Resiko HIV/AIDS Pada Golongan LGBT

BUALBUAL.com - Kaum LGBT yang mulai berani menunjukkan eksistensinya di depan umum menunjukkan bahwa mereka didukung oleh sistem makro yang membuka jalan. Munculnya isu ini menarik untuk dikaji karena bersinggungan dengan isu hak asasi manusia, yang merupakan kodrat manusia yang sesungguhnya.
Untuk menyetarakan konsep LGBT, maka definisi LGBT diperjelas terlebih dahulu. Ada banyak istilah yang terkait dengan masalah seksual ini, maka untuk pemahaman umum, Istilah yang terkait dengan LGBT adalah homoseksual. Homoseksual adalah orang yang lebih menyukai sesama jenis dari pada pasangan seksual, sesuai dengan pengertian ini. Oetomo mendefinisikan orientasi atau pilihan seksual sebagai seseorang atau sesama jenis atau ketertarikan emosional dan seksual seseorang terhadap seseorang atau sesama jenis.
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa homoseksual merupakan orientasi atau pilihan dari seseorang yang ditujukan pada individu atau beberapa individu dengan jenis kelamin yang sama. Laki-laki homoseksual disebut "homoseksual" sedangkan perempuan homoseksual disebut "lesbian".
_Human Immunodeficiency Virus (HIV)_ merupakan virus yang menyebabkan lemahnya sistem kekebalan tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan _Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)_. AIDS adalah penyakit kekebalan yang melemah, sehingga manifestasi klinis sering muncul sebagai infeksi sekunder kanker (infeksi oportunistik). Penyakit tersebut pertama kali dilaporkan pada tahun 1981, dan telah menjadi pandemi dalam empat dekade tersebut. Penyakit ini masih menjadi hal yang menakutkan, karena masyarakat percaya bahwa penyakit ini menular dan tidak ada obat untuk mengobati penyakit ini, sehingga orang memiliki stigma terhadapnya.
Faktor risiko dari Penyakit tersebut meliputi perilaku seksual menyimpang, berganti pasangan. Kelompok resiko yang tinggi ini termasuk dalam kategori yang umumnya saat ini disebut LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender).
Gambaran kepribadian yang paling umum ditemukan pada kelompok risiko HIV/AIDS, dimana terdiri dari LSL(lelaki suka lelaki).
Deteksi dini tipe kepribadian dan kesehatan mental pada anggota keluarga dapat membantu mencegah perilaku berisiko tinggi, depresi berat, dan bahkan upaya bunuh diri.
Memperkenalkan tipe kepribadian dan kesehatan mental pada individu berisiko tinggi HIV/AIDS, di antaranya dalam penelitian ini adalah LGBT dan transgender, konselor atau terapis dapat membantu dan menemukan cara terbaik. meningkatkan kualitas hidup secara fisik dan psikologis.
Oleh : Sindi Kurnia Marsita
Mahasiswi UIN Sultan Syarif Kasim Riau jurusan Bimbingan Konseling Islam
Berita Lainnya
Pria Alami Depresi Gagal Bunuh Diri Di Rumah, Ulangi Loncat Dari Lantai 2 RSUD Mandau
Dinkes Inhil Ajak Masyarakat Kenali Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
Dinas Kesehatan Indragiri Hilir Lakukan Evaluasi Intervensi Spesifik Stunting
Jubir Covid-19 Riau : Bersyukur Boleh Tapi jangan Euforia, Riau Kembali Nihil Kasus Positif Covid-19
Dinkes Inhil Menggelar Pertemuan Strategis untuk Program Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Fantastis, Kota Tanjungpinang Alami Penambahan 37 Kasus Positif Covid-19
Analisis Hasil Pengukuran Stunting di Kecamatan Teluk Belengkong Tahun 2024
Bagaimana Hasil Rapid Test? Dua Warga Enok Inhil, Miliki Riwayat dari Daerah Zona Merah
Bertambah 6 Kasus Positif Covid-19 di Riau, Salah Satunya Tenaga Kesehatan di Inhil
Mengwujudkan Kantor Sehat, Aman dan Nyaman, Dinkes Inhil Gelar Sosialisasi K3 Perkatoran
Begini Penjelasan Lengkap Virus Corona Berbahaya Bagi Perokok
Tekan Angka Kematian Proses Persalinan, RSUD Mandau Luncurkan WhatsApp Maternal