Ekonomi Masyarakat Terancam Lumpuh
Dampak Abrasi 1920 Haktare Kebun Kelapa Rusak, Petani Kuala Selat Pinta Pemda Bantu Selamatkan Perkebunan Kami

BUALBUAL.com - Abrasi adalah suatu proses pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut atau pasang surut arus laut yang bersifat merusak. Abrasi juga disebut sebagai erosi pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alam, namun manusia juga bisa sebagai penyebab utama terjadinya abrasi.
Abrasi yang terjadi di Desa Kuala Selat Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau, kini dalam kondisi memprihatinkan. Hasil keterangan kades Kuala Selat menyampaikan sekitar 1.920 Haktare lahan perkebunan kelapa dan pisang masyarakat rusak dampak dari abrasi air laut.
“Kondisi seperti ini terjadi sejak tahun 2002 hingga tahun 2022 belum ada perhatian dari pemerintah baik tingkat kabupaten provinsi bahkan pusat, karena air laut menggenangi perkebunan penduduk membuat penghasilan masyarakat terancam lumpuh," ujar Purwanto, Rabu (15/02/2022).
Luapan air laut yang terjadi selama ini selalu membuat tenggelamkan areal perkebunan masyarakat di desa Kuala Selat Kecamatan Kateman.
Purwanto berharap dan memohon, Pemerintah segera membantu pemulihan penanganan yang serius terkait abrasi yabg terjadi di wilayah kami yang sangat memperihatinkan.
“Saya meminta ada penangan yang sifatnya jangka pendek dan jangka panjang demi menyelamatkan perkebunan masyarakat jika ini tidak di tangani secara serius maka akan terjadi kelumpuhan ekonomi masyarakat.” katanya.
Hingga kini penanganannya belum komprehensif. Sepanjang garis pantai yang terkena abrasi parah, beberapa tahun lalu dibuatkan tanggul dari tanah oleh masyarakat. Hanya saja, tidak bertahan lama. "Sekarang ini tanggul jebol di beberapa tempat dihantam gelombang laut yang sedang pasang.
Akibatnya, air laut masuk ke perkebunan kelapa penduduk, dan menyebabkan 1.920 Hektare kelapa sekarang meranggas, dan kemudian mati, Penduduk yang memiliki beberapa hektare kelapa di belakang garis pantai menderita kerugian ratusan juta. Bahkan, kalau mau diakumulasikan pertahun jumlah kerugiannya mencapai nilai yang sangat besar.
"Saya kira, ini tugas pemerintah daerah agar segera membuat tanggul penahan gelombang secara permanen, agar tidak terjadi abrasi yang lebih parah lagi," tutur Petani Kelapa Kuala Selat
Berita Lainnya
Terharu! Tak Lagi Jabat Sekda Inhil, Said Syarifuddin Tinggalkan Pesan Singkat di Akun Facebook Pribadinya
Tanaman Kaliandra Banyak Untungnya, Cocok di Lahan Gambut Riau
Mengenal Lebih Dekat Sosok 'Srikandi' Damkar Inhil 'Sri Sundari' Wanita Tangguh dan Menyukai Tantangan
Wah..Wah..!! 8.839 Mobil Plat Merah di Riau Nunggak Bayar Pajak
Jalan Kantor DPRD Inhu Berubah Fenomena Menarik
Bea Cukai Bengkalis Awasi Ketat Barang dari Negara Malaysia
BMKG: Hujan Guyur Sebagian Riau Hingga Dinihari, Hotspot Terkendali
Tarif Mulai Rp 200 Ribu Bisa Nego, Penjajah Sex di Pekanbaru Banyak Pakai MiChat dan Stay di Hotel
DP2AKBP3A Inhil Bersama Pukesmas Gelar AKS di Tembilahan
Pemuda Tani GNI-Berbangsa Cipaisan Purwakarta Jadi Sorotan Danramil 1906/Sukatani
Pencegahan dan Mitigasi Ancaman Bahaya Hidrometeorologi Basah
Ketua BPW KKSS Riau Terima Kunjungan Suparman, Semoga IPSS Riau Dapat Bersinergi dengan KKSS Riau