Ikan yang Ditangkap di Kepri, Transaksinya Harus di Kepri

BUALBUAL.com - Tiba di Bandara Raja Haji Fisabilillah sekira pukul 09.00 WIB, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Wahyu Sakti Trenggono disambut langsung oleh Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad, Jum'at (26/11).
Kunker Menteri Wahyu kali ini dalam rangka Sosialisasi Program Prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI tentang Budidaya dan Penangkapan Terukur.
Usai penyambutan, rombongan langsung bergerak menuju venue acara di Natra Resort, Lagoi, Bintan. Sosialisasi mengenai Perikanan Budidaya oleh Dirjen Perikanan Budidaya (DJPB) dan Penangkapan Terukur oleh Dirjen Perikanan Tangkap (DJPT) KKP RI ini menyasar himpunan nelayan, kelompok pembudidaya ikan, nelayan, dan stake holder perikanan se Kepri.
Menteri Wahyu yang membuka langsung acara ini menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kebijakan baru sektor kelautan dan perikanan. Ia mengaku ditugaskan Presiden Joko Widodo untuk memilah-milah pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang memberi manfaat besar bagi negara, serta pemerataan industri perikanan.
"Saat ini yang terjadi adalah hasil nelayan dari seluruh wilayah Indonesia dibawa ke Jawa dan di sana menjadi pusat transaksi perikanan. Ke depan kebijakan yang diambil adalah misalnya hasil nelayan di Kepri akan berhenti di Kepri (prosesnya). Sehingga industri (perikanan) nya juga ada disitu. Dengan demikian, tenaga kerja juga dari Kepri. Ini yang disebut dengan distribusi pertumbuhan ekonomi ke daerah" ujar Menteri Wahyu.
Selanjutnya Menteri Wahyu berbicara tentang perikanan moda tangkap. Menilik moda penangkapan ikan di negara lain, mereka melihat hasil laut itu sebagai karunia Tuhan. Maka dijaga agar tidak punah. Untuk itu laut harus sehat, bersih, dan dijaga.
"Di negara-negara maju, sudah menuju ke arah sana. Kapan musim ikan bertelur tidak akan diganggu. Jadi sudah tahu kapan harus mengambil. Saat ini di negara kita tidak seperti itu. Penangkapan ikan tidak mengenal waktu," katanya.
Kemudian Menteri Wahyu memaparkan rencananya untuk mengidentifikasi nelayan lokal di Kepri sebanyak lebih kurang 6000 orang. Menurutnya nelayan lokal di Kepri harus meningkat kesejahteraannya. Solusinya seperti yang telah ia bicarakan sebelumnya, yaitu dengan proses dan hasil perikanannya ditransaksikan di Kepri.
"Untuk pelabuhan khusus pengelolaan ikan di Kepri sudah ada di Natuna dan Batam. Keduanya harus dikelola dengan baik" pinta Menteri Wahyu.
Ke depan, perikanan moda tangkap akan menerapkan sistem berbasis kuota. Akan diidentifikasi berapa besaran kuota di Kepri yang ada, dan berapa yang boleh ditangkap.
"Kuota ini nantinya akan dibagi 2, ada kuota hak untuk nelayan lokal, dan kemudian kuota untuk industri. Jadi industri tidak boleh mengambil melebihi kuota dan jika dilanggar akan dikenakan pinalti," ujar Menteri Wahyu.
Khusus untuk kuota nelayan lokal, prosesnya akan dibantu melalui koperasi dengan bekerja sama dengan Pemda. Kalau dalam prosesnya tidak memenuhi kuota, akan dibantu dengan kapal-kapal lebih besar dengan sistem berkelompok.
"Kalau tidak bisa juga akan dikembangkan sistem budidaya. Hak kuotanya dapat dijual ke industri dengan transaksi melalui koperasi, ini sebagai salah satu model supaya ekonomi bergerak disini" imbuhnya.
Selanjutnya Menteri Wahyu berbicara mengenai budidaya. Menurutnya budidaya perikanan di Kepri sudah cukup baik. Seperti di Natuna ada budidaya ikan kerapu dan napoleon.
"Untuk lebih mengembangkannya saya tantang para akademisi disini untuk melakukan riset-riset pengembangbiakan berbasis budidaya, contohnya teripang, napoleon dan komoditas lain dengan nilai ekonomis tinggi" kata Menteri Wahyu.
Kemudian Menteri Wahyu mengutarakan harapannya dimana 5 sampai 10 tahun lagi di Kepri tidak ada lagi botol plastik.
"Cita-cita kita ke depannya adalah adanya botol berbahan rumput laut. Akan kita datangkan industrinya kesini" ungkapnya.
Terakhir Menteri Wahyu menekankan kebijakan utama yang akan datang adalah menghidupkan ekonomi dan industri perikanan bisa mandiri di Kepri. Untuk itu Menteri Wahyu mengharapkan dunia industri menyambut dengan baik.
"Jangan takut akan kedatangan para investor. Pastinya akan mengembangkan dan mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan di Kepri" tutupnya.
Kegiatan disejalankan dengan penyerahan secara simbolis Bantuan Perikanan Budidaya se-provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2021 senilai 1,048 miliar rupiah yang terdiri dari benih kakap putih, benih bawal bintang, benih kerapu dan calon induk ikan laut serta bantuan sarana dan prasarana ikan hias.
Turut menghadiri acara ini Dirjen Perikanan Tangkap M. Zaini Hanafi, Dirjen Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Adin Nurawaluddin, Kadis Kelautan dan Perikanan Kepri H.T.S Arif Fadilah, dan Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Batam Toha Tusihadi.
Berita Lainnya
Gubri Syamsuar Lantik Pj dan Kukuhkan 4 Pjs Bupati di Riau
H. Mafirion Inisiasi Gerakan Sadar HAM dari Tingkat Kabupaten hingga Desa
Sekdaprov Riau Hadiri Presentasi Hasil Sementara Studi kelayakan Rumah Sakit Khusus Otak RSUD Petala Bumi Riau
Gubri Abdul Wahid Jadi Payung Panji Melayu Riau, Resmi Sandang Gelar Datuk Seri Setia Amanah
Gubernur: Kepri Berada di Level 1, PPKM Diperpanjang Hingga 8 November
Pemprov Riau Gelar Rapat Penataan Jalan, Upaya Mengatasi Kemacetan di Kota Pekanbaru
Wakil Gubernur Riau : Wajib Gunakan Masker dan Penerapan Psycal Distancing Lebih Efektif Dilakukan
Pemerintah Realisasikan BPBL, Ribuan Warga Riau Akan Disambung Listrik PLN Gratis
Tuna Wisma Positif Covid-19 di Riau Telah Jalani Cuci Darah
Bupati Sukiman Serahkan Sembako untuk Kaum Dhuafa dan Anak Yatim
Penambahan 5 Pasien Covid-19 Riau Bisa Saja Awal Gelombang II
Ketua PC Muslimat NU dan BAZnas Inhil Tinjau Rumah Warga yang Tidak Laya Huni