PILIHAN
IPMR Surabaya: Riau Layak Jadi Icon Masyarakat Ekonomi syariah
BUALBUAL.com - SURABAYA, Ketua Umum Ikatan Pelajar Mahasiswa Riau (IPMR) Surabaya, Hendra, menyebutkan bahwa Provinsi Riau layak menjadi icon masyarakat ekonomi syariah seperti yang diamanahkan oleh pemerintah pusat.
Ia menjelaskan, dipilihnya Riau sebagai provinsi pelopor ekonomi syariah tentu berkaitan erat dengan kultur kebudayaan. Dimana, di tanah lancang kuning sendiri kental akan budaya melayu yang identik dengan nuansa keislamannya.
"Berbicara ekonomi syariah yg terbayang oleh masyarakat adalah Bank Syariah, ekonomi syariah ini bukan untuk ditakuti tapi dijadikan pedoman," ujarnya melalui rilis yang dikirimnya ke Media Center Riau, Selasa (21/01).
Tambah Hendra atau biasa dipanggil Hakesa, ada beberapa penelitian ilmiah bahwa umat umat lain nyaman dengan sistem syariah, bahkan merasa aman dan berkeadilan menabung di bank berbasis syariah.
Menurut Alumni Magister Sains Ekonomi Syariah Universitas Airlangga ini, ketika menyandang icon ekonomi syariah, maka itu harus menjadi kepribadian masyarakat di daerah tersebut.
Sebut Hendra, jika icon itu disematkan kepada Provinsi Riau tentu merupakan tantangan untuk Riau itu sendiri, bagaimana persiapan dari segi akademisi maupun praktisi. Serta bagaimana kesiapan masyarakat Riau untuk menerapkan sistem ekonomi syariah dan apa yang harus digolkan dalam sistem tersebut.
"Kita tanpa menggunakan embel-embel syariah sudah melaksanakan item item perekonomian tanpa di sadari juga syariah. Kedepannya, kita berharap putra putri terbaik Riau dilibatkan untuk merumuskan sebuah tujuan bersama dari arti sebuah icon ekonomi syariah di Riau nanti," tuturnya
Hendra memaparkan, jika Riau sudah berani ber icon kan ekonomi syariah, maka tempat maksiat dan tempat hiburan malam beserta atribut kemaksiatan harus bisa ditutup.
"Sebelum kita melangkah dan mengakui bahwa Riau menganut ekonomi syariah, kita mesti melakukan sosialisasi dan lokalisasi mengenai tujuan Riau menjadi icon ekonomi syariah," ucap Hendra.
Paparnya, yang menjadi kendala saat ini adalah merubah pola pikir masyarakat yang hanya memahami ekonomi syariah identik dengan bank syariah, padahal sebenarnya konsepnya berbeda.
"Dari segi pakaian juga mesti mencerminkan masyarakat syariah," tutupnya. (MCR)
Berita Lainnya
Harta Benda dan Uang 94 Juta Milik Pedagang Dibawa Kabur oleh Bajak Laut Bertopeng Beraksi di Perairan Indragiri Hilir
Tak Penuhi Syarat, Abu Bakar Ba’asyir Tak Bisa Bebas
Densus 88 Ciduk Seorang Terduga Teroris di Rokan Hilir
Pemko Pekanbaru Semprot Disinfektan di Pasar Tradisional di Pekanbaru
Tes Kesehatan Rosman-Musmulyadi Alhamdulilah Berjalan dengan Lancar
Jamaah Haji Perempuan Asal Inhil Tutup Usia
Ucap Wardan Anggaran Kab Inhil Termasuk Kategori Menegah Kebawah
Sekda Inhil Hadiri Halal bi Halal Dan Deklarasi Milad Kecamatan GAS
Dibanding Kemarin Bertambah 11,41 Persen: ODP Di Kabupaten Bengkalis Berjumlah 2.001 Orang, 6 Kecamatan Naik di Atas 100 Persen
Setelah Siswa, Kini Giliran Guru SMA/SMK di Riau Didistribusikan Pakai Sistem Zonasi
Abdul Wahid: Jadi Idola baru di kabupaten Inhil
Sehubungan Merebaknya Covid19, Kemenag Kota Pekanbaru Imbau Masjid Mencuci Karpet dan Sejadah