BUALBUAL.com - Sebuah pulau di Kabupaten Rokan Hilir ini disebut Pulau Tilan. Pulau ini merupakan salah satu objek andalan wisata bagi kabupaten yang beribukota Bagan Siapi-api ini, selain wisata Festival Bakar Tongkang dan Pulau Jemur yang telah banyak dikenali dan dikunjungi wisatawan. Pulau ini bukan berada di tengah lautan, tetapi berada di tengah Sungai Rokan yang berair tenang yang terjaga keasriannya. Pulau Tilan terletak sekitar 21 Km dari Ujung Tanjung Kecamatan Tanah Putih ke arah Desa Rantau Bais, Kabupaten Rokan Hilir. Jika dihitung dari simpang Jalan Ujung Tanjung hanya berjarak 12 km menuju simpang Jalan Desa Rantau Bais. Berjarak 7 km dari Simpang Bukit Timah ke simpang jalan menuju Desa Rantau Bais. Dari simpang jalan Desa Rantau Bais di Jalan Raya Lintas Timur Sumatera Pekanbaru - Medan, masuk sampai ke Pulau Tilan hanya berjarak 6 km, sangat dekat dan sangat tepat menjadi tempat wisata andalan. Jalan aspal, walaupun kecil, jalann aspal tersebut telah sampai ke dermaga Pulau Tilan. Hal ini sangat memudahkan pengunjung untuk datang ke Pulau Tilan. Pulau Tilan itu sendiri terletak diseberang Desa atau Kepenghuluan Rantau Bais, yang dibelah oleh sungai Rokan.     Desa Rantau Bais sangat cocok menjadi desa wisata di Kabupaten Rokan Hilir karena merupakan desa yang tergolong masih alami, asri, belum banyak tersentuh dan dipengaruhi budaya asing. Rumah-rumah tua di Rantau Bais memiliki ciri khas arsitektur melayu dengan ukiran kayu yang tak hilang dan masih terus dipelihara. Desa ini juga terdapat sebuah mesjid yang sudah sangat tua. Selain itu, desa dengan potensi wisata alam ini letaknya tidak jauh dari jalan raya lintas Pekanbaru – Medan yang juga memiliki budaya adat istiadat masyarakatnya sangat unik dan menarik.   Menurut cerita orang tua-tua dahulu di daerah ini, bahwa Ikan Tilan inilah yang membentuk pulau ini, sehingga pulau ini dinamakan Pulau Tilan yang memiliki luas sekitar 500 hektar dengan kontur tanah hampir rata di semua tempat. Di Pulau Tilan ketika sore hari, menjelang matahari terbenam ataupun di waktu malam akan terlihat temaram lampu rumah di tepi sungai bagaikan kunang-kunang berkerlap-kerlip. Dengan fasilitas dermaga, perahu penyeberangan maupun perahu memancing dan dilengkapi jembatan apung, taman bermain, gazebo, volley pantai, serta lapangan golf mini, Pulau Tilan terus menggeliat. Pulau Tilan memiliki hutan alam yang asri dan lebat. Hutan ini sangat cocok menjadi lokasi bumi perkemahan maupun tempat penelitian ilmiah. Pulau ini memiliki padang rumput luas yang sering dihinggapi oleh Burung Bangau Putih. Sebuah pohon besar di pinggir pantainya menambah keindahan pulau ini. Cocok untuk ber-selfie sendiri ataupun ber-wefie ria bersama teman dan sanak keluarga. Untuk semakin meramaikan lokasi wisata ini, telah pula dilaksanakan Festival Pulau Tilan yang ke-V di tahun 2018 beberapa waktu lalu. Festival ini ditaja oleh Masyarakat Desa Rantau Bais dengan membentuk panitia dari masyarakat. Mereka bekerja bahu membahu untuk melaksanakan festival yang meriah ini. Festival yang diharapkan dapat mengembangkan potensi desa ini khususnya di bidang pariwisata. Hal ini tentu saja diharapkan berkembang pula perekonomian masyarakat. Dukungan Generasi Pesona Indonesia Rokan Hilir (Genpi.Rohil), Dinas Pariwisata, Kepemudaan Dan Olahraga Kabupaten Rokan Hilir dan Dinas Pariwisata Provinsi Riau sangat bagus dalam gelaran kegiatan tersebut. Hal ini semakin memacu semangat masyarakat untuk mengembangkan tempat-tempat wisata di Rantau Bais dan daerahnya lainnya di Rokan Hilir ini. Dengan berbagai rangkaian kegiatan tersebut, terbukti bahwa masyarakat sangat bersemangat dan peduli akan tempat-tempat wisata daerahnya. Kerja keras kawan-kawan Panitia dan Masyarakat Rantau Bais sangat patut diacungi jempol, didukung pengembangan dari Genpi.Rohil dengan Ketua Umum Jhony Charles dan Ketua Harian Padri serta dibantu kepengurusannya. Ikan Tilan Ikan Tilan (Mastacembellls erythrotaenia, Bleeker 1850) merupakan spesies ikan tawar dari Genus : Mastacembelus, Famili : Mastacembelidae, Ordo : Perciformes. Banyak ditemukan di kawasan Asia seperti Cambodia, Malaysia, Thailand maupun Viet Nam. Di Indonesia ikan ini hidup di Kalimantan dan Sumatera, ada juga di Jawa dan pulau lainnya. Sebuah patung Ikan Tilan pun dibangun di Pulau Tilan yang memberikan wawasan pengetahuan bagi pengunjung. Patung ini sangat mirip dengan Ikan Tilan aslinya walau berbeda sedikit dalam ukurannya.   Nama ilmiah lainnya dari ikan Tilan ini adalah Mastacembelus argus yang memiliki nama yang mirip di beberapa daerah seperti Iwak Tilan di Sumatera Selatan, ataupun Tilan Merah di Jambi ataupun Ikan Slili, Ikan Sili atau Ikan Sili Api atau Fire Eel. Di Majalengka, ikan ini sudah langka dan besarnya mencapai betis orang dewasa. Gambaran umum Ikan Tilan ini yaitu berekor pipih datar vertikal dengan badan yang panjang serta duri-duri tajam di pungungnya. Memiliki corak merah, kuning dan hitam di tubuhnya. Pita merah dan hitam di bagian kepala dan bintik merah ditubuhnya dengan dasar hitam. Mulutnya agak runcing. Sebagian jenis Ikan Tilan lainnya bercorak batik. Di Sungai Musi, para nelayan menangkapnya dengan menggunakan tajur rendam di musim penghujan maupun sero/belat dimusim kemarau. Tajur rendam ini semacam alat pancing menggunakan batang bambu dengan nilon dan mata pancing diikat ditengahnya (bukan diujung) yang dibenamkan (direndam) di dalam air sungai lokasi pemancingan. Menurut The IUCN Red List of Threatened Species (IUCN = International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), sebuah badan internasional untuk konservasi sumber daya alam menjelaskan bahwa populasi ikan ini semakin menurun, terutama di Thailand karena penangkapan oleh para nelayan. IUCN mengeluarkan peringatan tindakan konservasi atas spesies ini berupa monitoring perkembangan habitat dan populasinya. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi masyarakat Rantau Bais agar Ikan Tilan tidak punah. Kegiatan budidaya mungkin saja dapat dilaksanakan untuk menjaga kelangsungan hidup Ikan Tilan, sehingga nama Pulau Tilan pun tidak sekedar tinggal nama.   Sumber: RiauMagz.com