LPAI Riau Gelar Gerakan Permainan Tradisional Anak Riau Tahun 2022

BUALBUAL.com - alam upaya memperkenalkan dan menumbuhkan kembali permainan tradisional anak, Lembaga Perlindungan Anak (LPAI) Riau gelar Gerakan Permainan Tradisional Anak (Germatra) Riau di taman rekreasi alam mayang, Pekanbaru, Rabu (14/12/2022).
Acara ini diikuti lebih dari 100 anak. Mulai dari Yayasan Rumah Bintang, SMP Santo Yosef, perguruan taekwondo alam mayang, dan perguruan silat Lintau dari pondok pesantren global ikhwan.
Gubernur Riau yang diwakili oleh Asisten 1 Setdaprov Riau, Masrul Kasmy menjelaskan globalisasi memberikan dampak yang signifikan, dan memberikan dampak positif dan negatif terhadap generasi muda. Saat ini permainan tradisional sudah mulai tertinggal dikarenakan kalah saing oleh gadget.
"Maka dari itu, kita perlu memperkenalkan serta menggalakkan kembali permainan tradisional kepada anak," ucapnya.
Dijelaskan dia, permainan tradisional merupakan salah satu warisan bangsa Indonesia, dalam permainan tradisional tersebut terdapat ciri khas, pesan, serta nilai kearifan lokal dari setiap daerah yang ada di Indonesia.
Menindaklanjuti hal tersebut dia mengimbau kepada unsur pemerintah, dunia usaha, lembaga kemasyarakatan, dunia pendidikan dan media massa untuk menjadi leading sector dalam melakukan kerja-kerja aktif yang berimplikasi langsung terhadap tumbuh kembang anak. Dengan melakukan upaya pemenuhan hak dan perlingdungan khusus anak di sektor masing-masing.
Untuk itu, disampaikan Masrul, bahwa Gubernur Riau menyambut baik atas dilaksanakannya kegiatan ini. Ia juga berharap melalui Germatra dapat mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak Indonesia, khususnya Riau.
"Peran kita semua sangat dibutuhkan dalam memberikan sumbangsih untuk melaksanakan kegiatan perlindungan anak dan pemenuhan hak anak di Riau, demi tumbuh kembang anak secara wajar," katanya.
Ketua pelaksana Germatra, Ira menjelaskan, saat ini anak-anak cenderung mencari hiburan melalui gawai ketimbang bermain langsung bersama kelompok teman temannya. Hal negatif dari fenomena ini adalah kurang tajamnya kemampuan anak untuk bersosial juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Juga dapat merusak otak anak karena radiasi yang ditimbulkan.
"Oleh karnanya, acara ini bertujuan menghidupkan kembali permainan daerah yang sudah hampir punah, seperti estatak, cakbur, balap karung dan lainnya, juga sebagai wadah yang bisa meminimalisir efek negatif dari penggunaan gadget," jelas Ira.
Berita Lainnya
Gugas Covid-19 Rohil: Guna Memutus Mata Rantai Covid-19, Kesadaran dan Kejujuran ODP Sangat Diharapkan
Wabup Dan Bobi Kurniawan, Sambut Muhammad Hafiz Dan Wan Annisa Saat Pulang ke Bengkalis
Bupati Bengkalis Kasmarni Lepas Keberangkatan 21 JCH Kloter 15 menuju Embarkasi Haji Batam
Ketua KPK H. Firli Bahuri: Indonesia Benar-benar Merdeka Jika Bebas dari Korupsi
Rapat Kerja Forum Pembaruan Kebangsaan Kecamatan Mandau tahun 2023
Peringati Hari Jadi Kota Tanjungpinang ke-239, Diisi Dengan Kegiatan Ziarah Makam
Pengurus Karang Taruna Blambangan Umpu Adakan Kegiatan Baksos Donor Darah
Bupati dan Awak Media Sembelih Tiga Ekor Kerbau
Wabup Lingga Upayakan Cari Bantuan Tambah Mobil Damkar
Dewan Minta Pembongkaran Pasar di Kota Tembilihan Harus Diiringi Solusi
Wabup Bagus Santoso, Buka Festival Budaya Bahari Pantai Indah Selat Baru.
Makna Filosofis Logo HUT ke-80 RI yang Diluncurkan Presiden Prabowo di Istana Negara