BUALBUAL.com - Panji Pamungkasandi, kontraktor yang menjadi korban penembakan anak Bupati Majalengka mengaku mendapat ancaman dibunuh. Padahal, urusan yang menjadi kepentingannya adalah menagih uang pekerjaan yang sudah diselesaikan.
Peristiwa itu terjadi di Ruko Hana Sakura, Cigasong, Kabupaten Majalengka, Minggu (10/11) malam. Sebelumnya, dia dan 12 karyawan berangkat ke Majalengka karena sisa pembayaran Rp 500 juta dari total Rp 800 juta belum dirampungkan.
Dia mendapat informasi bahwa uang tersebut segera dibayarkan anak bupati berinisal INA yang juga menjabat sebagai Kabag Ekonomi dan Pembangunan di Pemkab Majalengka. Informasi itu didapatkan dari Andi yang Panji sebut adalah rekan INA.
Sempat Diancam Dibunuh Sebelum Ditembak
Di lokasi kejadian, Panji dan karyawannya menunggu hingga tertidur di dalam mobil. Lalu, sekira pukul 23.30 WIB terdengar dua kali suara ledakan.
Panji yang masih dalam keadaan setengah sadar dibawa keluar mobil sejumlah orang bawaan INA. Di sana pun ia melihat sekitar 30 orang yang sedang menganiaya para pegawainya.
"Saya dirangkul oleh Irfan (INA) hingga beberapa langkah dari mobil. Dia bilang 'Kamu di sini bikin masalah dan rusuh terus. Mau saya bunuh kamu'. Padahal saya tidak ada niat bikin keributan," ucap dia saat ditemui di Kota Cimahi, Selasa (12/11).
Saat momen itulah, Panji ditodong senjata api hingga ditembakkan ke arahnya. Beruntung, dia berhasil menghindar dan menangkisnya. Meski peluru mengenai bagian telapak tangan kirinya.
Selanjutnya, Panji mengaku dibawa Irfan ke kantornya yang masih berada di sekitar ruko. Di sana, kata dia, hutang diberikan Irfan dengan cara dilempar kemudian diinjak-injak.
Ia kemudian menuju ke rumah sakit mendapat penanganan dan melaporkan kasus itu pada polisi. Dia berharap pihak kepolisian dapat mengusut tuntas perkara yang menimpa dirinya dan pegawainya turut menderita luka lebam.
Bupati Serahkan Kasus Penembakan ke Polisi
Terpisah, Bupati Majalengka, Karna Sobahi mengkonfirmasi bahwa INA adalah anak kandungnya. Ia mengaku akan menyerahkan segala proses hukum kepada pihak kepolisian.
Meski demikian, Karna belum mengetahui penyebab pasti bagaimana peristiwa itu terjadi. Dari informasi yang diterimanya, insiden itu bukan bersumber pencairan uang pengerjaan proyek, karena semuanya sudah dibayar.
"Saya pastikan bukan soal proyek dan yang berkaitan langsung utang bukan dengan Irfan tapi orang yang namanya Andi," ujar dia.
Sumber: Merdeka.com
Berita Lainnya
Dalam Waktu Dekat Jembatan Rumbai Inhil Akan Terlihat Dimalam Hari
Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Riau Berikan Akses Permodalan Bagi UKM di Inhil
Tim Menko Kemaritiman Tinjau Sejumlah Lokasi 'Teliti Abrasi di Bengkalis'
Korupsi Dana Desa Mantan Pj Kades Dan Sekdes di Inhil Ditahan Polisi
Ternyata! Ini Misi LAMR di Balik Pemberian Gelar Adat Gubernur dan Wagub Riau
Viral! Pegangan Tangan saat Berkendara, Pasangan Ini Bikin Warganet Jengkel
41 Orang Meninggal Akibat Virus Corona, Sudah Menyebar ke Malaysia dan Australia
Lewat Surat LAMR NO. SK-22/LAMR/VII/2019 M-1440 H. Said Syarifuddin Resmi Jadi Plt Ketua LAMR Inhil
Subhanallah!!! Ulama, Bupati dan Warga Aceh Galang Dana Beli Pesawat untuk Dukung Dakwah UAS
Keluarga Tak Masalah, Kakanwil Kemenag Jatim Kena OTT KPK
PSSI Berencana Gunakan VAR di Liga Indonesia Mulai 2021
40 Ormas di Pekanbaru Akan Gelar Aksi Tuntut Banser Dibubarkan