PILIHAN
Fakta Baru Ternyata Setiap Hari Freeport Buang Limbah 160 Ribu Ton Ke Sungai Papua

BUALBUAL.com, Limbah murni yang tertinggal di air (tailing) dihasilkan Freeport dalam setiap harinya mencapai ratusan ribu ton dan dibuang ke sungai di Papua.
Hal itu diungkapkan Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (Irjen KLHK) Ilyas Assad, Rabu (9/1).
"Satu hari (menghasilkan limbah tailing) 160 ribu ton, dan dibuang ke sungai," ujar Ilyas.
Karenanya, kata Ilyas, KLHK mendorong PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk memanfaatkan limbah tailing agar tidak menjadi limbah yang berujung pada pencemaran lingkungan.
"Jadi, tailing itu memang kita dorong supaya jadi manfaat, kan banyak sekali, dari pada jadi limbah," kata Ilyas.
Tak hanya itu, pihaknya juga berharap pemanfaatan limbah tailing dapat digunakan dengan bijak, sehingga dapat mengurangi produksi limbah.
"Sebenarnya sudah ada (kajian) cuman yang kita pentingkan pertama eskalasinya jumlahnya, kedua pengembangan wilayah," tukasnya.
Adapun, lanjut Ilyas, untuk pemanfaatan limbah tailing yang dihasilkan oleh PTFI sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar meskipun masih dalam skala kecil.
"Mereka sudah memanfaatkan juga sebenarnya, tapi jumlahnya kecil seperti ada yang bikin jalan, jembatan, batako tapi kecil-kecil," demikian Ilyas.
Sumber: RMOL.co
Berita Lainnya
KPK Lakukan Kasasi, Atas Putusan Bebas Terhadap Bupati Rohul Suparman
UN Susulan Dilaksanakan 8-9 Mei 2018
Jelang Hari Raya Enam Kecamatan Di Inhil Langka Gas LPG 3 Kg, Pertamina Diminta Adakan Operasi Pasar
60 Bal Ganja Disimpan di Bagasi dan Laci Mobil yang Dimodifikasi
Dewan Pendidikan Riau Gelar FGD Pemetaan Potensi Sekolah, Ini Tujuannya
Gara Gara Ini Hubungan Elvy Sukaesih dan Putrinya di Kabarkan Memanas
Ancaman Demonstrasi Kembali Mengemuka, Gubernur Riau Tak Kunjung Berikan Tanggapan Selamatkan PSPS
BUALBUAL Rakyat Waspada Musim Rawan Korupsi 'Fitra Riau'
Alasan Perampok Sekap 11 Korban Dalam Kamar Mandi
Dewan Pembina Berharap UIR dan YLPI Mampu Menjawab Tantangan Masa Depan
Refly Harun: Otoritarianisme Bisa Muncul Saat Masyarakat Tidak Lagi Kritis
Petani di Kuansing Belum Bisa Turun ke Sawah Bercocok Tanam, Pasca Banjir Menerpa