Dampak Covid-19, Sudah 33 Hotel di Batam Berhenti Beroperasi
![](https://www.bualbual.com/assets/berita/original/71291834162-3195-45foto-lepas-kawasan-pelita-batam.jpg)
BUALBUAL.com – Imbas dari pandemi Covid-19, semakin banyak hotel-hotel yang tutup di Batam. Data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batam menyebutkan, hingga saat ini sudah 33 hotel yang menyatakan berhenti beroperasi.
“Data yang masuk ke saya sampai saat ini ada 33 hotel. Sudah 33 hotel di Batam berhenti beroperasi akibat dampak pandemi Covid-19. Rinciannya adalah lima hotel bintang dua, 13 hotel bintang tiga, lima hotel bintang empat, dan satu hotel bintang lima. Sedangkan sisanya hotel-hotel kelas melati ke bawah,” kata Ketua PHRI Batam, Muhammad Mansur, Selasa (21/4).
Sebelumnya, pada awal April, jumlah hotel tutup di Batam mencapai 17 hotel. Dengan kata lain, dalam tempo tiga minggu, jumlah hotel yang berhenti beroperasi naik 50 persen.
Mansur menyebut, data tersebut bisa saja akan terus bertambah, selama masa pandemi masih berlangsung. “Kemungkinan masih ada hotel yang sudah tutup, namun mereka belum melapor,” ucapnya.
Di Batam, terdapat sekitar 300-an hotel. Dengan kata lain, wabah Covid-19 telah menyebabkan sekitar tujuh hingga delapan persen hotel tutup di Batam. Berdasarkan data PHRI, Indonesia telah kehilangan potensi pendapatan dari wisman asing sebesar 4 miliar dolar Amerika atau setara dengan Rp 60 triliun sejak Januari 2020. Sedangkan dari sektor domestik, hotel kehilangan pendapatan sebesar Rp30 triliun.
Sedangkan daerah paling terdampak dari penurunan jumlah wisman yakni Manado, Bali, dan Batam. Sebagai gambaran, Mansur menyebutkan, satu hotel bintang empat mempekerjakan sekitar 200 orang, hotel bintang tiga sekitar 100 karyawan, dan hotel bintang dua 40 sampai 50 orang karyawan.
“Yang dirumahkan (karyawan, red) ratusan juga jumlahnya. Data pastinya belum kami dapatkan,” ujarnya.
Adapun hotel yang masih bertahan untuk tetap beroperasi harus menelan pil pahit. Sebab okupansi yang rendah. Okupansi tertinggi paling hanya 20 persen dan itupun jarang terjadi.
“Yang masih beroperasi ini juga menerapkan kebijakan cuti tanpa digaji bagi sebagian karyawannya. Ada juga yang jam kerja dikurangi Dengan demikian pendapatan pekerja juga berkurang,” sebutnya lagi.
Berita Lainnya
Secara Virtual, DWP Provinsi Riau Ikuti Halal Bihalal
Provinsi Riau Menerima Penganugrahan Pelayanan Publik dari Ombudsman RI
Camat Batsol Rusydy, Berikan Sertifikat pada 9 Kepala Desa memasuki Purna Bakti
Gubernur Ansar Kukuhkan Pengurus Gerakan Penjaga Marwah Kepri
Kejari Rohul Setor Uang Rampasan Tipikor Senilai 117 Juta ke Kas Negara
Hadir di Sidang Tahunan MPR, Jokowi Pakai Baju Adat Tanimbar Maluku dan Maaruf Amin Pakai Baju Adat Betawi
Bupati Kasmarni Ingatkan, Lahirkan Generasi Unggul dan Berkarakter Qur’ani Butuh Komitmen Bersama
Gubri Apresiasi Kreativitas Dinas Tanaman Pangan Hadirkan Taman Edukasi
Bupati Lampura dan RSUD Ryachudu Sambut Tim Survey Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia
Wakil Ketua DPRD Syaiful Ardi, Hadiri Milad ke 111 Muhammadiyah di Mandau
Bupati Bengkalis Kasmarni dan Rombongan Tinjau Posko Lebaran di Roro Air Putih
Kesbangpol Gelar Penyuluhan Demokrasi Bagi Masyarakat Kec Pekaitan