Data UNESCO Sebut Minat Baca Masyarakat Indonesia Kurang, Mereka Lebih Suka Nonton
PEKANBARU (BUALBUAL.com) - Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Riau, Erisman Yahya menyebutkan bahwa sesuai data UNESCO, Indonesia urutan kedua dari bawah terkait literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah.
Lanjutnya, menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001 persen, artinya dari 1.000 orang Indonesia, cuma satu orang yang rajin membaca. Indonesia urutan ke-60 dari 61 negara soal minat baca.
Padahal, dengan membaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan, karena membaca adalah jendela dunia. Alih-alih gemar membaca, Erisman melihat, masyarakat Indonesia lebih suka melihat (menonton) dari pada membaca.
"Kita suka melihat (menonton) tapi malas membaca. Di Indonesia, kalau mau terkenal jangan jadi penulis buku tapi jadi YouTuber saja," kata Erisman Yahya saat menjadi narasumber dalam workshop Generasi Sadar Teknologi Informasi di SMAN 7 Pekanbaru, Kamis (22/9/2022).
Minimnya minat baca tersebut, tidak lain dipengaruhi oleh budaya teknologi yang saat ini kian pesat. Erisman Yahya menyebutkan, menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Karingan Internet Indonesia (APJII) mengungkap bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia kini telah terhubung ke internet.
"Rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan 8 jam bahkan lebih untuk menggunakan handpone, adapaun platform yang sering digunakan yakni Youtube, Facebook, dan WhatsApp," ungkapnya.
Erisman mengajak generasi muda Indonesia untuk membiasakan diri gemar membaca. Di Islam saja sebutnya, surat pertama yang diturunkan yakni Surat Al-'Alaq, sebagai ayat yang mengandung perintah untuk membaca.
Tidak hanya itu, ia juga mengajak untuk memanfaatkan perpustakaan yang telah disediakan sebagai wadah belajar dan membaca sehingga pengetahuan meningkat dan sumber daya manusia Indonesia semakin berkualitas.
"Meningkatkan minat baca menjadi tanggung jawab semua pihak, karena minat baca sangat rendah sekali," imbuhnya.
Ada beberapa faktor penyebab kurangnya minat baca di Indonesia yakni pengaruh lingkungan, membaca sejak dini tidak dianggap penting, generasi serba instan, dipengaruhi teknologi, buku yang tersedia kurang menarik, hingga tidak adanya kesadaran dalam diri akan membaca.
Berita Lainnya
Kabupaten Rohil Gelar Apel HUT RI ke -75 di Tengah Keterbatasan Akibat Covid -19
Kerugian Mencapai Rp7 Miliar, Destinasi Wisata Riau Tutup Gara-gara Covid-19
Bupati Karimun Kepri 'Aunur Rafiq' Dinyatakan Positif Covid-19
Bupati HM Wardan Apresiasi DPRD Inhil Atas Kerja Sama dalam Pembahasan Ranperda APBD-P 2020
Kartu Prakerja Gelombang 57 Dibuka, Ini Cara Daftar dan Syaratnya
Bupati Bengkalis Kasmarni & Masyarakat Bukit Kerikil, Simak Tausiyah Tuan Guru Ustadz Abdul Somad
Bustami HY Harapkan DDII Bersinergi dengan Pemda Cegah Masyarakat Berprilaku Negatif
Seruan MUI dan DMI: Tidak Ada Salat Id Berjamaah dan Takbiran Keliling Jakarta
Mudah Sinergi dan Berpretasi, Wardan Dukung Syamsuar Lanjutkan Kepemimpinan
Tambah 1 Kasus Positif, Total 41 Kasus Positif Covid-19 di Riau
Canangkan Pembangunan Zona Integritas, Kanwil Kemenkumham Riau akan Tindak Pungli
2 PDP Asal Rohul Meninggal Dunia Sebelum Hasil Swab Keluar