PILIHAN
Gerakan Riau Merdeka Asap "GRMA" Riau Merdeka Asap

BUALBUAL.com - Gerakan Riau Merdeka Asap (GRMA) Pekanbaru, mendeklarasikan "Riau Merdeka Asap", sebagai bentuk gerakan moral agar tidak terjadi lagi permasalahan kabut asap yang selalu muncul setiap tahun di Riau.
Kegiatan yang juga bersempena dengan agenda seminar asap bertajuk "Riau haze pollution leading to the violation of fundamental human rights to life and health" ini, diketuai oleh Dokter Feriandri Utomo, M.Biomed.
Menurut Feri, bencana asap di Riau adalah bencana menahun, artifisial, non konvensional dan sangat sulit dimitigasi. "Bencana ini sudah kita alami selama 22 tahun," Sabtu (14/9/2019).
Sejak 1997, kata Feri, rakyat Riau sudah dijajah oleh asap. Karena itu, gerakan Riau Merdeka Asap merupakan kelanjutan dari Gerakan Riau Melawan Asap pada 2015 lalu. "Ini adalah gerakan lanjutan dari tahun 2015, yaitu Riau Melawan Asap," ucapnya.
Selain itu, Feri mengungkapkan, gerakan ini bertujuan untuk mengingatkan pemerintah dan stakeholder agar serius menangani kebakaran hutan di Riau. Mereka jangan hanya melihat hutan sebagai investasi, tapi hutan Riau merupakan paru-paru dunia yang tidak boleh dikuasai atau diperlakukan dengan semena-mena.
"Kami ingin mengingatkan agar pemerintah dan stakeholder, serius dan tidk memandang lingkungan serta hutan sebagai lahan investasi serta pemanfaatan saja. Lebih dari itu, mereka juga wajib menjaga kelestariannya ," tegas Feri.
Dengan adanya gerakan ini, Feri berharap, agar pemerintah mengutamakan isu asap sebagai isu strategis dibandingkan isu lainnya. Pasalnya bencana asap terus berlangsung setiap tahun dan menelan korban yang tidak sedikit serta mengganggu hubungan baik dengan negara tetangga.
Sebelum deklarasi yang berlangsung Jumat siang kemarin di Susiana Tabrani Hall, Jalan Bakti Pekanbaru, juga digelar diskusi yang menghadirkan dokter spesialis anak Ari Diansyah SpA M Biomed, Peneliti Internasional Dampak Asap Riau, Alfajri SIp, MIA, Dokter Spesialis Obgyn Dr Syamsul Bahri SpOG dan Praktisi Pendidikan Riau, Dr dr Susiana Tabrani MPd. Para pembicara mengetengahkan bagaimana dampak asap yang sangat membahayakan bagi kesehatan masyarakat
Sementara Susi Tabrani dengan tegas menyebut, asap membuat masyarakat Riau menjadi bodoh dan merugikan pendidikan.
"Kita sangat miris dengan kondisi asap saat ini. Riau yang kaya-raya, tapi takluk oleh asap. Menurut penelitian kami, waktu atau jam belajar anak anak se Riau sudah berkurang 34,2 persen karena asap. Mereka harus libur, harus berobat ke rumah sakit, bahkan ada yang meninggal dunia," tegas Susi.
Susiana juga menjelaskan, anak-anak Riau terenggut haknya untuk mendapatkan pendidikan yang layak, bahkan hak untuk bernapas. Karena asap mengakibatkan menurunnya daya pikir dan kreativitas anak.
Susi juga menilai, pemerintah sudah melakukan kezaliman terhadap anak bangsa dengan merenggut pendidikan mereka. Ketidakseriusan pemerintah menyebabkan hutan terbakar dan libur sekolah yang tak bisa dipastikan sampai kapan berakhir. "Pelajar kita kini bahkan tidak aman bernapas. Ini kezaliman yang paling zalim di negeri kita ini," tambah Susi.
Usai penandatangan deklarasi, Dokter Feriandri Utomo membacakan petisi yang nantinya segera disebarluaskan tidak hanya di Riau dan tingkat nasional, tapi juga mancanegara. Sehingga dunia internasional tahu, bahwa Riau memang belum bisa lepas dari asap.
Acara ditutup dengan pentas musikalisasi puisi yang dibawakan Seniman Panggung Toktan; Dheni Kurnia, Syahfitra Harahap dan Qori Islami. Mereka menampilkan dua puisi masing-masing; Asap Masuk ke Rahim Hanum serta Talang di Langit Palestin. Setelah pembacaan puisi ditampilkan profil sejumlah lembaga pendidikan di Yayasan Tabrani, bagi mahasiswa baru angkatan 2019 di Universitas Abdurrab.***(rls)
Berita Lainnya
Ketua BPD Air Emas Ukui Pelalawan Nyaleg dan Berkampanye di Medsos 'Luput dari Radar Panwaslu'
Kini Instagram 'HAPUS' Foto Amien Rais-Habib Rizieq-Prabowo
Nunggak, PJU Bengkalis Terancam Diputus
Security BOB Gagalkan Aksi Illegal Tapping di Kawasan Koto Gasib sIAK
PTPN V Kuasai Lahan Warga 68 Hektare, Masyarakat Siak Tuntut Ganti Rugi
Kabut asap di pinggir, Warga Harapkan Posko Darurat
Raih Suara Terbanyak Sementara, Jumadi Kader IWO Inhil Bakal Pimpin Desa Sekayan Kemuning 6 Tahun Kedepan
Masih Ada 6 Pejabat Pemko Pekanbaru yang Belum Juga Sampaikan Laporan Kekayaan
Jalanan di Ibu Kota Provinsi Riau Terpantau Sepi
Tokoh Muda Tanah Putih Iwan Saputra SE Nyatakan Sikap Siap Maju di Caleg DPRD Kabupaten Rohil 2019
Selama Karhutla, 10 helikopter Satu Pesawat Sayap Tetap Siaga di Riau
Bahas Isu Terkini, Plh Bupati Pimpin Rapat Staf