PILIHAN
Refly Harun: Otoritarianisme Bisa Muncul Saat Masyarakat Tidak Lagi Kritis
BUALBUAL.com, Otoritarianisme tidak hanya bisa muncul dari kekuasaan. Paham politik otoriter ini juga bisa muncul dari sikap yang diambil oleh masyarakat itu sendiri.
Pakar hukum tata negara Refly Harun menjelaskan bahwa otoritarianisme bisa muncul dari sikap masyarakat yang tidak lagi kritis pada pemerintahnya.
“Otoritarianisme itu tidak hanya bisa muncul dari kekuasaan. Bisa juga dari society yang membenarkan semua tindakan penguasa, yang tidak lagi kritis dan memilah,” jelasnya dalam kicauan di akun Twitter pribadi beberapa waktu lalu.
Untuk itu, dia meminta kepada kaum terpelajar dan intelektual untuk tetap menjaga jarak dengan kekuasaan. Termasuk dengan yang hendak berkuasa. Hanya dengan begitu, kata dia, nalar kritis tetap terjaga.
“Bukan ramai-ramai menjadi fans club,” tegasnya.
Namun demikian, Refly menegaskan bahwa menjaga jarak bukan berarti menolak berkawan atau bekerja sama untuk kebaikan bangsa.
“Tetapi menjaga sikap independen dan nalar kritis untuk berani menyatakan benar-salah menurut keyakinan,” pungkasnya.
Sumber: RMOL.co
Berita Lainnya
Aksi Kemanusiaan Bantu Saiyah Tebus Biaya Perobatan
Bupati Bengkalis Amril, Terima Gelar Datuk Seri Setia Amanah Junjugan Negeri, Dan Kasmarni Mendapat Gelar Datin Seri Junjungan Negeri
Bupati Inhil Hadiri Raker Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Tahun 2020 di Provinsi Riau
MRSF Polda Riau Raih Rekor Muri, Diikuti 54.127 Kaum Millennial
Terdakwa Ajukan Bantahan Dugaan Penggelapan PT. THIP Pelangiran Atas Dakwaan Jaksa
Tiga Tersangka Kredit Macet PT PER Dijebloskan ke Penjara
Imet Terancam 9 Tahun Penjara, Terbukti Curi Ratusan HP dari Toko Ponsel di Pekanbaru
Soal Gaji PPPK dari Honorer K2, Begini Penjelasan Terbaru Kepala BKN
Tingkatkan Kemampuan Personel, Polres Kampar Gelar Latihan Beladiri Polri
Bea Cukai Riau Selamatkan Berhasil Potensi Kerugian Negara sebesar Rp30 Miliar
Kejagung Tangkap Buronan Kasus Century yang DPO Sejak 2014
Jalan di Kecamatan Langgam Pelalawan Rusak Parah, Akibat 'Project Drilling' EMP