PILIHAN
Ilmuwan Berusia 104 Tahun Asal Australia Terbang ke Swiss untuk Mati
Bualbual.com, Berbeda dengan orang tua kebanyakan yang ingin panjang umur, keinginan ilmuwan tertua Australia hanya satu, yakni meninggal dunia. Dr David Goodall ingin mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.
Sayangnya, keinginan ilmuwan berusia 104 tahun itu, ditolak pemerintah Western Australia karena dia tak punya penyakit mematikan.
Berusia satu abad lebih bagi Dr Goodall bukanlah sebuah kenikmatan baginya. Dia bahkan menyesal bisa hidup hingga 104 tahun tetapi kualitas hidupnya menurun.
"Aku sangat menyesal mencapai usia setua ini," kata Goodall kepada ABC seperti dikutip dari DailyMail pada Selasa (1/5/2018).
"Aku tidak bahagia, aku ingin mati. Bukan, ini bukan kesedihan. Yang menyedihkan adalah jika seseorang dicegah (untuk memilih mati)," imbuhnya.
"Tapi hanya ingin mati, dan aku pikir orang lain tak perlu intervensi," ucapnya.
Oleh sebab itu, Goodall pun berencana akan terbang ke Swiss. Naik kelas bisnis, dia akan mengakhiri hidupnya di negara yang proeutanasia.
Dokter Goodall lahir di Inggris pada tahun 1914 dan seorang ahli botani serta ekologi. Dia datang ke Australia pada 1948 dan mengajar di University of Melbourne.
Goodall merayakan ulang tahunnya ke 104 pada awal April lalu. Dan semenjak itu, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya secara sukarela di Swiss.
Negara Bagian West Australia membolehkaneutanasia terbatas bagi mereka yang menderita sakit parah.
Premier Mark McGowan mengatakan pemerintah tidak akan membolehkan dokter Goodall eutanasia karena dia tak menderita penyakit mematikan apapun.
"Bagiku, manula seperti aku harus punya hak penuh termasuk hak bunuh diri yang dikawal," kata Goodall kepada Seven News.
Dr Goodall mendapat bantuan dari lembaga Exit International yang menciptakan akun GoFundMe untuk membantu mengumpulkan dana membeli tiket pesawat kelas bisnis.
Goodall akan meninggalkan Perth awal Mei ke Swis. Ditemani sahabatnya sekaligus koordinator Exit's West Australian, Carol O'Neil, di negeri cokelat itu sang ilmuan akan melakukan eutanasia, mengakhiri hidupnya
Pernah Mendapat Perhatian Internasional
Dr Goodall menjadi perhatian internasional pada 2016, ketika itu usianya 102 tahun. Universitas tempatnya bekerja memerintahkan dia mengosongkan kantor karena dianggap menjadi risiko keamanan bagi dirinya sendiri.
Dia menentang keputusan tersebut dan setelah mendapat reaksi publik, pihak universitas membatalkannya.
Dalam beberapa tahun terakhir, kondisi fisik Goodall terus memburuk. Demikian pula kualitas hidupnya.
Dia bermain tenis sampai usia 90 tahun. Dr Goodall juga bermain dalam grup teater amatiran di salah satu negara bagian Australia, Perth. Namun, kegiatan itu juga terpaksa dihentikan ketika penglihatannya memburuk sehingga tak bisa lagi mengemudi ke tempat latihan di malam hari.
Penglihatannya yang memburuk juga menghentikannya melakukan berbagai tugas pekerjaan akademisnya saat ini, karena dia tidak bisa membaca email.
Sebagian besar koleganya sudah lama meninggal dunia.
Dr Goodall masih menggunakan transportasi umum pulang-pergi ke kantornya hingga beberapa bulan yang lalu ketika dia terjatuh di apartemennya.
"Saya terjatuh ke sudut apartemen dan tidak ada yang bisa saya pegangi. Jadi saya terhuyung-huyung ke lantai," katanya. "Saya berteriak tapi tidak ada yang bisa mendengar."
Dia terkapar di lantai selama dua hari sampai ditemukan oleh petugas kebersihan dan dibawa ke rumah sakit. Dokter mengobatinya lalu melarangnya naik transportasi umum atau bahkan menyeberang jalan sendirian.
"Saya sangat kecewa karena dibatasi, karena terkendala," ujar Dr Goodall. "Jelas tak ada rasa hormat, sama sekali tidak ada rasa hormat."
Goodall adalah peneliti sekaligus pengajar di Edith Cowan University, Perth.
Dia telah menghasilkan puluhan makalah penelitian dan sampai saat ini terus meninjau dan mengedit jurnal ekologi yang berbeda* (liputan6.com)
Berita Lainnya
Tumbuhkan Minat Baca, "Pustaka Buku Bekas" Hadir Di Tembilahan
Meski Patahana Lebih di Ungulkan FORMAPPI Riau Tetap Jagokan Abdul Wahid di Pilkada Inhil 2018
Sekda Inhil Said Syarifuddin, Sambut Kedatangan Sahabat Kelapa Indonesia
Paripurna ke 9 DPRD Inhil Kisruh, Soal Perlengkapan Dewan
Jumat Barokah Polresta Pekanbaru Kunjungi Warga Kelurahan Pesisir yang Sakit
Penanaman Perdana Sawit Bencah Kesuma Dimulai,Pesan Presiden PSR Tingkatkan Hasil Pertanian
Ketua Olympics Indonesia (SOIna) Riau Berkunjung Ke Negri Seribu Parit
DPRD Puji Keseriusan Pemkab Inhil dalam meningkatkan Ketahanan Pangan, Bupati: Kita Perlu Adanya Kemitraan antara Kementerian dan Pemkab Inhil
Laksanakan Reses, Effendi Sianipar Sosialisasi KUR BRI dan PT Aspan, Gerakkan Ekonomi Keluarga Berdikari
Universitas Ternama di Sumatera, UIR dan Unsyiah Aceh Saling Timba Pengalaman Soal Aktivitas Mahasiswa
Polisi Dalami Kasus Kematian Si Cantik Ni Kadek Suciari
Kohati Cabang Tembilahan Pasarkan Kreatifitas Dalam "Program Kepo"