PILIHAN
Jika Hanya Mengandalkan APBD, Herwanissitas: Nasib Pentani Kelapa Inhil Tidak akan Berubah
BUALBUAL.com, Anjloknya harga kelapa yang tak berimbang lagi terhadap kubutuhan pokok turut menjadi perhatian Komisi IV DPRD Kabupaten Indragiri Hilir yang membidangi masalah kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
Setelah hampir setahun, menurunnya harga komoditi yang menjadi andalan mayoritas penghasilan masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir membawa danpak yang sangat siginipikan terhadap kesejahteraan dan pendidikan.
“Lama kelamaan petani kita putus asa. Kalau sudah putus asa, maka efeknya banyak. Bahkan sampai ada anak-anak petani yang tidak dapat melanjutkan pendidikan, seperti kuliah dan sebagainya,” ujar Sekretaris Komisi IV DPRD inhil, Herwanissitas, Senin (3/12/2018).
Saat ini ntuk 1 butirnya kelapa dari petani hanya dihargai Rp 700-Rp 800 saja. Harga tersebut merosot tajam sejak beberapa waktu belakangan. Hingga kini pemerintah daerah masih belum meberikan solusi yang nyata atas permasalahan tersebut.
Herwanissitas mengatakan terjun bebasnya harga kelapa saat ini membuat petani semakin terpuruk dan tak berdaya. Dikatakannya persoalan kelapa juga harus menjadi perhatian pemerintah pusat.
‘’Kalau mau mengatasi persoalan ini, ya harus ada campur tangan pemerintah pusat. Tak bisa diselesaikan hanya ditingkat daerah,” kata Herwanissitas,
Anjloknya harga kelapa dalam Inhil, menurut Herwanissitas, disebabkan beberapa faktor. Termasuk, black campaign dunia yang menyebutkan kualitas kelapa Indonesia, tidak baik. Dengan demikian terjadi penolakan Eropa terhadap itu.
‘’Harus ada kebijakan pemerintah, seperti pusat. Sampai hari inikan tidak regulasi yang jelas terhadap masalah perkelapaan maupun kopra,”tegas Politisi PKB ini.
Dia menilai, Pemerintah Pusat hanya menganggap persoalan kelapa yang ada di Inhil hanya masalah lokal. Artinya, persoalan demikian cukup hanya diselesaikan melalui daerah masing-masing. “Tidak bisa seperti itu. Harus diselesaikan bersama-sama,”paparnya.
Terhadap kebijakan yang sudah dibuat Pemerintah Kabupaten Inhil, lanjut Herwanissitas, dia cukup memberikan apresiasi. Hanya saja sampai saat ini belum ada dari sekian kebijakan itu yang terealisasikan.
Hal itu semakin tidak baik, dikala beberapa perusahaan pembeli kelapa yang ada tidak menunjukan perhatian mereka terhadap petani. Jika masalah ini sampai berlarut, dia optimis dalam beberapa waktu ke depan nasib petani semakin tidak jelas.
“Lama kelamaan petani kita putus asa. Kalau sudah putus asa, maka efeknya banyak. Bahkan sampai ada anak-anak petani yang tidak dapat melanjutkan pendidikan, seperti kuliah dan sebagainya,” tutup Herwanissitas.
Kesimpulan Sitas, sapaan akrab Herwanissitas, nasib petani kelapa Inhil tidak akan berubah kalau dalam penangangannya hanya mengandalan anggaran pendaapatan dan belanja daerah (APBD). (Ard/rpc)
Berita Lainnya
Julius Ibrani: Jaksa Kesulitan Buktikan Kasus Ahok
Bupati HM. Wardan Akan Lanjutkan Evaluasi Kinerja ASN & OPD Secara Ketat Tahun 2019
KPU Inhil Akan Tangkal Perkembangan Isu “SARA” di Masa Kampaye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Komisi I DPRD Sumbar Lakukan Kunker Ke Pemprov Riau
Untuk Bangun Rumah PNS, TNI, dan Polri, Pemerintah Bereskan Lahan Sengketa
Yuk! Menikmati Makanan Melayu Riau Yang Bisa Menggoyang Lidah
Berbentuk Salib, Koridor Jalan Jenderal Sudirman Solo Menimbulkan Perdebatan
Disajikan Pemandangan Astaka Unik dan Megah STQ Ke 44 Resmi Dibuka, Rudi Hartono Berharap Generasi Bakau Aceh Bisa Tampil di Tingkat Kabupaten
Bupati Inhil HM.Wardan Buka Open Turnamen Volley Ball Dandim 0314/Inhil Cup 2018
Puluhan Mahasiswa Unjuk Rasa di KPU Pekanbaru, Dugaan Gratifikasi KPPS di Kelurahan Pesisir
Kawasan Pelabuhan BSL Bengkalis Disemprot Desinfektan 'Antisipasi Wabah Covid-19'
Tahun 2019 Penerima Beasiswa LPDP di Riau Hanya 3 Orang