BPS: Potensi Inflasi Awal Tahun Umumnya Disebabkan Karena Penurunan Produksi

BUALBUAL.com - Plt. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah mengatakan bahwa potensi inflasi awal tahun umumnya disebabkan karena pola penurunan produksi dan masa tanam pada beberapa komoditas bahan pangan.
Ia menjelaskan, hal tersebut artinya pengendalian inflasi tidak hanya dari sisi demand, tapi juga perlu dikendalikan pada sisi suplai.
"Seperti yang kita lihat masa penen padi itu akan terjadi pada bulan Maret dan April, walaupun saat sekarang ada beberapa daerah yang sudah panen, tapi puncak panennya itu Maret dan April sehingga pada data yang ada yang perlu kita waspadai," katanya dalam rakor pengendalian inflasi daerah secara virtual, Selasa (24/1/23).
M. Habibullah menyebutkan, selanjutnya kenaikan inflasi tersebut juga dipicu oleh komoditas kelompok administrasi price, yang penetapan tarifnya mulai berlaku, misalnya cukai rokok.
"Memang secara penimbang nilai konsumsinya (seperti cukai rokok) cukup tinggi," katanya.
Plt. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik melanjutkan, kalau dilihat komoditas penyumbang yang memberi andil inflasi tinggi diawal tahun bervariasi. Jadi sebutnya, tidak ada pola khusus yang berulang.
Ia memaparkan, data yang ada pada Januari 2020 komoditas penyumbang inflasi adalah cabai merah, cabai rawit, sementara pada posisi Januari 2021 muncul emas perhiasan, daging ayam ras dan lainnya.
Demikian juga pada Januari 2022 yang muncul untuk penyumbang inflasi adalah minyak goreng, ikan segar dan lain sebagainya.
Namun menurutnya perlu diwaspadai komoditas apa yang akan mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan inflasi.
"Jadi yang menjadi catatan pada Januari komoditas yang memberi andil inflasi tinggi diawal tahun itu bervariasi, " ucapnya.
M. Habibullah menerangkan, kalau dilihat pola inflasi pada beberapa kota besar di awal tahun seperti Jakarta, Surabaya dan Medan, tidak menunjukkan pola khusus dari inflasi di awal tahun.
Kemudian, kota dengan dugaan potensi inflasi akibat demand perayaan Imlek juga tidak menunjukkan pola khusus. "HBKN Imlek juga tidak menunjukkan adanya dorongan inflasi akibat demand perayaan, " sebutnya.
Berita Lainnya
Ingat! ASN Dilarang Terima Parcel Lebaran
Vaksinasi Covid-19 Inhu Per 1 Februari 2022
Gandeng HIPMI, Gubri Abdul Wahid Buktikan Komitmennya Ciptakan Pengusaha Muda Riau
Bupati Kasmarni, Bantu Prekonomian Masyarakat Dengan KUBE
Polsek Banjar Agung melakukan Penataan dan Penertiban Penjual Takjil
Pemprov Riau Pulangkan Sebanyak 1.813 WNI Telah Kembali Dari Malaysia Sesuai SOP
Bupati Way Kanan Hadiri Kegiatan Baznas Penyerahan Sembako Secara Simbolis kepada Masyarakat
Disnakertrans Riau Baru Terima 25.796 Orang Daftar Penerima Kartu Prakerja
Pastikan Kesiapan, Bupati Inhil HM. Wardan Inspeksi TPU Khusus Pasien Covid-19
Tingkatkan Pelayanan dan Ketertiban di Masyarakat Terlebih di Tahun Politik, Terang Camat Rupat pada RT, RW Yang Baru Dilantik
Tetap Larang Mudik, Riau Tidak Keluarkan Izin Untuk Transportasi Umum
Plh Bupati Bengkalis: Terus Sosialisasikan ke Masyarakat Cara Mencegah Covid-19 Agar Mereka Tak jadi Korban