PILIHAN
Hastag #2019GantiPresiden, Siapa Yang Diuntungkan?

BUALBUAL.com, Jakarta - Kiai Semar tiba di rumah Ki Lurah Petruk di dusun Karangkadempel tepat ketika pesinden melantunkan bait terakhir tembang Sinom Rujak Jeruk. Setelah dipersilakan masuk oleh sang sohibul bait dan para among tamu, Kiai Semar mengambil duduk di bagian depan langsung berhadapan dengan para pesinden dan penabuh gamelan.
Hari itu Ki Petruk memang mengundang grup karawitan ke rumahnya untuk menghibur warga yang telah dia tinggalkan selama satu musim panen jagung. Selama kurang lebih 3,5 bulan itu memang Petruk menghilang dan ngejawantah menjadi ratu di negara Ngrancang Kencana Loji Tengara dengan gelar Prabu Welgeduwelbeh.
Kepada Kiai Semar, Ki Petruk melaporkan semua yang terjadi di Karangkadempel setelah dia tinggal. Termasuk suasana menjelang Pemilihan Lurah dan Wakil Lurah (Pilrah) 2019. Selama ditinggal Petruk, rakyat di Karangkadempel bergejolak dan terpecah menjadi dua kubu. Kelompok pertama menginginkan Petruk cukup menjabat lurah selama 1 periode kepemimpinan saja yakni 5 tahun. Di kubu berikutnya adalah warga yang mendukung Petruk pada pemilihan lurah tahun depan. Tentu saja pendukung menginginkan Petruk terpilih kembali menjadi lurah.
Walhasil meski pemilihan lurah baru digelar tahun depan, suhu politik di Karangkadempel mulai memanas. Tak hanya di kehidupan nyata tapi juga merambah jagat maya alias media sosial. Di Twitter, Instagram, Facebook muncul dua tagar saling berlawanan yakni: #2019GantiLurah lawan #DiaSibukKerja.
Pendukung dua kubu tak jarang saling twitwar tanda pagar atau hashtag. Dari jagat maya, tak jarang debat kemudian merembet ke layar kaca bahkan warung kopi di pinggir jalan. Namun itu tak lantas membuat panik Ki Lurah Petruk.
Bagi Ki Petruk munculnya perang hashtag #2019GantiLurah dan #DiaSibukKerja akan berdampak positip bagi industri kreatif. Akan muncul hashtag-hashtag lainnya. Dan benar saja setelah dua hashtag itu kemudian muncul #2019NaikHaji, #2019NaikGaji, #2019GantiKalender, #2019GantiMobil, #DiaTetapSetia, dan lainnya.
Pelaku industri kreatif menangkap ada peluang bisnis. Mereka membikin kaos, stiker, pin, dan suvenir bergambar atau bertuliskan aneka hashtag tersebut untuk dijual. Tak hanya di mal, pusat perbelanjaan atau pasar-pasar, barang-barang itu juga dijual di arena car free day yang digelar tiap akhir pekan di sejumlah kota besar. Untung pun berlipat.
Ada yang membeli untuk sekadar lucu-lucuan, sebagian lagi memakai karena memang mendukung pasangan calon lurah dan wakil lurah tertentu. Apa pun tujuan warga membeli barang-barang tersebut, Ki Lurah Petruk yakin suasana Pemilihan Lurah dan Wakil Lurah 2019 akan berlangsung secara menyenangkan.
Inilah untuk pertama kalinya dia melihat atribut kampanye pemilihan umum tak monoton karena hanya berupa gambar partai politik atau tokohnya. Partai dan tokoh politik akan berlomba-lomba menampilkan desain atribut yang menarik perhatian publik. "Inilah yang namanya pesta demokrasi itu, semua senang tak ada permusuhan," kata Ki Petruk.
Kiai Semar manggut-manggut mendengar laporan dari Petruk. Sesaat setelah Petruk berhenti cerita, Semar mematikan rokok dan menaruhnya di asbak, membetulkan kerah baju lalu meneguk teh dari gelas yang disajikan.
"Thole (Ananda) Petruk harus tetap waspada," Kiai Semar memulai petuahnya kepada sang anak. Sebagai penasihat utama dusun Karangkadempel, Kiai Semar memang bertugas mengingatkan Petruk yang saat ini mengemban amanah menjadi Lurah.
Semar meminta Petruk agar memerintahkan panglima bhayangkara mengantisipasi setiap kemungkinan terjadinya gesekan antara dua kubu pendukung pasangan calon lurah dan wakil lurah. Kepada elite partai politik diminta mengimbau kadernya agar tak mudah terpancing oleh ulah provokator.
Peristiwa di arena car free day di alun-alun Karangkadempel hari Minggu kemarin saat pemakai kaus tertentu mengintimidasi masyarakat yang mengenakan kostum berbeda pilihan politik tak boleh terulang. Bagaimana pun juga hiruk pikuk pesta demokrasi bisa saja dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab untuk kepentingan sesaat mereka.
Kiai Semar berharap jika Pilrah di Karangkadempel bisa berlangsung adem dan ayem, maka Pilpres 2019 di Amarta juga akan berjalan damai tanpa gesekan berarti. Bagi Semar baik #2019GantiLurah atau 2019GantiPresiden, atau pun #DiaTetapKerja yang diuntungkan adalah masyarakat.
Jika Pilpres 2019 berlangsung damai, pelaku industri kreatif akan meraih banyak untung dari #2019GantiPresiden atau pun #DiaTetapKerja.
Pagelaran hiburan karawitan di rumah Petruk pun berakhir. Langgam Ibu Pertiwi menjadi penutup acara tasyakuran di rumah ki Lurah.
Ibu Pertiwi...Paring Bogo
Lan Sandhang Kang Murakapi
Peparing Rejeki
Manungsa Kang Bekti
I...bu Pertiwi-I...bu Pertiwi
Sih Sutresno Mring Sesami
I...bu Pertiwi
Kang Adil Luhuring Budi
Ayo Sungkem Mring Ibu Pertiwi
Erwin Dariyanto jurnalis detikcom; tulisan ini adalah pendapat pribadi
(mmu/mmu)
Berita Lainnya
Sebuah Rumah Kontraktor di Desa Lubuk Muda Bengkalis Juga Ikut Digeledah KPK
Bawaslu Riau Akan Panggil Gubernur Terpilih dan Kepala Daerah Se-Riau
Resmi di Buka Bioskop Cinema XXI dan Premiere mal SKA Pekanbaru dan Ini Harga Tiketnya
HM. Wardan Semua Desa Bentuk BUMDes Agar Menjadi Desa Yang Komplit di Segala Bidang
Dua Unit Mobil Pelaku Ikut Disita Polisi, Pencurian Aset Pemkab Inhu
Seodirman: Ketua Badko HMI Riau - Kepri Menanyakan Keputusan Polri Tentang SP-3 Perusahaan 'Biang Asap'
Koramil 11 Bersama Tokoh Masyarakat Pulau Burung Sholat Istiqosah 'Mintak Hujan'
M. Arifin: Akhirnya Buka Suara Terkait Terpuruknya Prestasi Inhil MTQ Tingkat Provinsi Riau
Sudah Jatuh Tertinpa Tangga Pula, Derita 3 OPD Riau DAK Hangus Tahun Depan Terancam Tidak Dapat Lagi!
Kisah Tiga Pengibar Bendera Merah Putih Saat Proklamasi 17 Agustus 1945
Kapolsek GAS Ajak Masyarakat Ramaikan Kegiatan Isra' Miraj
Lima WNA Yang Terdampar di Bengkalis, Segera Dipulangkan