Bisnis Takjil Ramadan Online, Jadi Pilihan Di Tengah Pandemi Virus Corona

BUALBUAL.com - Semarak Ramadan identik dengan menjamurnya penjual makanan dadakan. Tidak sedikit orang yang ingin memanfaatkan kesempatan dengan berjualan takjil sebagai menu berbuka puasa. Namun di tengah pandemi Covid-19 ini, para pelaku usaha harus mengasah kreativitasnya agar tetap bisa berjualan tanpa khawatir terpapar virus corona.
Seperti yang dilakukan Riri Indriantini (24). Warga Kota Bandung ini menjual minuman yang bisa jadi takjil saat berbuka puasa. Riri menjual susu jelly dengan varian rasa dalam kemasan botol. Produk berlabel Joel Susu Jelly ini dipasarkan melalui media sosial yakni WhatsApp dan Instagram.
Harga yang ditawarkan tiap botolnya Rp 10.000. Rata-rata dalam sehari dia bisa menjual 50 botol. Dari penjualan tersebut dalam sehari Riri bisa meraup untung Rp 100.000 - Rp 150.000.
"Dalam satu botol untungnya Rp 2.000 - Rp 2.500," kata Riri kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (25/4).
Di hari pertama puasa, dia menerima pesanan sebanyak 64 botol susu jelly. Pada hari kedua pesanan meningkat jadi 67 botol. Proses pemesanan dilakukan satu hari sebelum pengiriman hingga jam 10 pagi. Setelah pesanan ditutup, dia baru membuat Susu Jelly sesuai jumlah pesanan.
Pesanan akan diantar setiap jam 5 sore. Ada yang diantar sendiri dan ada pula yang diantarkan melalui ojek online. Bagi pemesan yang diantar ojek online, Riri akan memberikan bonus 1 botol produknya kepada pengemudinya.
Riri mengaku usaha rintisannya ini baru berjalan 2 pekan. Modal awal usaha tersebut sebesar Rp 1,3 juta. Dari hasil penjualannya dia mengaku sudah balik modal."Setiap pembelian pakai Gojek atau Grab kita kasih satu botol buat Mamang ojeknya," katanya.
Harga Bahan Baku Naik
Hanya saja, di tengah Pandemi Covid-19 ini harga barang modal usahanya mulai mengalami kenaikan. Beberapa barang jadi sulit didapat karena adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Bandung Raya.
Semula dia akan menjual minuman kemasannya seharga Rp 8.000 per botol. Namun karena kelangkaan bahan baku dia terpaksa membandrol produknya Rp 10.000 per botol.
Terutama botol kemasan yang harus dipesan secara online. Ongkos kirimnya pun lebih mahal. Begitu juga dengan beberapa bahan varian rasa yang harganya mulai naik. "Tapi karena bahan-bahannya naik dan susah jadinya Rp 10.000 per botol," kata Riri.
Berita Lainnya
Permudah Pelaku Usaha, DPMPTSP Inhil Luncurkan Layanan Inovasi KLIPING
Dampak Virus Corona, Ramayana PHK Karyawannya
KARA Kembali Raih Indonesia Customer Experience Award Tahun 2024
Permudah Pelayanan Perizinan ke Pelaku Usaha, DPMPTSP Inhil Gelar Sosialisasi Penerbitan NIB
Pelaku Usaha Harus Tahu! Inilah Gula Kelapa Tradisional dari Inhil, Yang Memilki Kualitas Tanpa Kompromi
DPMPTSP Hadiri Rapat Evaluasi TA 2023, Serta Penyerahkan Piagam Penghargaan Kepada Kecamatan Terbaik Dalam Penilaian Kinerja
Naik Rp1.020, Harga Pinang Kering di Riau Jadi Rp17.560 Ribu per Kg
Ajak Kuasai Pasar Sendiri, Yosi: Siap Dampingi UMKM dan Pengurusan Sertifikasi Halal
Pegawai PLN UIWRKR Tawarkan Promo Super WOW Langsung ke Rumah Pelanggan
Indonesia Original Brand 2023, KARA kembali Raih 2 Penghargaan Sekaligus
Peduli Covid-19, Bank Riau Kepri Salurkan 1.300 Paket Sembako Kepada Tim Gugas Tugas Covid-19 Riau
Kreasi Seni Tinggi dari Daun Pandan: Peluang Bisnis Kerajinan Tangan di Indragiri Hilir