PILIHAN
Soal Aksi 'Kartu Kuning' ke Jokowi, PSI: Diizinkan Dalam Demokrasi

Bualbual.com, Sekjen Partai Solidaritas Indonsia (PSI) Raja Juli Antoni memandang aksi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa memberi 'kartu kuning' ke Presiden Joko Widodo wajar dalam sistem demokrasi. Menurutnya tidak ada hal yang perlu dibesar-besarkan.
"Saya kira itu merupakan satu hal yang diizinkan dalam demokrasi. Di mana boleh memberikan kritik, saran, protes terhadap pemerintah. Jadi saya pribadi sih menganggap hal tersebut biasa saja positif," kata Raja, saat menghadiri peresmian lapangan bulutangkis GP Ansor, di kantor GP Ansor, Jl Kramat Raya, Sabtu (3/2/2018).
Raja juga mengatakan apa yang dilakukan Paspampres istana tepat karena menjalankan tugas mengamankan acara.
Ia menganggap peristiwa aksi kartu kuning sebagai hal yang tidak perlu dibesar-besarkan karena Jokowi sendiri menyatakan tidak tersinggung.
"Jadi menurut saya tidak ada satu hal yang dibesar-besarkan ya terutama ketika pak Jokowi kemarin tidak tersinggung, tidak ada juga menjadi kasus hukum yang diperpanjang," sambungnya.
Ia menganggap aksi kartu kuning merupakan hal wajar sebagai negara demokrasi yang bebas berpendapat. Namun ketika disinggung soal etika, ia menyebut hal itu relatif jika dikaitkan dengan budaya timur atau barat.
"Itu relatif ya. Di beberapa negara demokrasi misalnya barat. Kritik seperti itu lazim dilajukan cuma kadang-kadang kita punya etika ke timuran atau acara ceremonial jangan diganggu gugat tapi bisa di acara di luar itu," katanya.
"Ada etika ketimuran, tapi saya sebagai orang yang S2 dan S3 di luar negeri, berinteraksi dengan sistem demokrasi di barat yang sudah mapan saya secara pribadi tidak terlalu mempermasalahkan," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi merespons soal aksi pemberian kartu kuning dari Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa, salah satunya yang menuntut soal perbaikan kondisi di Asmat. Jokowi kemungkinan akan mengirim yang bersangkutan ke Asmat, Papua.
"Mungkin nanti, mungkin nanti, mungkin nanti ya, saya akan kirim, mungkin ketua dan anggota-anggota di BEM ke Asmat. BEM UI ya," ujar Jokowi kepada wartawan di Pondok Pesantren Salafiyah Safi'iyah Sukorejo, Situbondo, Jatim, Sabtu (3/2/2018).*(kompas.comyld/nvl)
Berita Lainnya
Ngabalin: Jokowi itu Kerisnya di Belakang
Presiden Jokowi Singgung 'Kompor', TKN Ungkit Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet
Empat Tahun Era Jokowi, Indeks Demokrasi Memburuk
Muhammadiyah Desak Pemerintah RI Tegas Soal Kasus Pelarungan 3 ABK di Cina
Ditanya pilih Jokowi atau Prabowo, Ini Kata Tommy Soeharto
Presiden Jokowi Bagikan 30 Ribu Sertifikat Tanah
Harga Premium Batal Naik, Demokrat: Jokowi Kurang Bijaksana
Salim Said: Sebagai Ilmuwan Politik, Saya Merasa Aneh, Kantor Kemhan Daerah Ditutup?
Survei Puskaptis: Jarak Elektabilitas Makin Tipis 'Alarm Bahaya bagi Jokowi'
Sahut Menyahut Serta Adu Yel-yel Antara Pendukung Jokowi Dan Prabowo Dilokasi Debat Pilpres
Mari Kita Cek Fakta Klaim Jokowi Telah Bangun 191.000 Km Jalan Desa
Melayu Milenial Deklarasi Dukung Jokowi - Ma'ruf Amin, Dengan Alasan Bangun Jalan Tol dan Komitmen Riau Bebas Asap