Janji Bela Petani Berujung Pengkhianatan, Rp15 Juta Raib

BUALBUAL .COM INHU– Di tanah Melayu yang menjunjung marwah, aroma busuk kini menyeruak. Sebuah pengkhianatan yang mencoreng kehormatan dan melukai hati para petani yang bertani di Sungai Raya dan Sekip Hilir, Kecamatan Rengat.
Adalah Raja Abdul Aziz, oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sekaligus memimpin sebuah organisasi masyarakat (Ormas) Melayu, diduga tega menilap uang perjuangan petani senilai Rp15 juta. Uang yang dikumpulkan dengan keringat dan harapan itu diserahkan atas janji manis pengurus ormas Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB) Inhu.
Sebelum menerima uang, pengurus ormas melayu di Inhu tersebut berjanji akan turun membela petani di Sungai Raya dan Sekip Hilir dalam menghadapi pengusaha hiburan malam Dedi Handoko Alimin, yang disebut-sebut mengerahkan preman bayaran saat itu untuk menguasai lahan petani di Sungai Raya dan Sekip Hilir.
Namun, janji itu tinggal janji. Setelah dua kali petani dari Sungai Raya dan Sekip Hilir menggelar aksi, sang pemimpin ormas berseragam hitam bertanjak itu tak pernah muncul di garis depan. Tak ada pembelaan, tak ada suara lantang membela hak rakyat.
"Petani sudah iuran Rp15 juta untuk akomodasi LLMB turun membela petani. Alih-alih membela, setelah menerima uang, mereka tak pernah muncul melawan Dedi Handoko untuk membela petani di Sungai Raya dan Sekip Hilir," tegas Ketua Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan (AMUK) Andi Irawan, Senin (11/8/2025), usai aksi di depan Kantor Bupati Inhu bersama Petani di Sungai Raya dan Sekip Hilir.
Fakta lain kian menguatkan kekecewaan, dimana Bendahara LLMB Inhu, Raja Zoli, mengaku uang Rp15 juta itu memang diterima dari Alnasri untuk biaya akomodasi demonstrasi membela petani di Sungai Raya dan Petani di Sekip Hilir. Namun, seluruhnya diserahkan kepada Panglima Tengah, Raja abdul Aziz
"Saya tidak tahu kenapa sampai sekarang uang itu belum dikembalikan Raja Aziz, saya ini tidak pegang uangnya, saya atas nama saja sebagai bendahara LLMB Inhu," ungkap Raja Zoli.
Pengakuan Raja Abdul Aziz, bahwa dana yang diterima sudah di bagikan dengan anggota laskar.
"Walaikumsalam, duit itu sudah di bagikan sama anggota laskar jadi susah juga untuk mengambilnya, sedangkan anggota susah semua," Ucapnya melalui pesan WhatsApp.
Bagi petani, soal penyerahan uang dari hasil iuran tersebut bukan sekadar uang, nanun adalah pengkhianatan terhadap perjuangan mereka sebagai petani yang sudah lama menguasai lahan sejak tahun 1994.
"Kami biasanya berjuang sendiri. Saat dijanjikan bantuan dari laskar, kami percaya. Tapi ketika uang diambil, mereka hilang. Kami merasa ditipu," kata salah seorang petani, suaranya bergetar menahan amarah.
Luka hati petani di Sungai Raya dan Sekip Hilir kian dalam. Janji bela petani berubah menjadi noda hitam yang menodai marwah Melayu oleh oknum ASN pada Dinas Perhubungan Inhu Raja Abdul Aziz atas nama membela petani. **
Berita Lainnya
Anggota Brimob Riau Curhat di Medsos, Ngaku Kerap Setor Uang ke Komandannya Capai 650 Juta Rupiah
17.663 Kendaraan Melintas di Jalan Tol Pekanbaru - Dumai Seksi 1 saat Lebaran
Unit Reskrim Polsek Perhentian Raja Amankan Pelaku Narkoba di Desa Lubuk Sakat
Diduga Malpraktek, Ini penjelasan Calon Kades Harapan Mukti Mesuji
Polda Riau Akan Serahkan Tersangka dan Barang Bukti Kasus Karhutla PT BMI
Mantan Karyawan MR Blitz Sangat Kecewa Karena Ijazahnya Sampai saat Ini Belum Dikembalikan
Nelayan Tanah Merah Ditemukan Tewas Mengapung di Kanal, Diduga Kambuh Penyakit Epilepsi
Berikut Peristiwa Dunia Pada Tanngal 26 Januari
Lintas Pemuda Ajak Polda Riau Tangkap Mafia Lahan Inisial AW di Kecamatan Kubu dan Palika
Kasus Gonggongan Anjing Menteri Agama, Bareskrim Polri Tindaklanjuti Laporan KNPI Riau
Dampak Bencana Longsor, Akses Jalan Dua Kecamatan di Purwakarta Lumpuh Total
Diduga Oknum Wartawan Langgar Kode Etik Jurnalistik, Ada Indikasi Pemerasan