PILIHAN
Ingatkan Kepala Daerah, Mendagri Meminta Petahana Jangan Menyeret Birokrasi

Bualbual.com, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo kembali mengingat, kepala daerah, wakil kepala atau Sekda serta pejabat daerah yang maju Pilkada tidak menyeret birokrasi dalam persaingan politik.
Apalagi sampai memperalat aparatur untuk pemenangan dalam pemilihan. Netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) wajib dijaga. Tjahjo juga meminta jangan ada pergantian pejabat di daerah yang menggelar pemilihan. Terutama di tengah tahapan pemilihan.
"Suksesnya Pilkada bukan hanya tanggungjawab KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara, atau tanggungjawab aparat TNI, Polri dan BIN dalam segi jaminan. Suksesnya Pilkada tanggung jawab seluruh elemen bangsa. Termasuk juga tanggungjawab petahana yang hendak maju lagi dalam pemilihan," sebutnya.
Petahana yang maju gelanggang, kata Tjahjo, jangan sekali-kali memperalat dan menyeret mesin birokrasi untuk kepentingan politik. Dan ASN pun jangan sampai tergoda terang-terangan mendukung calon tertentu karena ada sanksinya.
"Khusus terhadap para kepala daerah di daerah-daerah yang menggelar pilkada, dilarang melakukan penggantian pejabat," tegasnya.
Tjahjo menambahkan, jika memang pergantian pejabat di lingkungan Pemda mendesak dilakukan, harus seizin dirinya sebagai Mendagri. Ia ingin birokrasi tidak dipolitisasi. Termasuk mempolitisasi dengan dalih promosi dan mutasi jabatan. Apalagi, itu sudah jadi amanat dari UU Pilkada.
"Kalau mau mengganti, kecuali ada izin dari menteri. Ini merupakan amanat UU Nomor 10/2016 tentang Pilkada," ujarnya.
Selain itu Tjahjo meminta, agar calon pelaksana tugas kepala daerah, terutama di kabupaten dan kota yang kepala daerah dan wakilnya maju bersamaan di pemilihan kepala daerah, segera diusulkan. Dengan begitu, tidak ada kekosongan, karena kepala daerah dan wakilnya maju Pilkada.
"Perlu sedini mungkin mempersiapkan calon pelaksana tugas," kata Tjahjo di Jakarta, Rabu (10/1/18).
Menurut Tjahjo, calon Plt kepala daerah bisa diusulkan dari aparatur sipil negara provinsi. Ia minta, hal itu dipersiapkan dari sekarang. Sehingga roda pemerintahan tetap berjalan, dan layanan kepada masyarakat tidak terganggu.
"Plt kepala daerah bisa berasal dari aparatur sipil negara di provinsi, untuk menjadi Plt bupati dan wali kota di daerah yang kepala daerahnya maju bersama dalam Pilkada 2018," kata Tjahjo.***(jor/rtc)
Berita Lainnya
Menhub Usulkan Subsidi Silang 'Harga Tiket Pesawat Naik'
Tingkatkan Profesionalisme dan SDM, DWP Kampar Sharing Program ke DWP Jawa Barat
Direktur PT Asuransi Allianz Life Indonesia Akan Diperiksa
Gerindra: Luhut Setali Tiga Uang Dengan Caleg PDIP Yang Injak - Ijak Sajadah
Rp.275 Ribu Perbulan Banyak Penghuni Rusunawa Mangkir Bayar Sewa, Sebut Pemko Pekanbaru
Kapolres Inhil Memberikan Himbauan Ke Masyarakat Tentang Upaya Pencegahan Virus Corona
Cegah Penyebaran Corona, Taman-taman Umum di Kota Batam Ditutup Sementara
HM. Wardan Kunjungi korban banjir di Pengusian Kantor Kepala Desa Mumpa Kecamatan Tempuling dan berjanji agar banjir tak lagi terjadi
11 Polda Ikut Pelatihan Transformasi Aplikasi Dashboard Lancang Kuning di Provin Riau
Perahu Baja Zaman Belanda Sudah Ditarik ke Daratan, Begini Analisa Sementara Arkeolog
Relawan Gerakan Antar Sedekah GAS Open Donasi Pembangunan Rumah Qur'an
Untuk Pengamanan Pilkada Serentak 2018 , Polres Inhil Akan Terjunkan 763 Personel