BPS: Nelayan dan Pembudidaya Ikan Riau Alami Kenaikan NTNP 0,52 Persen

BUALBUAL.com - Pada September 2020, nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan (NTNP) Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen, yaitu dari 98,21 pada Agustus 2020 menjadi 98,72 pada September 2020.
"Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar -0,08 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Jumat (2/10/2020).
Ia menjelaskan bahwa kenaikan Indeks Harga yang diterima nelayan (It) pada September 2020 disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,52 persen pada ikan gulamah, belanak dan kelompok perikanan budidaya sebesar 0,13 persen pada ikan patin tawar, nila tawar, mas tawar. Sedangkan, penurunan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar -0,16 persen, khususnya khususnya bawang merah, cabai rawit, cabai merah.
Lebih terperinci ia menjelaskan, bahwa kelompok penangkapan ikan (NTN), pada September 2020, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen dibandingkan dengan NTN bulan sebelumnya yaitu dari 99,43 menjadi 99,48.
"Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar -0,02 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan laut sebesar 0,41 persen khususnya gulamah, belanak," ujarnya.
Sedangkan penurunan indeks harga yang dibayar nelayan disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar -0,03 persen, khususnya bawang merah, cabai rawit, gula pasir.
Sementara itu untuk kelompok budidaya ikan (NTPi) pada September 2020, NTPi mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen, yaitu dari 94,14 pada Agustus 2020 menjadi 94,31 pada September 2020. Hal ini disebabkan oleh naiknya It sebesar 0,13 persen sedangkan Ib mengalami penurunan sebesar -0,05 persen.
"Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,14 persen, khususnya patin tawar, nila tawar, mas tawar," urainya.
"Sedangkan, penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar -0,13 persen, khususnya bawang merah, cabai rawit, cabai merah," tukasnya.
Berita Lainnya
Gajah Sumatera Masuk Jalan Tol Pekanbaru - Dumai, Ini penjelasan BBKSDA Riau
Guna Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19, Kodim 0314 Inhil Gencar Lakukan penyemprotan disinfektan
Program Pembekalan Purna Karya PHR; Tetap Profesional Memasuki Masa Pensiun
BKSDA Riau Evakuasi Dua Ekor Beruang Madu dari Pemukiman Warga Bukit Timah Dumai
Percepat Penurunan Stunting, DP2KBP3A Inhil Lakukan Minilok di Kecamatan Sungai Batang
Warga Riau 'M Nur' Bahagia Terima Bantuan Rumah Yatim
Karena Lobster, Mantan Menteri Susi Pudjiastuti Menagis, Bagaimana Dengan Air Mata Nelayan?
Konflik Gajah dan Warga di Inhil, Ini kata BBKSDA Riau
Terkait Pelaporan Dirinya Tentang Rekrut CPNS dan Honorer K3, Bupati Irwan: Tangan Mencincang Bahu Memikul
Atok Anas Berang Dengar Jembatan Padamaran Ditabrak Kapal Ponton, Kontraktor Wajib Ganti
DP2KBP3A: Semangat Kebersamaan Meriahkan Peringatan HUT ke-25 Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Indragiri Hilir
Aksi di Kantor Gubri, Global Climate Strike Pekanbaru: Riau Darurat Iklim