PILIHAN
Petani BerBUAL Soal Harga Sawit Turun Drastis, Jokowi: Malah Suruh Tanam Jengkol dan Petai

BUALBUAL.com, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan masyarakat petani sawit untuk menanam Jengkol dan petai, sebab kualitas harga terjangkau.
Hal itu disampaikan Jokowi menanggapi harga kelapa sawit menurun dratis di seluruh indonesia.
"Jangan permasalahkan jengkol dan petainya, namun harganya dilihat terjangkau," kata Jokowi, Minggu (16/12).
Menurut Jokowi, turunnya harga sawit disebabkan faktor problem ekonomi global. Sehingga sawit sangat sulit menjangkau harga tinggi.
Bukan kepada calon anggota legislatif (Caleg) partai politik (Parpol) pengusung dan pendukung. Jokowi juga menyarankan kepada ribuan masyarakat yang hadir sebelumnya dalam penyerahan 91 ribu hektare lahan tanah ke para petani di jambi
"Saat menyerahkan sertifikat tanah kepada masyarakat saya pesan ke depan jangan ditanam sawit lagi. tanamlah Kopi, kulit manis, jengkol dan petai. Lebih bagus lagi manggis karena permintaan sangat tinggi oleh negara tetangga seperti. Thailand, Jepang, Singapura, Taiwan, Hongkong dan lainnya sangat besar permintaan buah manggis," demikian Jokowi.
Sumber: rmol.co
Berita Lainnya
Ketum PPWI Nasional Resmi Membuka Acara Pelatihan Dasar Jurnalistik
Pidato Sering kritik Jokowi, Prabowo dinilai stres dan kurang logistik Pilpres 2019
TKN Jokowi Evaluasi Keberadaan Romi, Mungkin Dicopot
Kartu Sakti Jokowi Solusi Receh Mirip Jualan Permen Lolipop 'Rizal Ramli'
'Presiden Jokowi, Tolong Pecat Direksi BPJS yang Minta Kenaikan saat Rakyat Susah'
Sejumlah Pengusaha di Tanjungpinang Kepri Bentuk Relawan Covid-19
Warga Singapore Lapor ke Polsek Tanjungpinang Barat 'Ditipu Ratusan Juta'
Bukan Ilusi Lagi, Di Era Jokowi Rakyat Makin Susah "Itu Kenyataan"
Data 26 April Kasus Covid-19: Total Pasien Sembuh 1.107, Positif 8.882
Kabar Terbaru, Berikut Besaran Gaji Kepala Desa dan Lama Masa Jabatannya
Prasiden Orang Laut PRj. Seri Bijawangsa di Undang Jokowi Ke Istana Negara Jakarta
Kebersamaan dan Kedekatan Letkol Inf IGB Putu Wijangsa dengan Jurnalis di Tanjungpinang Harus Berakhir