BPS: Inflasi Tertinggi di Riau Terjadi di Tembilahan, Capai 3,56 Persen

BUALBUAL.com - Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat terjadi inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,42 persen pada Juli 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,02. Inflasi tertinggi terjadi di Tembilahan sebesar 3,56 persen, sementara yang terendah tercatat di Kota Pekanbaru sebesar 2,10 persen.
Kepala BPS Provinsi Riau, Asep Riyadi, menjelaskan bahwa inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran.
“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami kenaikan tertinggi sebesar 9,87 persen, diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,12 persen, serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,85 persen,” ujar Asep, Jumat (1/8/2025).
Asep menambahkan, kelompok lainnya yang juga mengalami inflasi adalah pakaian dan alas kaki (2,04 persen), kesehatan (1,84 persen), pendidikan (1,53 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,91 persen), serta transportasi (0,72 persen).
“Di sisi lain, terdapat tiga kelompok yang mengalami deflasi, yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,38 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen, serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,05 persen,” jelasnya.
Secara bulanan (month to month/m-to-m), Provinsi Riau juga mengalami inflasi sebesar 0,62 persen pada Juli 2025. Sementara secara tahunan sejak awal tahun (year to date/y-to-d), tercatat inflasi sebesar 1,91 persen.
“Berdasarkan hasil pemantauan kami di empat kabupaten/kota di Riau, secara umum memang terjadi kenaikan harga di berbagai komoditas sepanjang Juli 2025,” ungkap Asep.
Beberapa komoditas utama yang memberikan andil terhadap inflasi y-on-y antara lain emas perhiasan, daging ayam ras, bawang merah, sigaret kretek mesin, minyak goreng, ayam hidup, beras, dan nasi dengan lauk.
Sementara itu, komoditas penyumbang deflasi y-on-y antara lain cabai merah, kentang, cabai rawit, wortel, sabun cair, bawang putih, tarif parkir, dan ikan nila.
Adapun komoditas yang dominan memberikan andil inflasi m-to-m pada Juli 2025 mencakup bawang merah, daging ayam ras, ayam hidup, jengkol, sekolah dasar, sigaret kretek mesin, dan cabai merah.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi m-to-m antara lain angkutan udara, bawang putih, ikan serai, dan gula pasir.
Asep juga memaparkan kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan terbesar terhadap inflasi y-on-y adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,01 persen, diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,70 persen.
“Kelompok lainnya seperti penyediaan makanan dan minuman/restoran, pakaian dan alas kaki, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga turut menyumbang inflasi, meskipun dalam skala lebih kecil,” pungkasnya.
Berita Lainnya
DKP Lakukan Pembinaan Pada Kelompok Wanita Tani Desa Resam Lapis
Sasar Milenial, HSBC Perkenalkan Pembaruan Layanan Premier 2.0
Pasar Murah Hadir di Pasar Kawal-Kangka, Masyarakat Sambut Antusias
Juli Tahun 2021, Neraca Perdagangan Riau Surplus 1,36 Miliar Dollar AS
TBS Sawit Riau Minggu Ini Turun Jadi Rp 3.206/kg, Cek Harga Lengkap per Umur
Haryono Bersama Bupati Wardan Terima Penghargaan Riau Investment Award 2023
Iwapi Riau Bagikan Sembako untuk Masyarakat Kurang Mampu
Arsya Fadillah, Bengkalis Dorong Creative Network (BCN) Dan Penguatan Koloborasi Ekonomi Kreatif
Kepulauan Riau Diprediksi Surplus 28 Ribu Talenta Digital pada 2030
Dana PEN Sangat Diperlukan Saat Pandemi
Minyak Goreng ''Minyakita'' Mulai Menghilang dari Pasaran Pekanbaru
Usaha AQ DONAT Salah Satu Bisnis Kuliner Terkini di Kabupaten Inhil