesawat
Lama Antrean Jadi Alasan 177 WNI Gunakan Paspor Filipina untuk Berangkat Haji
Ketua Komunitas Tepak Sirih Hadiri Ziarah Kesenian Nusantara di Batam
Selamat, Calya Syakirah Juara Recycled Fashion Show Sri Gemilang Pada Festifal Budaya Alam Nusantara 2018
Diskominfo Prov Riau Launching Aplikasi e-Sikap Versi Dua, Ini Fungsinya