Inilah Alasan Syekh Abdurrahman Shiddiq Larang Ibadah di Mesjid yang Dibangun Belanda
BUALBUAL.com - Syekh Abdurrahman Shiddiq ketika menjabat sebagai Mufti Kerajaan Indragiri, hampir setiap hari ia menerima tamu yang datang dari berbagai tempat untuk meminta pendapat, petuah dan nasehatnya tentang berbagai masalah, seperti kemusykilan dalam masalah perkawinan, perceraian, pembagian harta warisan, perselisihan dalam keluarga dan pertikaian antar suku dan lain sebagainya.
Tentulah karena kearifannya sebagai ulama yang mempunyai kharisma dan pengaruh yang kuat dalam masyarakat, maka nasehat-nasehat dan jalan keluar yang ia berikan dirasakan sangat bermanfaat oleh
masyarakat.
Suatu hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa sikapnya yang teguh menyampaikan kebenaran yang ia yakini dalam rangka menjalankan tugas keulamaannya dengan penuh tanggung jawab.
Menurut Ketua Yayasan Syekh Abdurrahman Sidiq, Dr. H M Ali Azhar Mahmud mengungkapkan, Syekh Abdurrahman Shiddiq tidak merasa gentar menanggung resiko fatwa-fatwa yang dikeluarkannya.
"Contohnya adalah fatwanya yang dianggap masyarakat pada waktu itu mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan dirinya dari amarah pihak kolonial Belanda," ujar Ali Azhar, Kamis (18/03/2021).
Fatwanya itu adalah berupa larangan kepada umat Islam menggunakan tiga buah mesjid yang di bangun oleh Belanda dalam wilayah Indragiri. Alasan yang di kemukakan Syekh ini dalam fatwanya itu adalah bahwa ketiga mesjid itu tidak didirikan atas taqwa, akan tetapi berlatar belakang politis untuk kepentingan penjajahan.
Mungkin sekali hal itu, ungkap Ali Azhar, karena Syekh Abdurrahman Siddiq melihat bahwa pihak Belanda membangun mesjid-mesjid tersebut dalam rangka mengambil hati umat Islam di daerah itu agar menaruh
simpati kepada kolonialisme. Menurutnya, ketiga mesjid itu tergolong mesjid dhirar sebagai yang diisyaratkan tuhan dalam Al-quran.
Dapatlah disimpulkan bahwa keberhasilan Syekh Abdurrahman Shiddiq dalam menjalankan misi dan fungsi keulamaannya adalah karena ia benar-benar menerapkan
dakwah bi al-lisan yang terintegrasi secara baik dengan dakwah bi al-hal (dakwah melalui tindakan nyata).
Berita Lainnya
Kite Mesti Tahu! Pengertian, Makna dan Fungsi Serta Manfaat dari Kata Tunjuk Ajar Melayu
Mari Kita Membaca Cerita Rakyat Riau, Sutan Nan Garang jo si Rantai Omeh
Aksi Patroli RP 133 untuk Melumpuhkan Ekonomi dan Perjuangan Tentara Nasional Indonesia di Indragiri Hilir
Mosthamir Thalib: Kerdilkan Makna Nusantara
Mengenal Balai Adat Melayu, Ikon Budaya dan Pariwisata Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
Satu-satunya Negara Miliki Nama dengan satu suku kata Yaitu Chad, Menjadi Negara paling lapar di Dunia
Satu-satunya Negara Miliki Nama dengan satu suku kata Yaitu Chad, Menjadi Negara paling lapar di Dunia
Mengenal Sejarah Kabupaten Bintan Mempunyai Ciri Khas terdiri dari Ribuan Pulau Besar dan Kecil yang Tersebar di Laut Cina Selatan
Ketua DPW GEMASABA Riau: Kita Masih Butuh Pahlawan, Mari Kita Berkarya yang Mendunia dan Bisa Bikin Banga Indonesia
Mengenal Balai Adat Melayu, Ikon Budaya dan Pariwisata Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
Sejarah Peran Syekh Abdurrahman Shiddiq dalam Menyebarkan Agama Islam di Indragiri Hilir
Cegah Karhutla, 2 Helikopter MI-17 dari BNPB Pusat Diturunkan ke Riau