Sampai Awal Agustus 2023, Polda Riau Tangani 22 Kasus Karhutla
BUALBUAL.com - Kepolisian Daerah (Polda) Riau menangani 22 kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kasus ini terjadi sejak Januari hingga awal Agustus 2023 dengan luas lahan terbakar mencapai 1.155 hektare.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Pol Teguh Widodo, Rabu (2/8/2023), menerangkan, Karhutla paling luas ada di wilayah hukum Polres Dumai, yakni 815 hektare.
Disusul di wilayah hukum Polres Bengkalis 318,5 hektare, Polres Rohil 13 hektare, Polres Kuansing 5 hektare, Polres Rohul 1,5 hektare, lalu Polres Inhil dan Polresta Pekanbaru masing-masing 1 hektare.
Kasus Karhutla paling banyak, ditangani oleh Polres Rohil, yaitu 6 kasus dengan 8 tersangka.
Selanjutnya Polres Dumai 5 kasus dengan 5 tersangka, Polres Kuansing 3 kasus dengan 3 tersangka.
Kemudian, Polres Inhil 2 kasus dengan 2 tersangka dam Polres Rohul dan Polresta Pekanbaru masing-masing 1 kasus dengan 1 tersangka.
Sementara Polres Bengkalis dengan wilayah Karhutla paling luas kedua, menangani 4 kasus tapi belum ada yang ditetapkan tersangka.
"(Penanganan kasus) masih tahap sidik (penyelidikan, red) ada 7 kasus, tahap I ada 8 kasus dan tahap II sebanyak 7 kasus," ungkap Teguh.
Satgas Udara Intensif Patroli
Sementara, Satuan Tugas Bagian Udara pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berada di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin semakin mengintensifkan patroli dan pemadaman titik api.
Sesuai dengan struktur organisasi tugas yang ditetapkan, Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin sebagai Bidang Udara pada Komando Satgas Karhutla provinsi Riau dengan Dansatgas adalah Gubernur Riau.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Mohammad Nurdin yang juga sebagai Wadansatgas IV pada Komando Satuan Tugas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau tahun 2023 menyebut, dalam tugas, Satgas diperkuat oleh 6 helikopter. "Pertama adalah patroli untuk melihat secara langsung titik api apabila terjadi kebakaran, dan kedua melaksanakan water bombing," ujarnya.
Ia menjelaskan, pemadaman lahan yang terbakar memang membutuhkan pemadaman api melalui wahana udara karena pasukan darat mungkin ada keterbatasan baik waktu maupun lokasi sehingga tidak bisa cepat sampai titik tersebut. "Maka dilaksanakan water bombing dengan menggunakan helikopter yang standby di Lanud Roesmin Nurjadin," tambahnya.
Dikatakan Danlanud, Bidang Udara Satgas Karhutla provinsi Riau mengedepankan langkah antisipatif karena berdasarkan pengalaman memadamkan api jauh lebih sulit dibandingkan mengidentifikasi titik api ataupun asap yang timbul akibat pembakaran.
“Kita berharap dengan cara ini bisa efektif dan bisa menjamin kebakaran hutan dan lahan bisa kita hindari khususnya di wilayah Riau,” tutur Danlanud.
Berita Lainnya
Gempa Bumi Berkekuatan M 5,4 Guncang Pesisir Barat Lampung
Si Jago Merah Hanguskan 17 Unit Rumah Penduduk di Jalan M. Boya Lorong Nangka Kota Tembilahan
Mahasiswa dan Keluarga Penyelenggara Diskusi Pemecatan Presiden Jadi Sasaran Teror
Atin : pasar malam kami telah tutup Seharus nya begitu juga dengan yang di Desa silam,
Bercium saat Zoom Meeting, Dekan Fakultas Tarbiyah Akui AAF Memang Mahasiswi UIN Suska Riau
Diduga Depresi Berpisah dengan Istri dan Anak, Pria 35 Tahun di Riau Gantung Diri
Siaga I Bendungan Katulampa, Walikota Bogor Minta Warganya Untuk Waspada
Penemuan Mayat Wanita di Kebun Singkong Gegerkan Warga Kotabumi Utara
Putusan PN Gunung Sugih: PT Indolatex Harus Kembalikan Uang Kerugian Milik Petani Karet
Resahkan Warga, Aksi Balap Liar Ditertibkan Hingga Pelaku Disambangi ke Rumah
Terkait Tindak Pidana Penganiayaan di Kopitiam 212 Batam, Ini Penjelasan Polda Kepri
Aktivis Rokan Hilir Sayangkan Video Viral, Seret Nama Baik Gubernur Riau