PILIHAN
Cerita Pendatang dari Sumbar yang Terjebak Lockdown di Malaysia
BUALBUAL.com - Sejumlah pendatang asal Sumatera Barat (Sumbar) di Malaysia kini kesulitan untuk pulang sejak pemerintah setempat menerapkan karantina wilayah (lockdown) untuk mencegah penyebaran virus corona.
Itulah yang dialami Jafrizal, perantau asal Pesisir Selatan yang tinggal di Sungai Buloh, Selangor.
"Sekarang saya terjebak di Malaysia. Tak bisa pulang. Saya ingin pulang sejak beberapa hari yang lalu, tapi sulit mendapatkan tiket kapal ke Dumai," ujarnya lewat WhatsApp, Minggu (22/3).
Ronaldi, Direktur Landbow Tour and Travel, mengatakan bahwa sejak 18 Maret, warga negara Indonesia yang menggunakan visa kunjungan (sebulan) diminta pulang oleh pemerintah Malaysia sebelum masa berlaku visa berakhir.
Sedangkan yang menggunakan visa kerja diberi kelonggaran. WNI pemegang visa kunjungan diminta pulang melalui Pelabuhan Klang (Selangor)-Dumai, Pelabuhan Dickson (Negeri Sembilan)-Dumai, Pelabuhan Muar (Johor)-Dumai, Pelabuhan Melaka (Melaka)-Dumai, dan Pelabuhan Stulang Laut (Johor)-Batam.
Bagi WNI yang bermukim di Sungai Buloh, pelabuhan terdekat ialah Pelabuhan Klang, yang jaraknya sekitar 45 kilometer dengan jarak tempuh 30 menit hingga 1 jam tergantung kondisi arus lalu lintas.
"Orang yang bisa pulang dengan feri ialah orang yang tinggal dekat pelabuhan karena pergerakan orang dibatasi. Sejak karantina wilayah diberlakukan, orang di Malaysia hanya diizinkan bepergian sejauh 10 kilometer, itu pun satu orang perwakilan keluarga. Orang yang ketahuan bepergian tanpa izin melebihi jarak 10 kilometer akan ditangkap dan dikarantina," kata pria asal Lintau, Agam, Sumbar ini.
Menurut Ronaldi, kapal feri terakhir ke Dumai berangkat pada hari ini. Sedangkan kapal ke Batam terakhir berangkat pada 26 Maret.
Setelah itu, tak ada perjalanan lintas laut dari Malaysia menuju Dumai dan Batam.
"Cara lain untuk pulang ialah menggunakan pesawat dari Brunei dan Kuala Lumpur (Malaysia Airline) ke Jakarta," ucap Ronaldi, yang tinggal di Kuala Lumpur dan memiliki visa lima tahunan.
Akan tetapi, penerbangan rute Kuala Lumpur-Padang Pariaman (Sumbar) dan sebaliknya ditiadakan mulai 19 sampai 31 Maret 2020.
AirAsia merupakan satu-satunya maskapai yang melayani rute penerbangan Kuala Lumpur-Padang Pariaman.
Meskipun bisa pulang dengan menumpang feri, para warga Sumbar tersebut sulit mendapatkan tiket feri saat ini karena pergerakan orang dibatasi. Pembeli tiket pun membeludak sejak pemberlakuan lockdown tersebut.
Sumber: cnnindonesia.com
(CNN Indonesia/Fajrian)
|
Berita Lainnya
Sebanyak 4000 Kader dan Simpatisan IPK Inhil Siap Dukung dan Menangkan Wardan-SU
Kondisi Memperhatinkan Jembatan Terusan Saka Jalan Desa Bente Akhirnya Ambruk
Kalah Gugatan di MA, Merek Cap Kaki Tiga Tak Boleh Lagi Dipakai
Begini Klarifikasi Direktur PT PER Terkait Kredit Macet Senilai Rp 1,29 Miliar
Dukungan Terus Mengalir, Artis Nasional Asal Riau, Penetapan Said Syarifuddin Sebagai Sekda Riau Sudah Tepat
Kapolres Inhil: Karhutla di Kateman Tinggal 10 Titik Hotspot
Desa Bukan Fiktif, Penduduknya Cuman 10 KK "Tapi Terima Dana Rp 1 Miliar"
Berjumpa Ahok dan Anies Di BalaiKota
Masyarakat Inhil Diberi Hak Gugat Atas Penerbitan Izin yang Merugikan
BRCN Diharapkan Jadi Sousi Bagi UMKM Dalam Berkreatifitas
Dr Zul Asdi Spb Mkes Sampaikan ke Pemprov Riau Terkait Kekurangan APD
Kadiskes Bengkalis Pinta Masyarakat Jangan Panik dengan Istilah Suspect Corona