Orang Bugis Harus Tahu! Inilah Asal Usul dan Sejarah Kapal Pinisi yang Diakui UNESCO

BUALBUAL.com - Di balik layar-layar megahnya, kapal pinisi menyimpan sejarah panjang dan teknologi maritim yang luar biasa. Bahkan, dunia pun mengakuinya lewat UNESCO. Lantas, bagaimana kisah kapal kebanggaan bangsa ini?
Kapal pinisi menjadi salah satu bukti kejayaan pelaut Nusantara yang melegenda. Kapal tradisional asal Sulawesi Selatan ini dikenal luas sebagai andalan masyarakat Bugis dan Makassar dalam mengarungi lautan Nusantara, bahkan hingga ke berbagai belahan dunia.
Meski berstatus kapal tradisional, tampilan pinisi tak kalah megah. Dua tiang utama dan tujuh layar menjadi ciri khas kapal yang kerap tampil gagah di laut lepas. Tiga layar dipasang di bagian depan, dua di tengah, dan dua lagi di buritan.
Namun, banyak orang masih keliru memahami istilah pinisi. Banyak yang menganggap pinisi sebagai jenis kapal. Padahal, sebenarnya pinisi adalah nama dari sistem layar atau rigging—konfigurasi tiang dan layar yang dipasang pada kapal. Artinya, bentuk lambung kapal bisa bervariasi, selama sistem layarnya mengikuti pola pinisi.
Secara umum, ada dua jenis kapal yang memakai sistem layar pinisi, yaitu palari dan lambo. Kapal palari memiliki buritan melengkung dan biasanya berukuran lebih kecil. Sedangkan kapal lambo berbentuk lebih panjang dan ramping, dengan buritan lurus. Versi modern lambo banyak dilengkapi mesin.
Sejarah kapal pinisi diperkirakan sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Meski ada legenda yang menyebut kapal ini pertama kali dibuat oleh Sawerigading, putra mahkota Kerajaan Luwu, pada abad ke-14, catatan sejarah tertulis baru muncul pada abad ke-17. Catatan Cornelis Speelman, pemimpin armada VOC, menyebut aktivitas pembuatan kapal di Sulawesi Selatan pada masa itu.
Penggunaan sistem layar pinisi sendiri baru populer pada awal abad ke-20, terinspirasi dari kapal layar Eropa jenis schooner. Pada masa itu, pelaut Sulawesi mulai mengadopsi teknologi layar depan-belakang dari kapal asing yang banyak melintas di perairan Nusantara.
Saat ini, kapal pinisi tak lagi sekadar alat transportasi niaga. Banyak kapal pinisi modern yang dimodifikasi menjadi kapal wisata mewah. Tak sedikit yang disewa untuk perjalanan wisata bahari di destinasi eksotis seperti Pulau Komodo atau Raja Ampat. Selain itu, kapal pinisi juga masih digunakan untuk pengangkutan kargo antar-pulau, terutama di kawasan timur Indonesia.
Pada tahun 2017, tradisi pembuatan kapal pinisi diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda. Pengakuan ini menjadi bukti bahwa kejayaan pelaut Nusantara tetap hidup dan terus mengarungi lautan dunia hingga kini.
Berita Lainnya
Kite Mesti Tahu! Pengertian, Makna dan Fungsi Serta Manfaat dari Kata Tunjuk Ajar Melayu
Kenapa Tunjuk Ajar Melayu Dianggap Warisan Tak Benda yang Berharga?
Kamu Orang Melayu? Inilah Sejarah Awal Mula Terpisahnya Orang Melayu Menjadi 4 Negeri!!!
Asal Usul dan Jejak Kepemimpinan Desa Bakau Aceh dari Masa ke Masa
Singapura Pernah Menjadi Bagian dari Kerajaan Sriwijaya, Sebuah Negara kecil Kini Menjadi Negara Paling Maju di Asia
Seni Tradisi Lisan Pertunjukan Tradisional Melayu Bintan 'Mak Yong Warisan' Terancam Punah
Ismail Suko, Gubernur Riau 'De facto' Menantu Rusli Zainal Gubri Sang Visioner, Septina Pecahkan Rekor Sejarah Riau
Bagaimana jika Sejarah Negara Indonesia Berubah? Apakah Masih ada NKRI?
Cahaya Baru: Desa yang Tidak Dilahirkan, Tapi Diperjuangkan
Cegah Karhutla, 2 Helikopter MI-17 dari BNPB Pusat Diturunkan ke Riau
Menyingkap Budaya Korupsi di Indonesia, Dari Zaman Kerajaan Hingga Era Modern
Generasi Muda Harus Baca! Sejarah Kerajaan Keritang Indragiri di Bawah Kekuasaan Majapahit