PILIHAN
Kasus Meikarta, Demiz Jaminkan Kepala ke Jokowi Karena Luhut & Mendagri Ikut Campur

BUALBUAL.com, Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar (Demiz) mengaku pernah curhat kepada Presiden Joko Widodo terkait pembangunan Meikarta. Pasalnya, keputusannya memberhentikan sementara proyek tersebut mendapat komentar oleh sejumlah menteri.
Hal itu terungkap dalam sidang lanjutan dugaan suap Meikarta dengan terdakwa Bupati Bekasi non Aktif, Neneng Hasanah Yasin dan sejumlah pejabat Pemkab Bekasi di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Jalan LL.RE Martadinata, Kota Bandung, Rabu (20/3).
Pembahasannya dengan Joko Widodo dilakukan di sela kegiatan kedinasan di Muara Gembong, Bekasi. Ia menjelaskan, ada kesimpangsiuran informasi mengenai pembangunan Meikarta hingga dirinya menghentikan sementara.
Keputusannya itu didasarkan pada peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat. Salah satu poinnya bahwa pembangunan di atas 100 hektar harus mendapatkan rekomendasi dengan catatan (RDC) oleh Gubernur Jabar.
Terlebih, Pemprov Jabar tengah merencanakan pengembangan tiga kota metropolitan yaitu Bandung Raya, Cirebon Raya dan Bodebekkapur (Bogor-Depok-Bekasi-Karawang-Purwakarta) yang akan menjadi kembarannya Jakarta.
Dia menjelaskan, pembangunan metropolitan skala kota saja membutuhkan rekomendasi, sedangkan Meikarta pembangunannya yang lintas Kota Kabupaten belum mengantongi rekomendasi, karena informasi yang didapat, luas lahan untuk membangun Meikarta seluas 500 hektar (438 hektar sesuai dakwaan).
Ia melaporkan bahwa proyek dengan lahan yang luas ini melanggar tata ruang. Terlebih, persyaratan dari pengembang belum lengkap. Dengan kata lain, sesuai aturan, proyek Meikarta harus mendapatkan rekomendasi dari pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dari kajian yang dilakukannya yang juga sebagai ketua BKPRD Jabar, pembangunan Meikarta bisa dilakukan di atas lahan seluas 84,6 hektar. Namun, hal itu membuat banyak pihak berargumen, termasuk sejumlah menteri Jokowi.
"Menteri-menteri bapak, kayak Luhut, pak mendagri dan Pak Sofyan (Menteri Agraria dan Tata Ruang) ikut berkomentar soal Meikarta. Saya enggak mau jawab omongan mereka di media. Saya bilang minta arahan, jangan sampai nanti seperti berhadapan dengan bapak (Jokowi). Saya enggak akan mundur," ungkapnya.
"Saya laporkan ke Jokowi, menteri bapak main bola panas. Kalau saya keluarkan (memberikan izin pembangunan seluas 500 hektar), saya dipenjara. Saya bilang gitu. Lalu (Jokowi) bilang, 'Pak wagub lakukan sesuai dengan prosedur dan peraturan'," jelasnya.
Dia pun sempat menjaminkan kepalanya kepada Joko Widodo sebagai sikap bahwa ia siap melawan hal yang di luar aturan. "Saya bilang, saya setuju (dengan instruksi Jokowi). Kepala saya jaminannya, taruh pistol di kepala saya. Enggak akan mundur saya," katanya.
Sumber: cnnindonesia
Berita Lainnya
Kandang Banteng Terusik, Inilah Empat Tanggapan 'Menohok' Kubu Jokowi
Asal Duit Rp 2 M Jokowi Buat Borong Sabun Cuci Piring 'JK Tak Tahu'
Tempat Lokasi Penyambutan Menantu Presiden Jokowi di Sukabumi Diterjang Banjir Lumpur
Jangan Habis Manis Sepah Dibuang, Kapan Jokowi Besuk Romi?
Berikut disampaikan Siaran Pers mengenai: Program Magang Kerja untuk Bekal Masa Depan Atasi Generasi Limbo
Jokowi Belum Transfer, Rp1,7 Triliun DBH Riau Tahun 2017 Sampai Sekarang!!!!
Pembunuhan Wamena Bukti Jokowi Gagal Lindungi Hak Hidup Rakyat, Kalau Di Jepang Pasti Sudah Mundur, Indonesia Presiden Masih Bisa Senyum
Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik 330, di Riau Jadi 16 Orang
Menristekdikti Dilaporkan BEM Se-Indonesia ke Bawaslu Diduga Kampanyekan Jokowi di Kampus
Gubernur Kepri Jalani Pemeriksaan di Mapolres Tanjungpinang Terkait Dugaan OTT oleh KPK
Fadli Zon: Yang Pantas Dapat Kebohongan Award itu Jokowi, Bukan Prabowo
Usulan Presiden Jokowi, Masih di Kaji OJK Terkait Penangguhan Cicilan Kredit