Suatu Keniscayaan, Mulok Budaya Melayu di Sekolah

BUALBUAL.com - Pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) di sekolah merupakan suatu keniscayaan. Bukan hanya karena menjawab tantangan, tetapi juga melaksanakan amanah sebagai anak bangsa yang bersumbu pada kekuatan di daerah. Tidak ada alasan yang signifikan untuk mengabaikan pendidikan BMR itu.
Demikian benang hijau dari Webinar Pendidikan Budaya Melayu di Sekolah yang dilaksanakan Narawita Swarna Persada, Senin (20/7/2020). Diikuti sekitar 450 peserta, seminar tersebut menampilkan tiga pembicara yakni Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (Ketum MKA LAMR) Datuk Seri H. Al azhar, Pengawas Madya Dinas Pendidikan Riau sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Riau Drs Joyosman MM, dan budayawan Taufik Ikram Jamil.
Datuk Seri Al azhar mengatakan, pelaksanaan BMR merupakan salah satu upaya menghadapi globalisasi yang tak bisa dan tak perlu dielak. Setiap insan disuguhkan keberadaan dirinya untuk bersama-sama dengan pihak lain berupaya memuliakan sesama manusia. Lembaga pendidkan, tentu saja merupakan sisi utama untuk menyalurkan pewarisan keberadaan pemuliaan terhadap manusia itu sendiri.
Taufik Ikram Jamil menambahkan, kenyataan tersebut makin nyata manakala diketahui berbagai kalangan menyebutkan bahwa abad ke-21 ini adalah abad agama dan tradisi. Di sisi lain, gempuran teknologi informasi, bisa menyebabkan kebudayaan suatu kawasan tergilas. Untuk itu perlu dijawab dengan pewarisan agar penggilasan itu tidak terjadi, apalagi tunjuk ajar Melayun memang mewajibkan tindakan pewarisan tersebut.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” kata Joyosman menimpali. Dengan kesadaran serupa, lanjutnya, Dinas Pendidkan dan LAMR telah berusaha dengan berbagai cara mewujudkan mulok di sekolah. Segala perangkatnya yang menjadi wewenang daerah seperti payung hukum dan kurikulum telah disediakan sejak setahun terakhir.
Menjawab pertanyaan peserta, seminar yang dipandu Syaiful Anuar, S.Pd, M.Pd itu, Joyosman mengatakan bahwa mewujudkan BMR dalam data pokok pendididikan memang tidak mudah. Misalnya, harus ada perguruan tinggi yang melahirkan tenaga pendidikan mulok BMR. Tapi ini bisa dilaksanakan karena kita memiliki beberapa perguruan tinggi yang dapat digesa untuk itu.
Narawita Swarna Persada adalah penerbit buku-buku Riau yang dikelola oleh putera tempatan. Direkturnya, Masrinur, S.Pdi mengatakan, acara yang dihelat adalah sebagai media untuk membumikan budaya Melayu di Riau. “Kekuatan kebudayaan di masa mendatang, bergantung pada upaya-upaya yang kita lakukan kemarin dan hari ini,” ujarnya yang didampingi Ketua Panitia Syaiful Anuar, S.Pd., M.Pd.
Berita Lainnya
Bupati Inhil Rotasi 36 Pejabat, Ini 3 Pesan Pentingnya
Duri Barat Raih Terbaik Katagori Lomba Evaluasi Kinerja Kelurahan, Terima Penghargaan Dari Camat Mandau
Bupati Inhil Salurkan Bantuan kepada Warga Korban Kebakaran di Lorong Waspada
Sekda Riau: Mulai November 2023, Pemprov Tutup Penganggaran Tenaga Honorer
Puskesmas Wira Bangun Lakukan Vaksinasi Covid -19 Tahap Pertama
Update Corona di Riau Hari Ini: 71 PDP Negatif Covid-19 dan Dipulangkan
Carut Marut SE Mendagri, Pemko Tanjungpinang mendapat Restu dari Mendagri soal Pengangkatan Pejabat
Surati Kemendikbud, Gubernur Ingin Hasil Seleksi PPPK Guru di Riau sesuai Formasi Awal
Terbaik Untuk Daerah, Bupati Pekerja Keras Demi Kemajuan Kabupaten Inhil
Way Kanan Siap Sukseskan Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional
RSUD AA Siapkan Tempat Vaksinasi Sendiri Bagi Nakesnya
Permintaan Ekspor Naik, Harga Sawit Riau Ikut Naik Pekan Ini