PILIHAN
Terkuak Inilah Pemicu Pilot Garuda Indonesia Ancam Mogok
BUALBUAL.com, Tangerang - Presiden Asosiasi Pilot Garuda Indonesia Kapten Bintang Handono mengkritik proses rekrutmen pilot maskapai penerbangan itu yang menggunakan sistem pilot kontrak. Masalah perubahan rekrutmen pilot ini adalah satu dari sejumlah masalah yang memicu rencana unjuk rasa pilot dan karyawan Garuda Indonesia.
"Ini membahayakan kondisi perusahaan karena pilot jika usai kontrak bisa pergi. Nah nanti yang menggantikan siapa?" ujarnya kepada Tempo, akhir pekan Lalu.
Menurut dia, direksi Garuda Indonesia telah membuat kebijakan rekrutmen yang melanggar perjanjian kerja sama yang telah disepakati tanpa sepengetahuan serikat.
"Proses rekrutmen pilot tanpa melibatkan asosiasi. Sesuai dengan aturan, pilot harus jadi karyawan, tapi malah dikontrak," katanya.
Karena penerapan sistem rekrutmen pilot seperti ini, Bintang mengatakan pengadaan pilot di Garuda Indonesia jadi kacau.
Bintang juga mengungkapkan faktor yang menyebabkan Garuda Indonesia kian terpuruk adalah direksi perusahaan yang tidak kompeten dan banyak peraturan penerbangan yang dilanggar.
"Garuda mulai terpuruk sejak direksi yang sekarang dan banyak aturan penerbangan yang dilanggar," katanya.
Kondisi ini, kata dia, sudah berlangsung satu tahun terakhir ini, sejak rapat umum pemegang saham (RUPS) menentukan jajaran direksi baru.
Salah satu contohnya, kata Bintang, sempat tidak ada posisi Direktur Teknik dan Operasi dalam jajaran direksi Garuda Indonesia. Padahal, posisi ini salah satu persyaratan di dunia penerbangan. "Padahal itu adalah regulasi penerbangan, harus ada," katanya.
Namun beberapa bulan kemudian, jabatan ini akhirnya diisi tanpa melalui RUPS. "Diisi setelah adanya hasil audit yang menyatakan tidak ada yang bertanggung jawab terkait dengan penerbangan," kata Bintang.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono mengakui ada perubahan dalam rekrutmen pilot Garuda saat ini. "Betul, pilot sekarang dikontrak dua tahun, kemudian diperpanjang hingga lima tahun," katanya.
Jika dalam lima tahun kinerja pilot kontrak itu baik, menurut Hengky, status pilot itu akan menjadi pilot permanen.
Masalah perubahan rekrutmen pilot ini turut memicu keresahan pilot dan karyawan Garuda Indonesia.
Sebelumnya, Ketua Harian Sekarga Tomy Tampati memastikan segera menggelar mogok kerja karyawan maskapai pelat merah itu. Menurut Tomy, karyawan dan pilot Garuda Indonesia sepakat melakukan aksi mogok kerja karena cara tersebut adalah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan maskapai ini dari keterpurukan.
Kepastian mogok kerja karyawan Garuda Indonesia setelah 2 Juni itu merupakan hasil rapat konsolidasi karyawan dan pilot pada Rabu malam, 30 Mei 2018. Mogok akan dilakukan maksimal sepekan, tapi kepastiannya tergantung respons dari pemerintah.
Sumber: tempo.co
Berita Lainnya
2,5 Persen Uang Tukin Pejabat DLHK Pekanbaru Disisih untuk Penyapu Jalan
Waduh! Kasus Video Porno Ariel Noah, Luna Maya dan Cut Tari Dibongkar Lagi
Diupah Rp 200 Juta Antar Narkoba ke Inhil, Penyelundup 21 Kilogram Sabu dari Malaysia
Pemdes Harus Tahu! Amanat UU, Daerah dan Desa Wajib Miliki Perpustakaan
Munas BEM Ke-XI, UIN SUSKA Riau Terpilih Jadi Koorwil Sumatra Bagian Utara Dan Koorwil Forum Perempuan Sumatra Bagian Utara
Setiap UMKM di Riau Harus Keluarkan Produk Halal
BRK Siapkan Sumber Daya Insani, Sebelum Konversi Syariah Penuh
Apa Yang Salah Dari Pernyataan Prabowo Subianto?
Komunitas Metal: Terimakasih Kami kepada Wakapolresta Pekanbaru Wakapolresta Pekanbaru AKBP Edy Sumardi P SIK
Pelatih Arsenal Terinfeksi Corona, Sang Istri Pastikan Kondisi Mikel Arteta Baik setelah 2 Hari Dirawat
Dituduh Curi Kompor, Remaja Dimasukkan ke Lingkaran Ban dan Dibakar, Kini Dirawat di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci
Koalisi makin mengerucut, Ini hasil "BUALBUAL" SBY & Zulkifli Hasan