PILIHAN
WWF Minta Pemprov Riau Serius Atasi Konflik Antara Manusia dan Satwa

BUALBUAL.com - Konflik antara manusia dan satwa di Riau diprediksi akan semakin meningkat. World Wide Fund for Nature (WWF) Riau mengatakan, hasil dari monitoring mereka, 75 persen hewan penjelajah seperti gajah dan harimau Sumatera berada di luar konservasi.
Dalam beberapa hari terakhir, hewan penjelajah tersebut kembali terlihat di kawasan perusahaan. Seperti Harimau Sumatera yang terlihat di ladang minyak Zamrud, kabupaten Siak, pada Ahad (03/11/2019). Berselang 4 hari, seekor induk gajah dan anaknya juga terlihat memasuki halaman lapangan Golf PT Chevron di Duri.
Menurut Staf Komunikasi WWF Riau, Syamsidar, saat ini pemerintah provinsi Riau belum terlalu serius mengurusi rumah para satwa tersebut, dimana tempat satwa tersebut tinggal dan mencari makan sudah semakin sempit.
"Perlindungan spesies, baik dalam kawasan hutan ataupun non hutan, secara kewenangan berada di bawah KLHK. Namun tentunya harus bersinergi dan mendapat dukungan oleh pemerintah daerah, termasuk Riau," ujarnya, Jumat (8/11/2019).
Wanita yang akrab disapa Sammy ini juga mengatakan, beberapa kawasan yang disediakan untuk satwa seperti taman nasional, hutan lindung dan juga kawasan konservasi lainnya selama ini belum mendapatkan hasil yang positif.
"Untuk pemegang konsesi mereka harus menerapkan praktik pengelolaan yang baik di dalam konsesinya, termasuk melindungi satwa dan daerah jelajahnya. Itu kewajiban yang harus dilaksanakan," ungkapnya.
Menurut Sammy, saat ini kawasan yang dilindungi tersebut juga mengalami permasalahan yang sama seperti kawasan hutan lainnya.
"Kawasan konservasi dan lindung yang ada di Riau menghadapi ancaman yang sama karena perambahan, ilegal logging, dan kebakaran hutan. Termasuk perburuan satwa yang dilindungi ataupun yang bukan dilindungi," cakapnya.
Sammy berharap Pemprov Riau menindak tegas perkebunan sawit ilegal yang ada di Riau. Dan jika memang sudah terbukti ilegal, Sammy meminta Pemprov Riau bersama stakeholder terkait untuk menghentikan aktivitas perusahaan tersebut.
"Perlu penertiban dalam pemberian izin di kawasan non hutan dan tentu saja tidak memberikan izin di kawasan hutan," ujarnya lagi.
Melihat kondisi seperti ini, WWF Riau meminta agar Pemprov Riau lebih tegas lagi untuk menyelamatkan hutan dan satwa yang ada di Riau.
"Perlu komitmen yang lebih serius dalam penanganan ancaman terhadap keutuhan kawasan hutan. Karena di dalam permasalahan ini banyak kepentingan, misalnya kepemilikan lahan adalah penguasaha atau oknum yang terkait dalam organisasi kepemerintahan. Karena itu, intinya adalah komitmen untuk menagani permasalahan tersebut," katanya.
Sumber: cakaplah.com
Berita Lainnya
PT PLN (pesero) Gelar Acara Buka Bersama Dan Santuni Anak Yatim.Di Masjid syekh Zainuddin Kualo Tanah Putih
Media Harus Terus Memperbaiki Penggunaan Bahasa Indonesia "Pembinaan Bahasa"
Peringati Tahun Baru Islam 1441 H, Koramil 07/Reteh dan Masyarakat Laksanakan Tabliq Akbar
Masih Menjadi Mesteri, Sejarah Makam Tua Di Bengkalis Riau
Bocah si Pemanjat Tiang Bendera Dapat Bantuan Uang Hingga Renovasi Rumah
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Binaan Baznas Program SKSS Tahun 2020
Korupsi Proyek RTH Pekanbaru Kejati Riau Sudah Kantongi Hasil Cek Fisik
Masjid Pemerintah dan BUMN akan Diawasi Ketat, Khawatir Disusupi Radikalisme
PC IAI Inhil Berikan Seminar Peran Apoteker Terhadap Pasien Diabetes Melitus, Sempena Konfercab PC IAI Inhil
Bupati Inhil Pimpin Rapat Penyelesaian Somasi Kredit Kelompok Tani Dengan BNI
Bupati Dan Wakil Bupati Inhil Sampaikan Visi Misi Pembangunan Periode 2018-2023
Inilah 6 Sumber Dana Utama Kelompok Teroris ISIS